Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan
menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun
hipoglikemia Soegondo, 2004.
2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan
dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk
kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan
bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses
metabolism itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam
sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh
darah yang artinya kadarnya didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan
Universitas Sumatera Utara
akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya insulin banyak, tetapi karena
lubang kuncinya reseptor kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar glukosa dan glukosa didalam pembuluh
darah meningkat Waspadji, 2002.
2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus
1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu
merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan.
2. Kerusakan ginjal.
3. Ganggren infeksi berat pada kaki hingga membusuk.
4. Kebutaan.
5. Serangan stroke.
6. Serangan jantung koroner.
7. Kematian mendadak.
2.1.6. Pengobatan