2.4.2 Komponen Proses
Menurut Sulaeman 2009, tahapan proses yaitu merubah masukan menjadi keluaran dengan melaksanakan fungsi-fungsi menejemen dan
pelayanan kesehatan yang ditunjang oleh standar mutu pelaksanaan dan standard operating procedure SOP serta sistem informasi.
Tahapan poses
pada kegiatan
posyandu terdapat
pada penyelenggaraan kegiatan posyandu. Tahapan ini merupakan indikator untuk
menilai kegiatan posyandu, tahapan tersebut diantaranya Nusi, 2006 :
1. Tahap Persiapan: Tahapan ini merupakan tahapan sebelum hari buka
posyandu H-1, diaman kader bertugas mempersiapkan kebutuhan yang dibutuhkan seperti tempat pelaksanaan kegiatan posyandu,
sarana posyandu, bahan PMT, sekaligus pembagian tugas antar kader agar kegiatan penimbangan berjalan dengan baik Nusi, 2006.
2. Tahap Pendaftaran dan Penimbangan : Kegiatan pendaftaran dan
penimbangan yang merupakan tugas kader posyandu pada saat hari buka posyandu.Pada pelaksanaannya berdasarkan sistem 5 meja,
pendaftaran dan penimbangan berada pada meja ke 1 dan ke 2 Nusi, 2006.
3. Tahap Penyuluhan : Rendahnya pelaksanaan penyuluhan berkaitan
dengan penguasaan kader terhadap materi penyuluhan yang akandiberikan. Selain itu, ada rasa sungkan pada kader yang lebih
muda memberika penyuluhan kepada kader yang lebih tua Kasmita, dkk, 2000. Penyuluhan yang diberikan kader sedikitnya menjelaskan
tentang makna grafik perkembangan berat badan balita yang tertera pada KMS balita kepada ibunya, menjelaskan makna pengukuran
LILA pada ibu hamil, dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil yang mengacu pada KMS ibu hamil Nusi, 2006. Oleh sebab itu,
kualitas kader akan memberikan pengaruh pada kinerja posyandu. 4.
Tahap Pelayanan paket Gizi dan Kesehatan : Pada tahap ini, tugas kader posyandu yaitu mendistribusikan tablet besi, vitamin A untuk
bayi dan balita, dan pemberian PMT. Selain itu, jika ditemukan adanya kasus gizi buruk, maka kader menganjurkan untuk ibu
membawa anaknya ke Puskesmas Nusi, 2006. 5.
Tahap Pembuatan Laporan dan Rencana Tindak Lanjut : Tahap pembuatan laporan dan tindak lanjut berdasarkan hasil penelitian
Kasmita dkk 2000 memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah balita dengan status gizi kurang, dengan kata lain semakin
rendah pelaksanaan pelaporan dan tindak lanjut maka, semakin tinggi jumlah anak dengan status gizi kurang. Oleh Karena itu, pembuatan
laporan dan tindak lanjut memiliki peran penting pada kinerja posyandu.
2.4.3 Komponen Output