33 Perusahaan membiasakan diri mendengarkan para pelanggannya dan mencoba untuk
menyuguhkan kualitas dan pelayanan yang diinginkan pelanggannya. 3.
Mereka mendorong pemimpin yang mandiri dan berjiwa wirausaha Perusahaan mendorong para pekerjanya mengambil risiko dan kreatif dalam bekerja.
4. Mereka mencapai produktivitas melalui orang
Perusahaan harus menganggap bahwa para anggotanya sebagai sumber produktivitas. Perbedaan tajam antara manajemen dengan pekerja sangat dihindari.
5. Mereka mendorong manajemen yang transparan
Di dalam perusahaan, manajemen mengetahui apa yang sedang terjadi, sebab manajemen tetap dekat dengan kegiatan operasi perusahaan, seperti mengunjungi
bagian-bagian dan melakukan inspeksi ke pabrik. 6.
Mereka tetap berpegang pada apa yang mereka ketahui Perusahaan mengetahui apa bisnis yang digelutinya, tidak berusaha untuk terlibat
dalam kegiatan dimana mereka tidak ahli. 7.
Mereka memiliki struktur organisasi yang sederhana dan bersandar pada puncaknya.
Perusahaan dibentuk dengan struktur yang sederhana, tanpa struktur organisasi yang rumit, dengan staf yang relatif sedikit pada puncak hierarkinya.
8. Mereka bersifat desentralisasi longgar dan sentralisasi ketat
Perusahaan pada umumnya terdesentralisasi, dalam arti pekerjanya relatif memiliki otonomi, tetapi sangat tersentralisasi dalam arti tujuan dan nilai-nilainya.
II.3.1 Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Di dalam sebuah organisasi, secara khusus fungsi komunikasi meliputi
Universitas Sumatera Utara
34 pesan-pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi dan inovasi.
Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi
berfungsi.” Terdapat dua dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi perusahaan, yaitu
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. 1.
Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya
perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung operasi dan manajemen Effendy, 2006:122.
Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. a.
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah downward communication dan dari bawah ke atas upward communication, adalah komunikasi
dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dan di sisi lain, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan
dan sebagainya kepada pemimpin. b.
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.
Komunikasi internal terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi persona Personal Communication dan komunikasi kelompok Group Communication. Rumanti,
2002:89-90
Universitas Sumatera Utara
35 Komunikasi persona ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung
dengan cara tatap muka face to face communication dan dengan menggunakan media mediated communication. Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara
seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. 2.
Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi ekternal terdiri dari komunikasi dari
organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Kegiatan Internal public relations tergolong dalam komunikasi internal. Sesuai
dengan tujuan internal public relations yakni membina hubungan yang harmonis antara publik yang ada di dalam organisasiperusahaan, yaitu dengan cara membina
komunikasi dua arah antara pimpinan dan karyawan atau antara sesama karyawan yang bersifat persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan dengan cara tertulis,
yakni menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur; dengan cara lisan, yakni mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah; dan dengan cara conseling, yakni
dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut
memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama- sama.
Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Komunikasi informal
adalah komunikasi yang disetujui secara social yang berorientasi kepada anggotanya secara individual Wiryanto, 2005: 54.
Universitas Sumatera Utara
36
II.3.2 Arus Komunikasi Dalam Organisasi