1. Identitas para pihak
a. Perusahaan inti plasma Perusahaan inti adalah perusahaan yang berskala menengah Badan Usaha Milik
Swasta BUMS yang melakukan usaha di bidang perkebunan. Dalam perjanjian
inti plasma antara petani plasma dengan perusahaan inti di Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, yang bertindak sebagai perusahaan inti adalah PT. Anugerah
Langkat Makmur, dalam hal membuat perjanjian inti plasma dengan petani plasma di wilayah Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.
b. Petani Plasma
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
Petani plasma adalah petani peserta PIR, yang memiliki lahan disekitar wilayah perkebunan perusahaan inti dan telah terdaftar sebagai anggota
Koperasi Unit Desa KUD setempat yakni KUD Berkat Anugerah Jaya BAJA PIR LOK SEI LEPAN Kabupaten Langkat yang berada disekitar
perkebunan perusahaan inti PT. Anugerah Langkat Makmur. Jumlah anggota dari KUD tersebut yakni 243 KK dengan rincian anggota non aktif
berjumlah 17 KK sedangkan jumlah anggota aktif berjumlah 226 KK. Dalam hal 17 KK anggota yang non aktif sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Langkat No. 593.611SKtahun 2001 tanggal 18 Oktober 2001. Dalam penandatanganan perjanjian inti plasma, petani plasma ini diwakili oleh KUD
Berkat Anugerah Jaya BAJA PIR LOK SEI LEPAN Kabupaten Langkat, dengan pemberian kuasa. Hal ini sesuai Pasal 1792 jo 1793 KUHPerdala. Ketua
Koperasi unit desa ini adalah pihak yang bertindak untuk dan atas nama petani
plasma dalam menandatangani perjanjian inti plasma yang dibuat antara perusahaan inti dengan petani plasma, namun dalam hal ini petani plasma dapat juga diwakili
oleh ketua kelompok tani . Para pihak yang disebutkan di atas adalah para pihak yang langsung terlibat dalam penandatanganan perjanjian inti plasma. Selain itu
untuk pelaksanaan pembangunan kebun plasma, petani plasma memanfaatkan skim kredit KPA. Mekanisme penyaluran kredit untuk petani plasma ini,
melibatkan pihak Bank sebagai penyalur kredit kepada petani plasma. Dalam proyek inti plasma ini Bank penyalumya adalah Bank BRI Cabang Binjai. Hal . ini tampak
pada Surat Pernyataan Hutang SPH yang ditandatangani oleh petani plasma. Perjanjian inti plasma yang dibuat antara perusahaan inti dengan petani plasma
ini melahirkan hubungan hukum para pihak. Hubungan hukum sebagai hubungan-hubungan yang timbul dalam pergaulan masyarakat, yang diatur oleh
hukum dan menimbulkan akibat hukum bagi para pihak. Hal tersebut dilakukan dengan menentukan batas hak-hak dan kewajiban para pihak tersebut.
117
Hubungan hukum itu dapat terjadi antara dua orang atau lebih. Pihak yang berhak atas prestasi kreditur adalah pihak yang aktif atau berpiutang dan pihak yang
wajib memenuhi prestasi pihak yang pasif adalah debitur atau yang berhutang. Para pihak pada suatu perikatan disebut subyek-subyek perikatan, yaitu kreditur yang
berhak dan debitur yang berkewajiban atas prestasi.
118
Debitur harus selalu dikenal atau diketahui, karena ini penting untuk menuntut pemenuhan prestasi.
117
Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan Ke 16 Jakarta: Pradya Paramita, 1980, hlm. 53-57
118
R. Setiawan, Op.cit, hlm. 5
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
Prestasi atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut juga dengan istilah
:
”performance dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri
untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan term dan condition, sebagaimana disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.
119
Dalam hal perjanjian inti plasma Kelapa Sawit antara petani plasma dengan perusahaan inti, yang bertindak
sebagai kreditur adalah pihak Bank, sedangkan yang bertindak sebagai debitur adalah petani plasma itu sendiri.
2. Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Inti Plasma a. Hubungan Hukum Antara Petani Plasma Dengan Perusahaan Inti
Hubungan hukum yang terjadi: antara petani plasma dengan perusahaan inti, terjadi dalam kontrak produksi. Dalam hal ini pihak inti pemberi kontrak
biasanya memberi bantuan teknis dan sarana produksi. Pada prinsipnya hubungan hukum antara petani plasma dengan perusahaan inti adalah
terbentuk jual beli. Artinya pihak perusahaan inti membeli produk petani plasma, yaitu berupa TBS Kelapa Sawit, yang telah ditentukan standar
mutunya. oleh pihak inti, dan kemudian TBS tadi diolah menjadi Crude Palm Oil CPO di pabrik perusahaan inti, jual beli adalah suatu perjanjian timbal-
balik dalam mana pihak yang satu penjual. berjanji untuk menyerahkan hak mi l i k a t a s s u a t u b a r a n g sedang pihak yang lain pembeli, berjanji untuk
119
Munir Fuady, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm. 87
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan atas perolehan hak milik tersebut.
Menurut Abdul kadir Muhammad adalah, Perjanjian dengan mana penjual atau setuju memindahkan hak milik atas barang kepada pembeli sebagai
imbalan sejumlah uang yang disebut harga.
