g. Pengambilan keputusan
Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihak- pihak tertentu. Menurut Sarwono 2007 ikatan suami-istri yang kuat sangat
membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suami istri sangat membutuhkan dukungan dari pasangan. Hal itu disebabkan orang yang paling
bertanggung terhada keluarganya adalah pasangan itu sendiri. Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah pedesaan sebagai peran penentu dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami, sedangkan istri hanya bersifat memberikan sumbangan saran.
Hartanto 2004 mengatakan bahwa pertisipasi dalam ber KB tidak dapat diikuti istri tanpa kerja sama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa
pasangan suami-istri harus bersama dalam menentukan program KB yang terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi, membiayai pengeluaran dan
memperhatikan efek yang ditimbulkan karena pemakaian kontrasepsi.
2.2 Konsep Perilaku Kesehatan
Menurut Green dan Kreuter 2005, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni perilaku behavior causes dan faktor dari
luar perilaku non behavior causes. Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni faktor predisposisi predisposing factor, faktor-faktor yang
mendukung enabling factor, dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong reinforcing factor.
a Faktor-faktor predisposisi predisposing factors
Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebaginya. Faktor-faktor ini terutama
yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.
b Faktor pemungkin enabling factors
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersadiaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat masyarakat
memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka
faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. c
Faktor-faktor pendorong reinforcing factors Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma,
tokoh agama toga, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat
maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengatuhan dan sikap
positif, dan dukungan fasilitas saja , melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terlebih
petugas kesehatan. Di samping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya, teori Green ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil penelitian kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian basar pengetahuaan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang overt behavior, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
long lasting daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Contohnya adalah mendapatkan informasi tentang KB, pengertian KB, manfaat KB dan
dimana memperoleh pelayanan KB. Selanjutnya Notoatmomodjo 2007 mengatakan bahwa pengetahuan
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: a
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangasangan yang yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orange tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c
Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d
Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya. e
Sintesis synthesis Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
Universitas Sumatera Utara
menyusun, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria-kriteria yang ada. 2.
Sikap attitude Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Notoatmodjo 2003 yang mengutip Newcomb, menyatakan bahwa sikap
itu merpakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Contohnya adalah seperti sikap setuju atau tidaknya terhadap informasi KB, pengertian dan manfaat KB,
serta kesediaan mendatangi tempat pelayanan KB, fasilitas dan sarananya, juga kesediaan mereka memenuhi kebutuhan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya dengan pengetahuaan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: Notoatmodjo, 2003
a Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya sikap orang terhadap KB dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang KB. b
Meresponresponding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c
Menghargaivaluing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu maslah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya: seorang ibu mengajak ibu lain tetangganya, saudaranya, dan sebagainya untuk pergi ke sarana
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan KB adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif.
d Bertanggungjawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, sorang ibu mau
memakai alat kontrasepsi, meskipun mendapat tantangan dari suami atau mertuanya.
Universitas Sumatera Utara
3. Praktek atau tindakan practice
Menurut Sarwono
2007, sikap
dapat dirumuskan
sebagai kencenderungan untuk merespon secara positif maupun negaatif terhadap orang,
objek ataupun situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional senang, benci, sedih, dan lain-lain dan memiliki tingkat kedalaman yang
berbeda-beda. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt
behavior, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Sikap ibu yang positif terhadap alat kontrasepsi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas yang mudah dicapai agar ibu tersebut dapat memakai
alat kontrasepsi. Selain fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan lain-lain.
Beberapa tingkatan praktek adalah:
a Persepsi perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b Respon terpimpin Guided response
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c Mekanisme Mechanism
Universitas Sumatera Utara
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga. d
Adopsi adoption Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.3 Pengertian Pasangan Usia Subur PUS