1. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0.05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.
2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 2013
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Asymp.Sig. 2- tailed adalah 0,269, ini berarti di atas nilai signifikan 0,05 atau 5. Oleh
karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S juga menyatakan bahwa
variabel residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikoliniearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau
Unstandardized Residual
N 73
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.63604862
Most Extreme Differences Absolute
.117 Positive
.117 Negative
-.057 Kolmogorov-Smirnov Z
1.001 Asymp. Sig. 2-tailed
.269
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF untuk masing-masing variabel independent terhadap
variabel dependent. Pengambilan Keputusannya :
VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant 3.579
4.806 .745
.459 programkesejahteraan
.491 .117
.467 4.189 .000
.409 2.445 Lingkungankerja
.412 .120
.385 3.452 .001
.409 2.445
a. Dependent Variable: semangatkerjakaryawan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 2013
Pada Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa nilai VIF sebesar 2,445 0,5, Maka tidak terdapat multikolinearitas dan Tolerance sebesar 0,409
0,1, maka tidak terdapat multikolinearitas. Hal ini berarti pada variabel independent, yaitu Program Kesejahteraan dan Lingkungan Kerja terdapat
hubungan linier sempurna atau pasti, diantara variabel tersebut sehingga model regresi layak digunakan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu :
1. Analisis Grafik
Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk
suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji
heteroskedastisitas :
Gambar 4.4 Scatterplot Sumber :Hasil Pengolahan
SPSS 17,0 2013
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.4 dapatterlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Analisis Statistik
Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji glejser Tabel 4.11 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas
dengan uji glejser.
Tabel 4.11 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.339 2.629
.510 .612
Programkesejahteraan .000
.064 -.002
-.008 .993
Lingkungankerja .028
.065 .078
.421 .675
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 2013
Pada Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independent yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependent absolute Ut Absut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5, jadi model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji F Uji Serentak
Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu X yang terdiri dari dua variabel yaitu: Lingkungan
Kerja X
1
dan Lingkungan Kerja X
2
, secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu
Semangat Kerja Karyawan Y.
1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :
H : b
1
= b
2
= 0
Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent Program Kesejahteraan
dan Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Semangat Kerja
Karyawan. H
: b
1
≠ b
2
≠ 0
Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent Program Kesejahteraan dan
Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Semangat Kerja Karyawan.
Peneliti dalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai
berikut : df pembilang = k-1
df penyebut = n-k
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 73 dan jumlah
keseluruhan variabel k adalah 3, sehinga diperoleh : 1. df pembilang = k-1
──► df pembilang 3-1 = 2 2. df penyebut = n-k
──► df penyebut 73-3 = 70 Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 17,0 for Windows, kemudiam akan dibandingkan dengan nilai
F
tabel
pada tingkat α = 5 2:70 = 3,13 dengan kriteria uji sebagai
berikut : H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
H ditolak jika F
hitung
≥ F
tabel
pada α = 5
2. Hasil uji F
hitung
dapat dilihat pada Tabel 4.12 :
Tabel 4.12 Hasil Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 1718.537
2 859.269
63.188 .000
a
Residual 951.901
70 13.599
Total 2670.438
72
a. Predictors: Constant, lingkungankerja, programkesejahteraan b. Dependent Variable: semangatkerjakaryawan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 2013
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 63,188 dengan tingkat siginifikansi 0,000. Sedangkan F
tabel
3,13. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena pada kedua perhitungan yaitu F
hitung
≥ F
tabel
63,188 ≥ 3,13 dan
tingkat signifikansi 0,000 0,05 dengan demikian hipotesis H ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu variabel Program Kesejahteraan dan variabel Lingkungan Kerja secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja Karyawan.
4.4.2 Pengujian Koefisien Determinasi R