120
Jadi di sini yang bertindak sebagai penjual adalah petani plasma dan yang bertindak sebagai pembeli
adalah perusahaan inti.
b. Hubungan Hukum Antara KUD Dengan Petani Plasma
Hubungan hukum yang terjadi antara KUD dengan petani plasm adalah pemberian kuasa berdasarkan Pasal 1792 KUHPerdata. Oleh karena Ketua
KUD, bertindak untuk dan atas nama petani, yang mewakili setiap hak dan kewajiban petani plasma, dalam perjanjian produksi dan jual beli basil TBS
antara pemisahan inti dengan petani plasma. Pemberi kuasa mewakilkan penerima kuasa untuk mengurus dan melaksanakan kepentingan pemberi
kuasa. Penerima kuasa bertindak untuk dan atas nama si pemberi kuasa. Kata atas nama dalam Pasal 1792 KUHPerdata menunjukkan kata mewakili
pemberi kuasa.
121
Ketua KUD, bertindak untuk dan atas nama petani plasma, mengumpulkan TBS Kelapa Sawit, dan kemudian menjual nya kepada pihak
perusahaan inti, setelah itu KUD, menerima pembayaran dari pihak perusahaan inti. Setelah dipotong dengan kredit dan biaya angkut,
120
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986, hlm. 243
121
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986, hlm. 306
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
barulah sisa uang nya diberikan kepada petani plasma Kelapa Sawit. Hal ini sesuai dengan Pasal 1793 ayat 1 KUHPerdata yang menyatakan, Kuasa
dapat diberikan dan diterima dalam suatu akta umum, dalam suatu tulisan di bawah tangan, bahkan dengan sepucuk surat ataupun dengan lisan. Pada
kenyataannya kuasa yang diberikan petani kepada Ketua KUD tersebut berdasarkan kuasa lisan. Di samping hubungan hukum seperti -disebutkan
di atas, terdapat juga hubungan kemitraan, karena Koperasi Unit Desa KUD, adalah sebagai mitra dengan perusahaan inti. Hubungan kemitraan antara
Perusahaan Inti dengan Kopersai Unit Desa KUD harus dituangkan dalam perjanjian kerjasama secara tertulis yang memuat hak, kewajiban dan sanksi dan
berpedoman kepada keputusan bersama. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Chairuddin Harahap Corporate Secretary PT. Anugerah Langkat Makmur sebagai
berikut:
122
” Hubungan kemitraan dibidang perkebunan adalah hubungan
kerjasama di bidang pengembangan usaha perkebunan antara KUD dengan Perusahaan Inti disertai pembinaan Perusahaan Inti kepada
KUD, yang dijiwai prinsip saling memerlukan. saling memperkuat dan saling menguntungkan. Salah satu tugas KUD, adalah
menghimpun daya usaha petani-petani kecil yang mengelolah usaha- usaha tani mereka yang tidak efisien supaya menjadi satu kesatuan
usaha yang menyamai perusahaan-perusahaan yang maju. Akan tetapi dalam kenyataannya tugas KUD lebih banyak sebagai fasilitator
perusahaan inti kepada petani plasma, bukan sebaliknya menjadi fasilitator dan dinamisator antara petani plasma dengan perusahaan
inti”.
122
Hasil wawancara dengan Chairuddin Harahap, Corporate Secretary PT Anugerah Langkat Makmur, tanggal 17 Desember 2008
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
c. Hubungan Hukum Antara Petani dengan Bank
Kebun plasma adalah areal kebun yang dibangun dilahan milik petani peserta dengan tanaman perkebunan oleh perusahaan inti dengan menggunakan skim Kredit
Koperasi Primer untuk Anggotanya.
123
Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya adalah, kredit investasi dan atau kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank kepada
Koperasi Primer untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya guna membiayai usaha anggota yang produktif. Petani plasma dalam, melaksanakan usahanya memerlukan
dukungan modal yang tidak sedikit. Modal usaha tani dalam arti mikro, adalah faktor produksi modal yang disediakan, diolah dan dikontrol di dalam suatu
usaha tani, baik perusahaan agriindustri, maupun suatu usaha tani yang masih sederhana.
Berdasarkan Surat Pengakuan Hutang SPH yang dibuat oleh pihak petani plasma dengan pihak Bank, merupakan suatu hubungan hukum pinjam meminjam.
Pihak Bank bertindak sebagai pemberi pinjaman kreditur dan pihak petani sebagai peminjam debitur. Hal sebagaimana dikemukakan oleh Alpi Sahari sebagai
berikut:
124
”Surat Pengakuan Hutang SPH yang dibuat oleh pihak petani plasma dengan pihak Bank, merupakan suatu hubungan hukum pinjam
meminjam sebagaimana dimakusd oleh Pasal 1754 jo 1765 KUHPerdata. Kredit merupakan penunjang pembangunan di mana
diharapkan masyarakat dari semua lapisan dapat berperan serta. Pemerintah, memprogramkan dua jenis kredit, baik jenis kredit yang
123
Pasal 1 ayat 1 Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Pembinaan Pengusaha Kecil No. 73KptsKB.51021998 dan No. 01SKBMII1998
124
Hasil wawancara dengan Alpi Sahari, Staf Legal PT. Anugerah Langkat Makmur, tanggal 18 Desember 2008
Musa Rajekshah : Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam Pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program Revitalisasi Perkebunan, 2009
USU Repository © 2008
merupakan bantuan, maupun kredit yang diperuntukkan bagi golongan ekonomi lemah dengan segala fasilitas yang meringankan. Pemberian
kredit merupakan salah satu jenis usaha Bank, yaitu dengan menyalurkan dana yang terhimpun dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dana. Penyaluran kredit merupakan program bantuan
pemerintah berupa Kredit Likuidasi dari Bank Indonesia antara lain dalam bentuk kredit usaha tani KUT.”
3. Kewajiban dan Hak Para Pihak Dalam Perjanjian Inti Plasma