Pengujian Persyaratan Eksperimen Persyaratan Analisis

172 standar deviasi gabungan s gab . Dari hasil perhitungan kedua kelompok, diperoleh gab X = 57,5733 dan s gab = 6,8461. Penentuan kategorinya adalah sebagai berikut: tinggi jika gab gab s X X + ³ , sedang jika gab gab gab gab s X X s X + - , rendah jika gab gab s X X - £ , sehingga untuk skor yang kurang dari atau sama dengan 50,7272 dikategorikan rendah, skor antara 50,7272 dan 64,4195 dikategorikan sedang, dan skor lebih dari atau sama dengan 64,4195 dikategorikan tinggi. Berdasarkan data yang telah terkumpul, dalam kelas eksperimen terdapat 5 siswa yang termasuk kategori tinggi, 28 siswa yang termasuk kategori sedang dan 4 siswa yang termasuk kategori rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 4 siswa yang termasuk kategori tinggi, 32 siswa yang termasuk kategori sedang, dan 2 siswa yang termasuk kategori rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai kemampuan awal sama atau tidak. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4. 2 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas Sampel L hit L tab Keputusan Uji 1. Kelompok Eksperimen 0,0985 0,1437 H tidak ditolak 2. Kelompok Kontrol 0,1385 0,1437 H tidak ditolak Dari tabel tampak bahwa harga L hit untuk masing-masing sampel tidak melebihi harga L tab , sehingga H tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28. 173 Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t diperoleh t obs = 1,9049. Karena t obs = 1,9049 DK Ï = {t | t – 1,960 atau t 1,960}, maka H tidak ditolak. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari dua populasi yang memiliki kemampuan awal sama. Akibatnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

2. Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan pendekatan Lilliefors. Dengan menggunakan pendekatan Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut: Tabel 4. 3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas Sumber L maks L tab Keputusan Uji 1. Kelompok Eksperimen 0,0691 0,1457 H tidak ditolak 2. Kelompok Kontrol 0,1365 0,1437 H tidak ditolak 3. Kedisiplinan Belajar Tinggi 0,2017 0,2710 H tidak ditolak 4. Kedisiplinan Belajar Sedang 0,1128 0,1144 H tidak ditolak 5. Kedisiplinan Belajar Rendah 0,2347 0,3190 H tidak ditolak Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F z i - S z i |} pada kelompok eksperimen, kelompok kontrol, kedisiplinan belajar tinggi, kedisiplinan belajar sedang, kedisiplinan belajar rendah tidak melebihi harga L tab , sehingga H tidak ditolak. Hal ini berarti masing-masing sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30, 31, 32, 33, dan 34. b. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini 174 digunakan metode Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4. 4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas Sumber 2 hit c 2 tabel c Keputusan Uji Metode Pembelajaran 0,7114 3,841 H tidak ditolak Kedisiplinan Belajar Siswa 0,1633 5,991 H tidak ditolak Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 2 hit c = 0,7114 sedangkan 2 tabel c untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 2 1 ; 05 , c = 3,841. Karena 2 hit c = 0,7114 2 1 ; 05 , c = 3,841 maka H tidak ditolak. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen. Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan kedisiplinan belajar tinggi, sedang, dan rendah adalah 2 hit c = 0,1633 sedangkan 2 tabel c untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 2 2 ; 05 , c = 5,991. Karena 2 hit c = 0,1633 2 2 ; 05 , c = 5,991 maka H tidak ditolak. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35 dan 36.

C. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 6 MEDAN T. A. 2015/2016.

0 3 23

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dan Teams Game Tournament (Tgt) Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ( Pada Siswa Kelas

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dan Teams Game Tournament (Tgt) Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ( Pada Siswa Kelas

0 2 13

PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Numbered Heads Together Dengan Bantuan Macromedia Flash Pada Sub Pokok Bahasan Luas Permukaan Dan Volume Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2 S

0 0 7

Efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.

1 17 289

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEME

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 PALU | Nuraisyah | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8629 28302 1 PB

1 2 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS SERTA BALOK DI KELAS VIIIA SMPN 3 TINOMBO SELATAN

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII F SMP NEGERI 7 PALU

0 0 14