55
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bubur bayi instan dengan penambahan umbi bit 30. Jika dilihat dari total skor, bubur bayi instan T1 dikategorikan ke
dalam kategori sangat suka dan bubur bayi instan T2 dikategorikan ke dalam kategori suka. Kedua bubur bayi tetap disukai oleh panelis, namun ada penilaian
lebih terhadap aroma bubur bayi instan T1 oleh karenanya dikategorikan ke dalam kategori sangat suka.
Aroma pada bubur dihasilkan oleh aroma bit beserta bahan penyusun bubur. Pada bubur bayi instan T2, aroma bit yang dihasilkan lebih khas
dikarenakan jumlah umbi bit yang ditambahkan juga lebih besar dibanding bubur bayi instan T1 dan aroma bahan penyusun lainnya tidak bisa menutupi aroma
langu khas umbi bit. Aroma bubur bayi instan T1 tidak begitu langu layaknya umbi bit, ditutupi oleh aroma bahan penyusun lainnya, yakni tepung susu.
Indera penciuman sangat senstif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang
setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti formaldehida. Kelelahan
daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 2004
5.2.3 Rasa
Rasa timbul akibat adanya rangsangan kimiawi yang dapat diterima oleh indera pencicip atau lidah. Rasa adalah faktor yang memengaruhi penerimaan
produk pangan. Jika aroma, warna dan tekstur baik tetapi konsumen tidak menyukai rasanya maka konsumen tidak akan menerima produk pangan tesebut
Rahmawan, 2006.
Universitas Sumatera Utara
56
Penilaian rasa bubur bayi instan merupakan penilaian subjektif oleh panelis berdasarkan indera pengecap. Penilaian suka atau tidak suka terhadap rasa
bubur instan didasarkan pada enak atau tidaknya bubur sesuai dengan selera masing-masing. Pengujian daya terima terhadap rasa oleh panelis menunjukkan
bahwa panelis lebih menyukai rasa bubur bayi instan dengan penambahan umbi bit sebesar 15 T1 dengan kategori sangat suka dan bubur bayi instan perlakuan
T2 termasuk ke dalam kategori suka. Rasa lebih banyak melibatkan panca indera yaitu lidah, agar suatu
senyawa dapat dikenali rasanya. Rasa suatu bahan makanan dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan interaksi dengan komponen rasa yang lain.
Setiap orang mempunyi batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan threshold. Batas ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold
seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama Winarno, 2004. Rasa bubur bayi instan dengan penambahan umbi bit sebesar 30 T2
lebih langu daripada bubur bayi instan pada perlakuan T1. Hal ini disebabkan karena jumlah umbi bit yang ditambahkan lebih besar jumlahnya daripada bubur
bayi instan perlakuan T1. Semakin banyak umbi bit yang ditambahkan, maka jumlah bahan penyusun yang lainnya dikurangi. Hal ini berdasarkan pada total
seluruh bahan pembuatan bubur bayi instan sebesar 100 gram. Semakin sedikit umbi bit yang ditambahkan, makan akan semakin besar jumlah bahan penyusun
lainnya dimasukkan.
Universitas Sumatera Utara
57
5.2.4 Tekstur