Hasil Wawancara Hasil Catatan Lapangan

54 4 Bekerja Keras Berdasarkan tabel di atas, bekerja keras menempati urutan keempat. Orang yang bekerja keras akan berusaha sebaik- baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet. Siswa akan mengerjakan tugas sampai selesai dan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin. Orang yang bekerja keras tidak pernah putus asa walaupun diberi tugas yang sulit dan menemui hambatan. Mereka tetap bersemangat dan mengerjakan dengan segenap kemampuan yang dimiliki walaupun harus berusaha keras sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. 5 Mempunyai Waktu Khusus untuk Belajar Berdasarkan tabel di atas, memiliki waktu khusus untuk belajar menempati urutan kelima. Siswa melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan belajar dan mentaati jadwal tersebut, menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

2. Hasil Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui kesesuaian jawaban siswa dengan angket yang mereka isi. Wawancara dilakukan pada 3 orang siswa pada masing-masing kelas yang mewakili kategorisasi motivasi berprestasi. Karena tidak terdapat siswa dengan kategori motivasi 55 berprestasi sangat rendah dan rendah, maka hanya mencakup 3 kategori saja, yaitu : sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Wawancara yang dilakukan peneliti meliputi wawancara tentang metode investigasi kelompok di kelas eksperimen dan metode ekspositori di kelas kontrol, wawancara tentang motivasi berprestasi di kedua kelas, dan wawancara dengan guru biologi tentang pembelajaran biologi dan motivasi berprestasi siswa. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa pada kelas eksperimen siswa menyukai metode investigasi kelompok, sedangkan pada kelas kontrol siswa merasa agak bosan dan mengantuk. Hal ini disebabkan dalam metode investigasi kelompok berorientasikan tugas yang dilakukan dengan bekerja sama disertai tanggung jawab individu dan kelompok yang tinggi, siswa dapat bertukar pengetahuan karena anggota kelompok memiliki kemampuan yang heterogen. Sedangkan dengan metode ekspositori siswa merasa bosan, apalagi tidak diselingi latihan, tanya jawab atau permainan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru biologi, diketahui bahwa motivasi berprestasi siswa terhadap mata pelajaran biologi kurang. Dengan demikian metode investigasi kelompok dapat memberikan pengaruh positif terhadap siswa. Adanya pengaruh positif tersebut membuat siswa ingin memiliki motivasi berprestasi yang tinggi pada mata pelajaran biologi. Siswa akan lebih bersemangat walaupun diberi tugas yang sulit, memiliki tanggungjawab tinggi, tidak menunda tugas, dan dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.

3. Hasil Catatan Lapangan

Berdasarkan catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen, pada awal pertemuan masih ada beberapa siswa yang kurang mengerti dengan penjelasan guru mengenai prosedur pembelajaran dengan metode investigasi kelompok. Biasanya siswa hanya diajar oleh guru dengan metode ceramah, diskusi atau pengelompokan 56 biasa. Tetapi akhirnya proses pembelajaran berlangsung lancar dan siswa mengikuti prosedurnya. Pada pertemuan kedua, siswa merasa mengalami sedikit kesulitan dengan tugas kelompok yang telah diberikan guru, walaupun demikian mereka semua mengerjakan tugas tersebut. Presentasi dan tanya jawab berlangsung cukup kondusif dan siswa berparisipasi aktif. Pada pertemuan ketiga, siswa sangat antusias dengan tugas yang diberikan. Mereka berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran, memiliki sikap disiplin dan tanggungjawab tinggi dengan tugas yang diberikan walaupun diberikan tugas yang berat.

B. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

PERBANDINGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI YANG BERBEDA DI SMAN 2 MENGGALA

1 3 15

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS EKONOMI Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp

0 2 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI Pengelolaan Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen di MAN Paron Kabupaten Ngawi.

0 1 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI Pengelolaan Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen di MAN Paron Kabupaten Ngawi.

0 4 14

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN DATAR ANTARA KELOMPOK YANG MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE DENGAN KELOMPOK YANG MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI DI KELAS VII SMP KANISIUS MUNTILAN

0 5 158