PELAYANAN SOSIAL YANG DIBERIKAN

69  Dengan ketentuan waktu kerja dan tugas kerja bergilir shift sebagai berikut: Urutan Shift Hari Kerja Jam Masuk Jam Pulang Shift I Senin – Jumat 07:00 WIB 15:00 WIB Sabtu 07:00 WIB 12:00 WIB Shift II Senin – Jumat 15:00 WIB 23:00 WIB Sabtu 12:00 WIB 17:00 WIB Shift III Senin – Jumat 23:00 WIB 07:00 WIB Sabtu 17:00 WIB 23:00 WIB

IV.6. PELAYANAN SOSIAL YANG DIBERIKAN

A. PROGRAM KELUARGA BERENCANA Pengusaha dan serikat pekerja bersepakat bahwa sudah menjadi tanggung jawab masing-masing pekerja untuk turut menjalankan dan berpartisipasi pada program Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah. Perusahaan turut berpartisipasi untuk menunjang keberhasilannya. 1. Program Keluarga Berencana di perusahaan merupakan salah satu wujud kegiatan dalam menunjang program pemerintah serta meningkatkan kesejahteraan pekerja. Untuk itu perlu adanya peran serta secara aktif dari pihak serikat pekerja, pekerja, dan pengusaha guna suksesnya Program Keluarga Berencana di perusahaan. 2. Program Keluarga Berencana dikembangkan melalui kegiatan komunikasi, edukasi dan fasilitas Poliklinik sesuai dengan misi Keluarga Berencana dan penetapan syarat dan kondisi kerja pekerja. 70 B. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BPJS KETENAGAKERJAAN Pengusaha mengikutsertakan seluruh pekerja tanpa terkecuali pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan BPJS KETENAGAKERJAAN yang meliputi program: 1. Jaminan Kematian 2. Jaminan Kecelakaan Kerja 3. Jaminan Hari Tua Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun 1993 iuran program Jaminan Hari Tua dilaksanakan sebagai berikut: 1. 2 ditanggung oleh pekerja 2. 3,7 ditanggung oleh perusahaan Sesuai dengan sifat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, maka setiap pekerja berkewajiban memberikan data pribadi yang benar, terbaru dan bertanggung jawab untuk menyimpan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan sebaik-baiknya. C. PROGRAM JAMINAN KESEHATAN PEKERJA Pengusaha dan serikat pekerja bersepakat bahwa pemeliharaan dan perawatan kesehatan pekerja beserta keluarga adalah menjadi tanggung jawab pekerja sendiri. Namun demikian, guna membantu dan meringankan beban biaya pemeliharaan dan perawatan serta tanggung jawab pemantauan perkembangan kesehatan pekerja, maka pengusaha mengembangkan dan menjalankan program sebagai berikut: 1. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang meliputi: 71 a. Program Bantuan Rawat Jalan bagi pekerja, isteri dan 3 tiga orang anak sah yang didaftar di perusahaan guna keperluan pemeriksaan dokter, pemeriksaan medis lainnya dan pembelian obat-obatan dapat diklaim kepada perusahaan dengan biaya maksimum sesuai ketentuan sebagai berikut: a.1. Pekerja Lajang: Pekerja Golongan 3-10 Rp 1.350.000,- nettotahun Pekerja Golongan 11-13 Rp 1.650.000,- nettotahun a.2. Pekerja Berkeluarga: Pekerja Golongan 3-10 Rp 1.550.000,- nettotahun Pekerja Golongan 11-13 Rp 1.850.000,- nettotahun a.3. Tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur tersendiri. b. Program Bantuan Biaya Rawat Inap di Rumah Sakit bagi pekerja, isteri dan 3 tiga orang anak sah yang didaftar di perusahaan yang dapat diklaim kepada perusahaan dengan biaya maksimum sesuai ketentuan sebagai berikut: b.1.Pekerja Lajang: Pekerja Golongan 3-10 Rp 25.000.000,- nettotahun Pekerja Golongan 11-13 Rp 35.000.000,- nettotahun b.2.Pekerja Berkeluarga: Pekerja Golongan 3-10 Rp 42.500.000,- nettotahun Pekerja Golongan 11-13 Rp 52.500.000,- nettotahun b.3.Pengertian rawat inap rumah sakit ini meliputi pemeriksaan sebelum rawat inap dan sesudah rawat inap. b.4.Standard perawatan rumah sakit adalah: Pekerja Golongan 3-10 Tarif perawatan Kelas III Pekerja Golongan 11-13 Tarif perawatan Kelas II 72 b.5.Program rawat inap diberikan kecuali untuk perawatan kesehatan akibat:  Tujuan mempercantik diri  Kegemaran beresiko tinggi  Penyakit kelamin  Penggunaan narkoba dan minuman keras  Perbuatan melanggar hukum Tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur tersendiri. c. Program Bantuan Pembelian Kacamata bagi pekerja yang sudah bekerja selama 3 tiga bulan dan diharuskan oleh dokter mata menggunakan kacamata karena terjadi pengurangan ketajaman penglihatan diatur sebagai berikut: c. 1. Biaya penggantian lensacontact lens Rp 500.000, netto c. 2. Biaya penggantian bingkai setiap 3 tiga tahun Rp 500.000, netto d. Perusahaan menyelenggarakan Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala bagi pekerja yang dilaksanakan setahun sekali dengan tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur tersendiri. e. Perusahaan menyediakan poliklinik di pabrik guna keperluan darurat yang dapat digunakan oleh pekerja dan keluarga yang berdomisili di sekitar pabrik yang tata cara dan prosedur pelaksanaannya akan diatur tersendiri. 2. Biaya perawatan dan pengobatan yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha dan akan diklain ke BPJS Ketenagakerjaan. 73 D. BANTUAN KELAHIRAN Pengusaha dan serikat pekerja bersepakat bahwa melahirkan adalah sesuatu yang diinginkan dan direncanakan pekerja sesuai dengan prinsip Keluarga Berencana. Kepada pekerja wanita dan istreri pekerja yang melahirkan, maka biaya kelahiran dapat diklaim sebagai bagian dari program bantuan Rawat Inap dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Masa kerja pekerja minimal adalah 1 satu tahun. 2. Bantuan biaya diberikan sampai dengan kelahiran anak ke 3 tiga. 3. Biaya melahirkan yang dapat diklaim adalah biaya melahirkan sesuai dengan kelas perawatan yang telah ditetapkan. 4. Untuk perawatan Rumah Sakit karena keguguran dan persalinan abnormal diatur tersendiri. 5. Apabila suami atau isteri pekerja bekerja di perusahaan atau salah satu anak perusahaan maka bantuan kelahiran diberikan kepada salah satu pekerja dengan nilai bantuan kelahiran terbaik. E. KOMPENSASI KECELAKAAN KERJA 1. Apabila terjadi kecelakaan kerja sesuai yang dimaksud dalam Undang-undang Kecelakaan Kerja, maka perusahaan akan mengganti biaya-biaya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 dan Undang-Undang No. 3 tahun

1992. Jaminan kecelakaan kerja meliputi:

a. Biaya pengangkutan b. Biaya pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan c. Biaya rehabilitasi 74 d. Santunan-santunan d. 1. Santunan sementara tidak mampu bekerja d. 2. Santunan cacat d. 3. Santunan kematian 2. Besarnya jaminan tersebut di atas didasarkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3. Dengan keikutsertaan perusahaan dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja di Jamsostek maka seluruh peggantian biaya-biaya dari PT Jamsostek terhadap kasus kecelakaan tersebut menjadi hak perusahaan. F. KECELAKAAN DI LUAR JAM KERJA 1. Yang dimaksud dengan kecelakaan di luar jam kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh pekerja dan terjadi pada saat di luar jam kerja dan tidak dalam melaksanakan tugas. 2. Apabila pekerja mengalami kecelakaan pada saat tidak dalam tugas dan di luar jam kerja dan perlu perawatan rawat inap di Rumah Sakit, maka perusahaan memberikan bantuan biaya perawatan di Rumah Sakit, sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang penggantian biaya rawat inap. 3. Dalam hal pekerja mengalami kecelakaan di luar jam kerja dan tidak dalam melaksanakan tugas dan menderita sakit berkepanjangan, maka kepada pekerja tersebut perusahaan akan menetapkan gaji atau upah sesuai dengan ketentuan tentang tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan. 4. Dalam hal pekerja mengalami kecelakaan di atas dan atas keputusan dokter menyatakan cacat jasmani dan rohani sehingga tidak mampu bekerja melebihi 12 dua belas bulan berturut-turut, maka perusahaan dapat melakukan Pemutusan 75 Hubungan Kerja dengan memberikan hak-hak pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Apabila pada kecelakaan tersebut menyebabkan pekerja meninggal dunia, maka perusahaan akan memberikan bantuan sesuai ketentuan tentang Bantuan Duka Cita. G. JAMINAN MAKAN Dalam rangka mempertahankan stamina dan produktifitas kerja pekerja, pengusaha menyediakan fasilitas makan di kantin pabrik dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pekerja wajib makan di tempat atau di ruang yang telah ditetapkan. 2. Pekerja yang tidak memanfaatkan fasilitas makan di kantin tidak berhak atas pengganti makan. 3. Pekerja yang karena sifat dan tugas pekerjaannya harus dilaksanakan di luar lokasi kerjanya dapat diberikan uang pengganti makan yang besarnya ditentukan tersendiri. 4. Bagi pekerja yang melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, maka diberikan uang pengganti makan yang besarnya sesuai dengan standar kantin. H. BANTUAN DUKA CITA 1. Apabila pekerja meninggal dunia, maka perusahaan akan memberikan kepada ahli warisnya sebagai berikut: a. Gaji atau upah pada bulan berjalan b. Bantuan pemakaman b. 1. Pekerja Golongan 3-10 Rp 5.000.000,- netto 76 b. 2. Pekerja Golongan 11-13 Rp 5.500.000,- netto c. Sesuai dengan perundang-undangan, dengan meninggalnya pekerja, maka pengusaha akan menyelesaikan hubungan kerja bersamanya dan memberikan uang pesangon sesuai dengan ketentuan tentang purna bakti. 2. Dalam hal keluarga pekerja isteri, suami, dan anak-anak sah meninggal dunia, pengusaha memberikan bantuan pemakaman dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pekerja Golongan 3-10 Rp 3.500.000,- netto b. Pekerja Golongan 11-13 Rp 3.750.000,- netto I. BANTUAN SUKA CITA Pengusaha memberikan bantuan suka cita kepada pekerja yang menikah untuk pertama kali dengan ketentuan: 1. Diberikan kepada pekerja yang telah bekerja di perusahaan sekurang-kurangnya 1 satu tahun. 2. Diberikan kepada pekerja yang menikah pada usia minimal 25 dua puluh lima tahun untuk pekerja pria, 21 dua puluh satu tahun untuk pekerja wanita. 3. Besarnya nilai bantuan suka cita adalah sebagai berikut: a. Pekerja Golongan 3-10 Rp 850.000,- netto b. Pekerja Golongan 11-13 Rp 950.000,- netto 4. Apabila terjadi pernikahan antar sesama pekerja di perusahaan atau anak perusahaan, maka bantuan suka cita diberikan kepada salah satu pekerja saja dengan nilai terbaik. 77 J. PURNA BAKTI PEKERJA 1. Telah merupakan kesepakatan antara pengusaha dan serikat pekerja bahwa usia 55 lima puluh lima tahun adalah batas usia pekerja untuk mengakhiri masa bakti dan pekerja yang mencapai usia purna bakti diberikan santunan purna bakti berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang dibayarkan kepada pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena mencapai usia purna bakti. 2. Pekerja yang telah mencapai usia purna bakti diberikan santunan purna bakti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan komponen perhitungan sebagai berikut: a. Gaji atau upah pokok terakhir b. Tunjangan Hari Raya yang dihitung secara proposional c. Insentif rata-rata 6 enam bulan terakhir jika ada 3. Disamping pemberian santunan purna bakti, pengusaha memberikan penghargaan atas masa bakti pekerja yang tata cara dan prosedurnya diatur secara tersendiri. 4. Sepanjang santunan purna bakti belum diatur oleh Peraturan Pemerintah dan mempertimbangkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku maka perusahaan akan memberikan tambahan atau uang kebijaksanaan, yang jumlahnya ditetapkan tersendiri oleh pengusaha sesuai kemampuan. 5. Bila dikeluarkan Peraturan Dana Pensiun yang selaras dengan Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 tahun 1992, maka ketentuan pasal 43 ayat 1 dan 2 akan mengikuti ketentuan baru dalam Peraturan Dana Pensiun dan selanjutnya ayat 1 dan 2 tersebut tidak berlaku lagi. 78 K. BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN ANAK PEKERJA Pengusaha memberikan bantuan biaya pendidikan anak pekerja yang syarat- syarat perolehan, tata cara dan prosedur pelaksanaannya diumumkan setiap tahun. L. TEMPAT IBADAH Pengusaha menyediakan ruangan atau tempat sholat yang dipergunakan dan dipelihara sesuai dengan peruntukannya. M. SARANA OLAH RAGA Pengusaha menyediakan fasilitas dan sarana olah raga bagi pekerja sebagai salah satu usaha peningkatan kesehatan pekerja. N. PENGHARGAAN MASA BAKTI DAN PURNA BAKTI PEKERJA 1. Penghargaan masa bakti pekerja dapat diberikan dalam bentuk piagam atau plakat untuk masa bakti 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 tahun. 2. Pekerja yang mengakhiri masa baktinya di perusahaan karena telah mencapai usia purna bakti 55 lima puluh lima tahun akan mendapat penghargaan atas masa baktinya yang tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur tersendiri.

IV.7. SERTIFIKASI PERUSAHAAN