2 Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu
keadaan yang memuaskan cocok dengan tuntutan situasi akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.
13
Sehubungan dengan pendapat Thorndike mengenai proses belajar di atas penulis juga berpendapat selaras dengan hal itu bila dikaitkan dengan manusia, yakni
ketika seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, baru setelah individu yang belajar itu harus mengadakan percobaan-percobaan berulang kali baru seseorang
tersebut dapat menemukan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight, dan belajar tersebut dapat lebih terbantu bila ia memperoleh
suatu kepuasan disertai suatu perasaan senang dengan kegiatannya. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari low of effect itu dapat terlihat dalam hal memberi
penghargaanganjaran dan juga dalam hal memberi hukuman dalam pendidikan akan tetapi yang lebih memegang peranan dalam pendidikan adalah hal memberi
penghargaanganjaran dan itulah yang dianjurkan.
2. Pengertian Prestasi
Belajar
Secara sederhana “prestasi” adalah prestasi yang telah dicapai.
14
Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu “prestatie” yang kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
15
Ada juga yang
13
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Bandung :Remaja Rosdakarya, 1996, cet ke 11, h.
14
Hanafi Ridwan Lila Maryati, Kamus Besar Bahasa Indonesia Populer, Surabaya : Tiga Dua, 1992, h. 25
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Intruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996, H.2
mengertikan sebagai prestasi yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan.
16
Tabroni Rusyan menyebutkan bahwa prestasi belajar yang dicapai individu merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri internal maupun dari luar eksternal.
17
Adapun Raka Joni berpendapat bahwa “prestasi belajar merupakan hasil penilaian tugas-tugas yang dilakukan dalam bentuk
angka-angka.
18
Menurut Muhibbin Syah “Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar tertentu, atau
setelah ia menerima pelajaran dari seorang guru pada suatu saat.
19
Senada dengan ungkapan di atas yang dikemukakan oleh Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi
belajar adalah “penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
20
Sementara itu menurut S. Nasution prestasi belajar adalah “suatu perubahan individu yang belajar,
perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan juga membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar.
21
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai individu dari aktualisasi potensi yang dimilikinya dalam
16
M. Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta : Pustaka Insani, Tth, h. 23
17
A. Tabroni Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Karya, 1989, h. 81
18
Raka Jhoni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Surabaya : Karya Anda, 1986, h. 6
19
Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 13
20
Surtatinah Tirtonegoro, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya, Jakarta : Bina Aksara, tt,h.43
21
S. Nasution, Didiaktik Dasar-Dasar Mengajar, Bandung : Jemmars, 1995, h.25
jangka waktu tertentu. Dalam pendidikan prestasi belajar dilambangkan dengan nilai yang berbentuk angka. Dengan demikian prestasi belajar yang sudah
diperoleh erat hubungannya dengan cita-cita yang ditanamkan oleh guru kepada anak didik. Hal ini mengandung pengertian bahwa potensi belajar merupakan
manifestasi dari kemampuan yang bersangkutan, dan merupakan manifestasi dari kemampuan yang bersangkutan, dan merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri internal maupun dari luar ekternal
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar