22 IDF bk:
x 100 SDF bk:
x 100 TDF: IDF +SDF
saring diabukan dalam tanur 500
o
C selama paling sedikit 5 jam dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator I1.
Filtrat serat pangan larut ditepatkan volumenya dengan air sampai 100 ml. Ditambah 400 ml etanol 95 hangat 60
o
C dan diendapkan selama 1 jam. Selanjutnya disaring melalui kertas saring kering dan dicuci dengan 3 x 20 ml
etanol 78 , 2 x 10 ml etanol 95 , dan 2 x 10 ml aseton. Setelah dikeringkan pada suhu 105
o
C semalam sampai berat konstan, kertas saring didinginkan dalam desikator dan ditimbang D2 lalu diabukan pada tanur 500
o
C selama paling sedikit 5 jam dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang I2.
Total serat pangan TDF diperoleh dengan menjumlahkan nilai serat pangan tidak larut IDF dan serat pangan larut SDF. Blanko untuk serat pangan larut dan
serat pangan tidak larut diperoleh dengan cara yang sama, tetapi tanpa sampel. Nilai blanko perlu diperiksa ulang, terutama jika menggunakan enzim dari kemasan yang
baru. Rumus perhitungan nilai IDF dan SDF adalah sebagai berikut:
Keterangan: W : berat sampel g
D : berat setelah analisis dan dikeringkan g I : berat setelah diabukan g
B : berat blanko bebas serat g
c. Daya cerna pati in vitro Anderson et al. 2002
Sampel setara dengan pati sebanyak 0,5 g disuspensikan dalam akuades 50 ml sehingga diperoleh konsentrasi 1 wv, kemudian dipanaskan dalam penangas
air selama 30 menit untuk mencapai suhu 90
o
C, kemudian didinginkan. Sebanyak 2 ml larutan sampel dalam tabung reaksi ditambah 3 ml air destilata dan 5 ml larutan
buffer Na-fosfat 0,1 M dengan pH 7.0, kemudian diinkubasikan pada penangas air
37
o
C selama 15 menit. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5 ml larutan enzim α-
amilase dan diinkubasikan pada penangas air 37
o
C selama 15 menit. Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Ke dalam tabung
reaksi lain ditempatkan 1 ml campuran reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi dinitrosalisilat DNS lalu dipanaskan dalam penangas air 100
o
C selama 10 menit. Setelah didinginkan, campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 10 ml air
destilata. Warna oranye – merah yang terbentuk dari campuran reaksi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
Kadar maltosa dari campuran reaksi dihitung dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan cara mereaksikan larutan maltosa standar
dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti di atas. Blanko dibuat untuk menghitung kadar maltosa awal bukan hasil hidrolisis enzim.
23 Prosedur pembuatan blanko sama seperti prosedur untuk sampel hanya saja tanpa
sampel dan tidak ditambahkan larutan enzim α-amilase. Sebagai gantinya untuk
blanko diganti buffer Na-Fosfat 0.05 M pH 7. Daya cerna pati sampel dihitung sebagai presentase terhadap pati murni
soluble starch. Daya cerna sampel dihitung sebagai persentase terhadap pati murni:
DC Pati maltosa sampel
maltosa blanko sampel maltosa pati murni
maltosa blanko pati murni x
d. Analisis proksimat
Analisis proksimat yang dilakukan terdiri atas analisis kadar air, kadar abu, dan kadar lemak AOAC 2006; kadar protein total AOAC 1995, kadar
karbohidrat by difference berdasarkan metode Faridah et al. 2009 dan kadar pati
AOAC 1995. Metode analisis proksimat dapat dilihat pada Lampiran 1.
4. Analisis Statistik