5.1.5. Hubungan Sikap dengan Ketidakikutsertaan PUS dalam berKB
Pada analisis bivariat diperoleh nilai P= 0,000 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan ketidakikutsertaan PUS dalam
berKB yaitu responden yang bersikap buruk secara bermakna proporsinya lebih besar pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 10,000 CI 95:3,308-
30,230 menunjukkan bahwa PUS yang bersikap buruk kemungkinan memiliki peluang 10,000 kali lebih besar tidak mengikuti program KB. Dari analisis
penelitian diketahuai bahwa jumlah responden dengan sikap buruk sebesar 71,4 pada kelompok kasus dan pada kelombok kontrol sebesar 20.
Sikap responden yang mayoritas tidak baik berhubungan pula dengan pendidikan yang lebih banyak pada kategori pendidikan dasar dan tingkat
pengetahuan yang juga mayoritas pada kategori rendah, sehingga berpengaruh terhadap pola pikir dan bertindak termasuk dalam pemakaian alat kotrasepsi.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Contohnya adalah seperti sikap setuju
atau tidaknya mereka terhadap informasi alat kontrasepsi dan KB, pengertian alat kontrasepsi dan manfaatnya, serta kesediaannya mendatangi tempat pelayanan,
fasilitas dan sarananya, juga kesediaan mereka memenuhi kebutuhan sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pardosi 2005 yang
mengatakanbahwa diperoleh hubungan yang bermakna antara sikap dengan tingkat kemandirian akseptor KB aktif dalam pemanfaatan program KB mandiri
LIMAS Sig=0,000. Menurut Green dalam Notoatmodjo 2007, bahwa sikap merupakan faktor
penentu perubahan perilaku, sikap menggambarkan suka atau tidak suka
Universitas Sumatera Utara
seseorang terhadap objek dan struktur sikap seseorang merupakan komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun
ketiga komponen tersebut tidak selalu saling berinteraksi untuk membentuk sikap yang utuh total attitude dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Jika
individu hanya mempunyai satu atau dua komponen saja, maka sikap untuk menghasilkan perilaku yang diharapkan belum tentu terbentuk.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatuobjek adalah perasaan mendukung favorable, maupun perasaan
tidak mendukung unfavorable pada objek tersebut. Sikap memiliki tiga komponen yaitu kognitifyaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan
terhadap obyek sikapnya,afektif yaitu berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang dan konatif yangmerupakan kesiapan untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya. Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan.Dalam sikap yang positif
reaksiseseorang cenderung untuk mendekati obyek sedangkan dalam sikap yang negatiforang cenderung untuk menjauhi atau menghindari obyek Azwar, 2003.
5.1.6. Hubungan Ketersediaan