BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan dibahas hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data secara statistik. Analisa dan pembahasan akan dimulai dengan
memberikan gambaran umum subjek penelitian terlebih dahulu, baru kemudian gambaran skor penelitian, dan gambaran pengaruh
A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Gambaran umum subjek penelitian diperoleh melalui data diri atau identitas subjek yang tercantum di halaman awal skala. Data diri yang dicantumkan terdiri
dari nama, jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, dan masa kerja di perusahaan. Subjek penelitian ini berjumlah 70 orang. Hasil perhitungan distribusi
frekuensi gambaran umum tersebut dapat dilihat dalam tabel 7.
Tabel 7. Gambaran Umum Subjek Penelitian Karakteristik Subjek
Data Subjek Frekuensi
Persentase
Jenis Kelamin Perempuan
19 27,1
Laki-laki 51
72,9
Usia 20 tahun
5 7,2
20-29 tahun 15
21,4 30-39 tahun
30 42,9
40-49 tahun 19
27,1 49 tahun
1 1,4
Latar belakang SMA
19 27,1
Universita Sumatera Utara
pendidikan D3
5 7,2
S1 43
61,4 S2
3 4,3
Universita Sumatera Utara
Masa kerja 5 tahun
16 22,9
5-12 tahun 34
48,6 13-20 tahun
12 17,1
20 tahun 8
11,4
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 51 orang 72,9. Usia
mayoritas subjek penelitian adalah 30-39 tahun dengan jumlah 30 orang 42,9. Kemudian bila dilihat dari latar belakang pendidikan, sebagian besar
subjek penelitian berlatar belakang pendidikan S1 dengan jumlah 43 orang 61,4. Sedangkan dari masa kerja, sebagian besar subjek penelitian telah
bekerja di Lonsum kantor cabang Medan selama 5-12 tahun dengan jumlah 34 orang 48,6.
B. GAMBARAN SKOR PENELITIAN
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan gambaran skor penelitian yaitu gambaran employee engagement, gambaran dimensi-dimensi job demands dan
dimensi-dimensi job resources di Lonsum kantor cabang Medan.
1. Gambaran Skor Employee Engagement Lonsum Kantor Cabang Medan
Gambaran skor employee engagement Lonsum Kantor Cabang Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean empirik dan
Universita Sumatera Utara
mean hipotetik. Skala employee engagement terdiri dari 26 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4.
Tabel 8. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Employee Engagement
Lonsum Kantor Cabang Medan
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean SD
Engagement 49 90
73,60 10,79 26
104 65
13
Berdasarkan tabel 8 maka diperoleh mean empirik employee engagement sebesar 73,60 dengan standar deviasi sebesar 10,79 dan mean hipotetik sebesar
65 dengan standar deviasi sebesar 13. Dari perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, terlihat bahwa mean empirik lebih besar daripada mean
hipotetik 73,60 65 yang berarti bahwa secara umum employee engagement di Lonsum kantor cabang medan lebih tinggi daripada rata-rata engagement pada
populasi umum. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Norma Kategorisasi Rentang Nilai
Kategori
X µ- 1SD Rendah
µ- 1SD ≤ X µ+ 1SD
Sedang X
≥ µ+ 1SD Tinggi
Universita Sumatera Utara
Besar mean hipotetik employee engagement adalah sebesar 65 dengan standar deviasi sebesar 13 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Tabel 10. Rangkuman Kategorisasi Data Employee Engagement
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 52 Rendah
5 7,1
52 ≤ X 78
Sedang 41
58,6 X
≥ 78 Tinggi
24 34,3
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 10 dapat dilihat bahwa sebanyak 41 orang 58,6 karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat
employee engagement sedang. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat employee engagement tinggi sebanyak 24 orang 34,3 dan sebanyak 5 orang
7,1 karyawan yang memiliki tingkat employee engagement rendah.
2. Gambaran Skor Dimensi-Dimensi Job Demands pada Karyawan Lonsum
Kantor Cabang Medan
Gambaran skor dimensi-dimensi job demands pada Karyawan Lonsum Kantor Cabang Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara
mean empiris dan mean hipotetik. Skala dimensi job demands terdiri dari 19 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Ke-19 item
ini dibedakan menjadi tiga bagian sesuai dengan dimensi job demands, yaitu
Universita Sumatera Utara
work overload 6 item, emotional load 7 item, dan cognitive load 6 item. Pengelompokan nilai mean empirik dan hipotetiknya dapat dilihat dengan lebih
jelas pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik Dan Mean Empirik Dimensi-Dimensi Job
Demands Variabel
Empirik Hipotetik
Min Max
Mean SD
Min Max Mean SD
Work Overload 8
24 15,50
3,590 6
24 15
3 Emotional Load
8 24
13,54 3,598
7 28
17,5 3,5
Cognitive Load 12
24 19,29
3,060 6
24 15
3
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa mean empirik work overload sebesar 15,50 dengan standar deviasi sebesar 3,590 dan mean hipotetik sebesar
15 dengan standar deviasi sebesar 3. Mean empirik emotional load sebesar 13,54 dengan standar deviasi sebesar 3,598 dan mean hipotetik sebesar 17,5 dengan
standar deviasi sebesar 3,5. Mean empirik cognitive load sebesar 19,29 dengan standar deviasi sebesar 3,060 dan mean hipotetik sebesar 15 dengan standar
deviasi sebesar 3 .
Besar mean hipotetik work overload adalah sebesar 15 dengan standar deviasi sebesar 3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Rangkuman Kategorisasi Data Work Overload
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 12 Rendah
9 12,9
Universita Sumatera Utara
12 ≤ X 18
Sedang 38
54,3 X
≥ 18 Tinggi
23 32,9
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 12 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat work overload sedang
sebanyak 38 orang 54,3. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat work overload rendah sebanyak 9 orang 12,9 dan karyawan yang memiliki tingkat
work overload tinggi sebanyak 23 orang 32,9. Besar mean hipotetik emotional load adalah sebesar 17,5 dengan standar
deviasi sebesar 3,5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Rangkuman Kategorisasi Data Emotional Load
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 14 Rendah
36 51,4
14 ≤ X 21
Sedang 31
44,3 X
≥ 21 Tinggi
3 4,3
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 13 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat emotional load
rendah sebanyak 36 orang 51,4. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat emotional load sedang sebanyak 31 orang 44,3 dan karyawan yang memiliki
tingkat emotional load tinggi sebanyak 3 orang 4,3. Besar mean hipotetik cognitive load adalah sebesar 15 dengan standar
deviasi sebesar 3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Rangkuman Kategorisasi Data Cognitive Load
Universita Sumatera Utara
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 12 Rendah
12 ≤ X 18
Sedang 15
21,4 X
≥ 18 Tinggi
55 78,6
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 14 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat cognitive load tinggi
sebanyak 53 orang 69,74. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat cognitive load sedang sebanyak 22 orang 28,95 dan karyawan yang memiliki
tingkat cognitive load rendah sebanyak 1 orang 13,16.
3. Gambaran Skor Dimensi-Dimensi Job Resources pada Karyawan Lonsum
Kantor Cabang Medan
Gambaran skor dimensi-dimensi job resources pada Karyawan Lonsum Kantor Cabang Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara
mean empiris dan mean hipotetik. Skala dimensi job resources terdiri dari 26 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Ke-26 item
ini dibedakan menjadi empat bagian sesuai dengan dimensi job resources, yaitu role clarity 6 item, supervisory support 7 item, coworker support 7 item,
dan opportunities to learn 6 item. Pengelompokan nilai mean empirik dan hipotetiknya dapat dilihat dengan lebih jelas pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15. Perbandingan Mean Hipotetik Dan Mean Empirik Dimensi-Dimensi Job
Resources Variabel
Empirik Hipotetik
Universita Sumatera Utara
Min Max
Mean SD
Min Max Mean
SD
Role Clarity 10
24 19,40
3,786 6
24 15
3 Supervisory Support
11 27
20,29 3,444
7 28
17,5 3,5
Coworker Support 12
28 18,90 4,229
7 28
17,5 3,5
Opportunities To Learn 9
23 14,84
2,996 6
24 15
3
Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa mean empirik role clarity sebesar 19,40 dengan standar deviasi sebesar 3,786 dan mean hipotetik sebesar
15 dengan standar deviasi sebesar 3. Mean empirik supervisory support sebesar 20,29 dengan standar deviasi sebesar 3,444 dan mean hipotetik sebesar 17,5
dengan standar deviasi sebesar 3,5. Mean empirik coworker support sebesar 18,90 dengan standar deviasi sebesar 4,229 dan mean hipotetik sebesar 17,5
dengan standar deviasi sebesar 3,5. Mean empirik opportunities to learn sebesar 14,84 dengan standar deviasi sebesar 2,996 dan mean hipotetik sebesar 15
dengan standar deviasi sebesar 3. Besar mean hipotetik role clarity adalah sebesar 15 dengan standar
deviasi sebesar 3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 16. Rangkuman Kategorisasi Data Role Clarity
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 12 Rendah
4 5,7
12 ≤ X 18
Sedang 18
25,7 X
≥ 18 Tinggi
48 68,6
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 16 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat role clarity tinggi
sebanyak 48 orang 68,6. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat role clarity sedang sebanyak 18 orang 25,7 dan sebanyak 4 orang 5,7 yang
memiliki tingkat role clarity rendah. Besar mean hipotetik supervisory support adalah sebesar 17,5 dengan
standar deviasi sebesar 3,5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Rangkuman Kategorisasi Data Supervisory Support
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 14 Rendah
8 11,4
14 ≤ X 21
Sedang 32
45,7 X
≥ 21 Tinggi
30 42,9
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 17 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat supervisory support
tinggi sebanyak 32 orang 45,7. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat supervisory support tinggi sebanyak 30 orang 42,9 dan karyawan yang
memiliki tingkat supervisory support rendah sebanyak 8 orang 11,4. Besar mean hipotetik coworker support adalah sebesar 17,5 dengan
standar deviasi sebesar 3,5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Rangkuman Kategorisasi Data Coworker Support
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
Universita Sumatera Utara
X 14 Rendah
10 14,3
14 ≤ X 21
Sedang 36
51,4 X
≥ 21 Tinggi
24 34,3
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 18 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat coworker support
sedang sebanyak 36 orang 51,4. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat coworker support tinggi sebanyak 24 orang 34,3 dan karyawan yang
memiliki tingkat coworker support rendah sebanyak 10 orang 14,3. Besar mean hipotetik opportunities to learn adalah sebesar 15 dengan
standar deviasi sebesar 3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Rangkuman Kategorisasi Data Opportunities To Learn
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X 12 Rendah
15 21,4
12 ≤ X 18
Sedang 45
64,3 X
≥ 18 Tinggi
10 14,3
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 19 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat opportunities to learn
sedang sebanyak 45 orang 64,3. Selebihnya, karyawan yang memiliki tingkat opportunities to learn rendah sebanyak 15 orang 21,4 dan karyawan yang
memiliki tingkat opportunities to learn tinggi sebanyak 10 orang 14,3.
4. Rekapitulasi Gambaran Skor Penelitian
Universita Sumatera Utara
Berikut disajikan rekapitulasi yang menyimpulkan gambaran skor employee engagement, dimensi-dimensi job demands, dan dimensi-dimensi job
resources di Lonsum kantor cabang Medan.:
Tabel 20. Rekapitulasi Gambaran Skor Penelitian Variabel
Hasil Kesimpulan
Kategorisasi employee engagement
Employee engagement
Rendah 7,1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
keseluruhan karyawan Lonsum kantor cabang Medan cukup engaged, yang artinya mereka
mau berusaha sekuat tenaga demi perusahaan. Namun mayoritas karyawan di kategori sedang
menjadi hal rawan bagi perusahaan karena engagement-nya berpotensi untuk naik dan
turun. Ketika kondisi kurang menguntungkan, karyawan di kategori ini akan cenderung
menunjukkan perilaku seperti mengeluh dan berintensi meninggalkan perusahaan.
Sedang 58,6
Tinggi 34,3
Kategorisasi dimensi-dimensi job demands
Work Overload Rendah 12,9
Beban kerja berlebih yang dialami oleh karyawan Lonsum kantor cabang Medan
cukup tinggi. Hal ini berarti item pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat
tergolong banyak dan cukup kompleks. Hanya sebagian
kecil karyawan
tidak mempersepsikan bahwa mereka memiliki
beban kerja yang tinggi. Sedang 54,3
Tinggi 32,9
Emotional Load Rendah 51,4
Beban emosional karyawan Lonsum kantor cabang Medan tergolong rendah. Hal ini
Universita Sumatera Utara
Sedang 44,3 berarti situasi kerja di Lonsum cukup
menyenangkan sehingga
karyawan tidak
dibebani dengan emosi-emosi negatif ketika bekerja seperti tersinggung, marah, ataupun
merasa terancam. Hanya sebagian kecil karyawan yang memiliki beban emosional
tinggi. Tinggi 4,3
Cognitive Load Rendah 0
Secara keseluruhan, beban kognitif karyawan Lonsum kantor cabang Medan tergolong
tinggi. Hal ini berarti bahwa pekerjaan di Lonsum kantor cabang Medan menuntut
karyawan untuk memproses informasi dengan konsentrasi yang tinggi dan atensi secara terus
menerus yang dapat berujung pada kelelahan mental.
Sedang 21,4
Tinggi 78,6
Kategorisasi dimensi-dimensi job resources
Role Clarity Rendah 5,7
Karyawan Lonsum kantor cabang Medan memiliki tingkat kejelasan peran yang tinggi.
Hal ini berarti sebagian besar karyawan telah mengetahui apa yang diharapkan oleh
perusahaan, tanggung jawabnya, dan mampu membedakan perannya dengan peran jabatan
lain. Hanya sebagian kecil yang masih mempertanyakan peran jabatannya.
Sedang 25,7
Tinggi 68,6
Supervisory Support
Rendah 11,4 Karyawan Lonsum kantor cabang Medan
menerima dukungan yang cukup baik dari atasan. Hal ini berarti atasan-atasan di
Lonsum cukup aktif memberikan bantuan dan perhatian kepada para karyawan ketika
mengalami
kesulitan dalam
bekerja. Meskipun sebagian kecil karyawan masih
merasa mendapat dukungan yang kurang memadai dari atasannya.
Sedang 45,7
Tinggi 42,9
Coworker Support Rendah 14,3
Karyawan Lonsum kantor cabang Medan menerima dukungan yang cukup baik juga
dari rekan kerja. Hal ini berarti karyawan-
Universita Sumatera Utara
Sedang 51,4 karyawan
di Lonsum
mau saling
memberikan dukungan berupa bantuan dan perhatian ketika rekannya menemui kesulitan
dalam pekerjaan. Hanya sebagian kecil karyawan masih merasa kurang didukung
oleh rekan kerjanya.
Tinggi 34,3
Opportunities To Learn
Rendah 21,4 Sebagian besar karyawan Lonsum kantor
cabang Medan merasa kesempatan belajar yang diberikan perusahaan masih seadanya
saja. Ketrampilan dan pengetahuan yang ada cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-
hari.
Namun mereka
merasa perlu
diperkenalkan dengan pengetahuan ataupun cara kerja yang baru.
Sedang 64,3
Tinggi 14,3
C. GAMBARAN PENGARUH
VARIABEL INDEPENDEN
TERHADAP VARIABEL DEPENDEN
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang memberikan gambaran bagaimana pengaruh dimensi-dimensi job demands dan dimensi-dimensi job
resources terhadap employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Sebelumnya dilakukan uji asumsi terhadap model regresi linear berganda yang akan
digunakan untuk menguji pengaruh.
1. Hasil Uji Asumsi Terhadap Model Regresi Linear Berganda
Uji asumsi yang perlu dipenuhi sebagai persyaratan untuk menggunakan model regresi antara lain uji normalitas, uji linearitas, uji heterokedastisitas, uji
multikolinearitas dan uji autokorelasi. a.
Uji Normalitas
Universita Sumatera Utara
Uji normalitas dalam penelitian ini ditujukan untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal di dalam kurva sebaran normalitas.
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Sebaran One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel Z
P Keterangan
Employee Engagement 0,732
0,658 Sebaran normal
JD.Work Overload 0,789
0,562 Sebaran normal
JD.Emotional Load 1,006
0,264 Sebaran normal
JD.Cognitive Load 0,953
0,324 Sebaran normal
JR.Role Clarity 1,169
0,130 Sebaran normal
JR.Supervisory Support 1,100
0,178 Sebaran normal
JR.Coworker Support 0,921
0,365 Sebaran normal
JR.Opportunities To Learn 1,123
0,161 Sebaran normal
Berdasarkan tabel 21 di atas, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov 0,6732 p0,05 untuk variabel employee engagement, 0,789 p0,05 untuk
dimensi work overload, 1,006 p0,05 untuk dimensi emotional load, 0,953 p0,05 untuk dimensi cognitive load, 1,169 p0,05 untuk dimensi role
clarity, 1,100 p0,05 untuk dimensi supervisory support, 0,921 p0,05 untuk dimensi coworker suppot, dan 1,123 p0,05 untuk dimensi
opportunities to learn. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data untuk variabel employee engagement, job demands, dan job resources
terdistribusi secara normal. b.
Uji Lineritas
Universita Sumatera Utara
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data ketiga variabel yaitu variabel employee engagement, job demands, dan job
resources berkorelasi memenuhi asumsi garis linear.
Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel
Linearitas sig.
Keterangan
EngagementJD.WorkOverload 0,010
Hubungan tidak linier EngagementJD.EmotionalLoad
0,006 Hubungan linier
EngagementJD.CognitiveLoad 0,006
Hubungan linier EngagementJR.RoleClarity
0,000 Hubungan linier
EngagementJR.SupervisorySupport 0,000
Hubungan linier EngagementJR.CoworkerSupport
0,010 Hubungan linier
EngagementJR.OpportunitiesToLearn 0,000
Hubungan linier Berdasarkan tabel 22, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara
employee engagement dengan dimensi-dimensi job demands dan dimensi- dimensi job resources memenuhi asumsi garis linier, yang artinya artinya
setiap perubahan yang terjadi pada employee engagement akan diikuti perubahan dengan besaran yang sejajar pada dimensi-dimensi job demands
dan dimensi-dimensi job resources.
c. Uji Multikolinieritas
Universita Sumatera Utara
Menurut Ghozali 2005, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi
adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak
terdapat multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 23 dibawah
ini :
Tabel 23. Hasil Uji Multikolinieritas
B B
er dasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 23 terlihat bahwa tidak terjadi
multikolinieritas karena nilai VIF lebih kecil dari 5, yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel dimensi-dimensi job demands dan dimensi-
dimensi job resources.
d. Uji Heteroskedastisitas
Nama Variabel Independen
Tolerance VIF
JR.Opportunities To Learn 0.647
1.545 JR. Role Clarity
0.588 1.700
JR. Supervisory Support 0.478
2.091 JR. Coworker Support
0.733 1.365
JD. Work Overload 0.579
1.729 JD. Emotional Load
0.550 1.817
JD. Cognitive Load 0.698
1.433
Universita Sumatera Utara
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik tidak terjadi
heteroskedasitas. Output SPSS pada gambar Scatter Plot menunjukkan penyebaran titik-titik tidak menunjukkan adanya heteroskedasitas apabila :
1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0
2 Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3 Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian dan melebar kembali. 4
Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Untuk melihat gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat pada scatter plot yang dihasilkan oleh program SPSS yang terlihat pada gambar dibawah
ini.
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Gambar 4.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas serta menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, atau dengan kata lain varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap..
e. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas yaitu dimensi job demands dan dimensi job resources tidak saling
Universita Sumatera Utara
berkorelasi. Persamaan regresi dapat diterima jika setiap variabel bebas tersebut tidak saling berkorelasi.
Dari hasil pengujian statistik didapat nilai dari test durbin-watson adalah 2,030 berada antara nilai 1,688-2,312 yang berarti tidak terjadi
autokorelasi atau antara dimensi-dimensi job demands dan dimensi-dimensi job resources tidak saling berkorelasi..
2. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan hasil uji pengaruh menggunakan model regresi linear berganda, dengan sebelumnya menjelaskan
bagaimana hubungan antara dimensi-dimensi job demands dan dimensi-dimensi job resources terhadap employee engagement Lonsum kantor cabang Medan,
karena pengaruh antar variabel tidak mungkin terlepas dari hubungan . Berikut nilai korelasi Pearson yang menunjukkan hubungan antara
variabel-variabel penelitian seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 24. Matriks Korelasi Antar Variabel-Variabel Penelitian
No. Variabel
1 2
3 4
5 6
7 8
1. Employee engagement
1
2. JD.WorkOverload
-0,135 unsig.
1
Universita Sumatera Utara
3. JD.EmotionalLoad
-0,327 0,455
1
4.
JD.CognitiveLoad -0,303
0,369 0,113
unsig. 1
5. JR.RoleClarity
0,482 -0,222
unsig. -0,486
0,133 1
6. JR.SpvSupport
0,516 -0,384 -0,453
0,209 unsig.
0,549 1
7. JR.CoworkerSupport
0,292 -0,107
unsig. 0,074
unsig. 0,110
0,237 0,249
1
8. JR.OppToLearn
0,548 -0,086
unsig. -0,230
0,253 0,314
0,474 0,404
1
= signifikan p 0,05 Unsig. = tidak signifikan p0,05
Dari tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Pearson menunjukkan korelasi yang signifikan antara dimensi job demands emotional
load dan cognitive load dengan employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan dan korelasi yang signifikan juga antara dimensi job resources role
clarity, supervisory support, coworker support, dan opportunities to learn dengan employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan.
Nilai korelasi dimensi emotional load dan cognitive load menunjukkan angka negatif, yang artinya pola hubungan antara dimensi emotional load dan
cognitive load dengan employee engagement tidak searah, semakin tinggi emotional load maka semakin rendah employee engagement, dan sebaliknya.
Begitu juga dengan cognitive load, semakin tinggi cognitive load maka semakin rendah employee engagement, dan sebaliknya.
Sedangkan nilai korelasi dimensi lainnya yaitu role clarity, supervisory support, coworker support, dan opportunities to learn menunjukkan angka
positif, yang artinya pola hubungan antara dimensi role clarity, supervisory
Universita Sumatera Utara
support, coworker support, dan opportunities to learn dengan employee engagement searah. Semakin tinggi dimensi-dimensi tersebut maka semakin
tinggi employee engagement, dan sebaliknya semakin rendah dimensi-dimensi tersebut maka semakin rendah employee engagement. Namun, antara dimensi
work overload dan employee engagement tidak terdapat korelasi yang signifikan.
Tabel 25. Hasil Uji Regresi Berganda Tabel 25a. Hasil Uji ANOVA
ANOVA
e
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1055.492 1
1055.492 8.834
.004
a
Residual 8841.284
68 119.477
Total 9896.776
69 2
Regression 2215.401
2 1107.700
10.527 .000
b
Residual 7681.375
67 105.224
Total 9896.776
69 3
Regression 3836.064
3 1278.688
15.191 .000
c
Residual 6060.712
66 84.177
Total 9896.776
69 4
Regression 4366.075
4 1091.519
14.012 .000
d
Residual 5530.702
65 77.897
Total 9896.776
69 a. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad
b. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad c. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad, JR.OpportunitiesToLearn
d. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad, JR.OpportunitiesToLearn, JR.RoleClarity e. Dependent Variable: Employee engagement
Dari tabel 25a di atas dapat terlihat pengaruh antara dimensi job demands emotional load dan cognitive load dengan employee engagement di Lonsum
kantor cabang Medan signifikan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0,036 dan 0,025 yang lebih kecil dari alpha 0,05 dengan nilai t hitung = 2,309
dan 2,012 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,00. Dengan demikian
Universita Sumatera Utara
dapat disimpulkan Hipotesis 1 diterima, hal ini berarti terdapat pengaruh dimensi job demands emotional load dan cognitive load terhadap employee
engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Dari tabel 25a di atas juga terlihat pengaruh antara dimensi job resources
dengan employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan signifikan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dan 0,011 yang lebih kecil dari
alpha 0,05 dengan nilai t hitung = 3,991 dan 2,608 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan Hipotesis 2 diterima, hal
ini berarti terdapat pengaruh dimensi job resources opportunities to learn dan role clarity terhadap employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan.
Tabel 25b. Hasil Uji Determinasi
Model Summary
e
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .327
a
.107 .095
10.931 .107
8.834 1
68 .004
2 .473
b
.224 .203
10.258 .117
11.023 1
67 .001
3 .623
c
.388 .362
9.175 .164
19.253 1
66 .000
4 .664
d
.441 .410
8.826 .054
6.804 1
65 .011
2.030 a. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad
b. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad c. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad, JR.OpportunitiesToLearn
d. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad, JR.OpportunitiesToLearn, JR.RoleClarity
Universita Sumatera Utara
Model Summary
e
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .327
a
.107 .095
10.931 .107
8.834 1
68 .004
2 .473
b
.224 .203
10.258 .117
11.023 1
67 .001
3 .623
c
.388 .362
9.175 .164
19.253 1
66 .000
4 .664
d
.441 .410
8.826 .054
6.804 1
65 .011
2.030 a. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad
b. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad c. Predictors: Constant, JD.EmotionalLoad, JD.CognitiveLoad, JR.OpportunitiesToLearn
e. Dependent Variable: Employee engagement
Berdasarkan tabel 25b, koefisien determinasi R Square yang diperoleh untuk dimensi job demands emotional load dan cognitive load adalah 0,224.
Hal ini berarti bahwa dimensi emotional load dan cognitive load memberi pengaruh sebesar 22,4 terhadap employee engagement di Lonsum kantor
cabang Medan. Jika ditambahkan dimensi job resources opportunities to learn dan role
clarity, koefisien determinasi bertambah menjadi 0,441. Hal ini berarti bahwa dimensi job demands yaitu emotional load dan cognitive load dan dimensi job
resources yaitu opportunities to learn dan role clarity secara bersama dapat memberi pengaruh sebesar 44,1 terhadap employee engagement di Lonsum
kantor cabang Medan. Sedangkan sisanya 55,9 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti di penelitian ini. Dimensi lain yaitu work overload,
supervisory support, dan coworker support dikeluarkan dari model regresi
Universita Sumatera Utara
karena tidak memberikan sumbangan yang berarti terhadap employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan.
Tabel 25c. Koefisien Regresi Dimensi-Dimensi Job Demands dan Dimensi-Dimensi
Job Resources
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
91.597 5.013
18.272 .000
JD.EmotionalLoad -1.235
.415 -.327
-2.972 .004
2 Constant
71.276 7.720
9.233 .000
JD.EmotionalLoad -1.382
.392 -.365
-3.522 .001
JD.CognitiveLoad -1.158
.349 -.345
-3.320 .001
3 Constant
44.899 9.155
4.905 .000
JD.EmotionalLoad -.952
.364 -.252
-2.614 .020
JD.CognitiveLoad -.746
.326 -.222
-2.290 .001
JR.OpportunitiesToLearn 1.749
.399 .434
4.388 .000
4 Constant
18.605 13.386
1.390 .169
JD.EmotionalLoad -.470
.396 -.124
-2.309 .036
JD.CognitiveLoad -.614
.317 -.183
-2.012 .025
JR.OpportunitiesToLearn 1.558
.390 .387
3.991 .000
JR.RoleClarity 1.264
.485 .276
2.608 .011
a. Dependent Variable: Employee engagement
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka persamaan regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y
= 18,605 – 0,470 X
1
- 0,614 X
2
+ 1,558 X
3
+ 1,264 X
4
+ e
Persamaan regresi di atas berarti:
Universita Sumatera Utara
a. Nilai konstanta 18,605 berarti jika tidak ada variabel emotional load,
cognitive load, opportunities to learn dan role clarity, maka skor employee engagement adalah 18,605.
b. Koefisien regresi emotional load X
1
sebesar -0,470 berarti setiap penambahan 1 skor emotional load akan mengurangi skor employee
engagement sebesar 0,470. c.
Koefisien regresi cognitive load X
2
sebesar -0,614 berarti setiap penambahan 1 skor cognitive load akan mengurangi skor employee
engagement sebesar 0,614. d.
Koefisien regresi opportunities to learn X
3
sebesar 1,558 berarti setiap penambahan 1 skor opportunities to learn akan menambah skor employee
engagement sebesar 1,558. e.
Koefisien regresi role clarity X
4
sebesar 1,264 berarti setiap penambahan 1 skor role clarity akan menambah skor employee engagement sebesar 1,264.
D. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan karyawan Lonsum kantor cabang Medan tergolong cukup engaged. Beberapa karyawan menunjukkan
bahwa mereka sepenuh hati bekerja demi perusahaan, ingin mencapai lebih dari yang diharapkan perusahaan padanya, dan menampilkan kinerja yang stabil
meskipun menemui hambatan dalam bekerja. Di sisi lain, sebagian besar karyawan memiliki employee engagement yang sedang-sedang saja. Tingkat employee
Universita Sumatera Utara
engagement tersebut berpotensi untuk naik dan turun. Terutama pada kondisi yang kurang menguntungkan, tingkat employee engagement tersebut berpotensi tergeser
menjadi rendah. Karyawan dengan employee engagement sedang cenderung mengeluh dan memiliki intensi untuk meninggalkan perusahaan ketika menemui
kesulitan Marciano, 2010. Hal ini menjelaskan perilaku karyawan Lonsum yang mengaku lelah dan berpikir untuk resign ketika didesak oleh atasannya. Kondisi
Lonsum masih diwarnai dengan perubahan sistem yang dilakukan terus menerus. Dengan kondisi perubahan yang fluktuatif, employee engagement di Lonsum kantor
cabang Medan masih menjadi hal yang rawan bagi perusahaan dan perlu ditingkatkan.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan dipengaruhi secara signifikan R
2
= 0,441, F= 14,012; p0.01 oleh dimensi emotional load, cognitive load, role clarity, dan opportunities to learn.
Melalui dimensi ini, dapat dijelaskan perilaku karyawan yang masih mudah goyah dan perilaku karyawan berusaha sepenuh hati untuk perusahaan.
Karyawan yang engagement-nya masih sedang disebabkan oleh beban kognitif yang tinggi dan kesempatan belajar yang kurang memadai. Mizuno, dkk.
2011 mengemukakan bahwa beban kognitif yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan mental mental fatigue. Karyawan dituntut untuk
memberikan konsentrasi tinggi dan atensi terus menerus. Hal ini ditunjukkan dari karyawan Lonsum yang mengaku lelah dengan banyaknya pekerjaan yang harus
dipikirkan sekaligus sampai ia kebingungan menentukan prioritas. Menurut Holman
Universita Sumatera Utara
Wall 2002, penggunaan kognisi yang berlebihan dapat menguras energi mental karyawan sehingga porsinya untuk belajar menjadi berkurang. Selain itu,
Verhofstadt Omey 2007 menyatakan bahwa kondisi beban kerja yang tinggi mendesak karyawan untuk mengembangkan strategi dan perilaku kerja yang lebih
efektif. Namun dalam kondisi beban kognitif yang tinggi di Lonsum, karyawan Lonsum kantor cabang Medan kurang didukung oleh kesempatan belajar yang
memadai sehingga strategi kerja jarang diperbaharui. Hal ini ditunjukkan dari keluhan karyawan akan kecilnya kemungkinan untuk mengikuti pelatihan karena
banyaknya pekerjaan yang belum diselesaikan. Penelitian Schaufeli, Bakker, dan Rhenen 2009 menunjukkan bahwa rendahnya kesempatan belajar dapat
menyebabkan turunnya employee engagement. Hal ini menjelaskan mengapa masih terdapat karyawan yang belum terikat sepenuhnya dengan Lonsum. Oleh karenanya,
beban kognitif dan kesempatan belajar menjadi hal yang penting untuk diperhatikan di Lonsum kantor cabang Medan.
Di sisi lain, perilaku sebagian karyawan yang engaged dapat dijelaskan dengan beban emosional rendah yang disertai dengan peran jabatan yang jelas.
Secara keseluruhan, beban emosional yang rendah membantu meringankan beban psikologis yang dialami karyawan. Situasi kerja di Lonsum tidak memicu emosi-
emosi negatif sehingga karyawan cenderung merasakan emosi-emosi positif. Penelitian Dale Carnegie 2013 menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami
emosi positif, seperti senang dan antusias, lebih tinggi employee engagement-nya lima kali dari karyawan yang mengalami emosi negatif. Di sisi lain, peran yang jelas
Universita Sumatera Utara
juga berpengaruh pada employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Harter dkk., 2002 menyatakan bahwa kejelasan peran yang tinggi dapat
meningkatkan employee engagement. Hal ini didukung oleh penyataan Sleap 2012 bahwa karyawan yang memiliki peran yang jelas akan memahami harapan atasan
dan perusahaan terhadapnya, sekaligus bekerja untuk mencapai strategi bisnis perusahaan, berkontribusi dengan hasil bisnis perusahaan, yang akhirnya akan
meningkatkan tingkat employee engagement terhadap perusahaan. Hasil penelitian mengenai beban emosional dan kejelasan peran terlihat
kontras dengan data awal penelitian. Hal ini bisa dijelaskan karena ada sebagian kecil karyawan memiliki beban emosional tinggi sehingga data awal mengenai
beban emosional yang tinggi diperoleh dari subjek penelitian dengan beban emosional ekstrim tinggi. Selain itu, Tornross, dkk. 2013 menyatakan bahwa trait
kepribadian mempengaruhi persepsi karyawan terhadap beban kerja sehingga persepsi karyawan terhadap beban yang dialami akan bervariasi. Kemudian, data
awal yang memperlihatkan peran yang kurang jelas bisa dijelaskan oleh Wheatly 1992 yang menyatakan bahwa analisa ulang deskripsi jabatan secara terus menerus
menjadi lebih baik merupakan salah satu upaya perubahan yang kontinu dilakukan dalam organisasi. Oleh karenanya, merupakan hal yang wajar jika peran jabatan di
Lonsum semakin jelas seiring berjalannya perubahan. Selanjutnya akan dibahas pengaruh dimensi lainnya yang tidak memberi
pengaruh signifikan dengan employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Dimensi work overload ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
Universita Sumatera Utara
employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Hasil penelitian ini terkait dengan masa kerja karyawan di Lonsum kantor cabang Medan yang tergolong
cukup lama, yaitu sebesar 77,63 karyawan memiliki masa kerja di atas 5 tahun. Penelitian Karatepe, Sokmen, Yavas, dan Babakus 2010 menunjukkan bahwa
karyawan dengan masa kerja yang lebih lama biasanya mempersepsikan beban kerja lebih rendah dan melaporkan kelelahan yang lebih sedikit. Selain itu, Karatepe dkk.
2010 juga menemukan bahwa beban kerja berlebih dapat menjadi prediktor terjadinya konflik rumah tangga, dan konflik rumah tangga menjadi prediktor
langsung dari employee disengagement. Di samping itu, penelitian Caponetti 2012 menemukan korelasi yang lemah antara beban kerja yang berlebih dengan employee
engagement. Penelitian-penelitian tersebut mengimplikasikan adanya variabel yang tidak diteliti yang memberikan efek mediasi dari work overload ke employee
engagement. Dimensi supervisory support R= 0,516, p 0,001 dan coworker support
R= 0,292, p 0,05 memiliki hubungan searah yang signifikan dengan employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Hal ini sesuai dengan yang
ditemukan oleh Bakker, et al. 2007 bahwa dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja berhubungan secara positif dengan employee engagement. Hanya saja, kedua
dimensi ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan sehingga tidak diikutsertakan dalam persamaan
regresi. Data awal yang memperlihatkan dukungan atasan dan rekan kerja yang kurang di Lonsum dapat dijelaskan dengan penelitian Araya, Chotai, Komproe, dan
Universita Sumatera Utara
De Jong 2007 yang mengatakan bahwa jenis kelamin laki-laki mempersepsikan dukungan sosial baik dari atasan maupun rekan kerja yang lebih tinggi dari wanita.
Subjek penelitian ini mayoritas 72,9 berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan data awal mengenai dukungan atasan dan rekan kerja yang kurang diperoleh dari subjek
berjenis kelamin wanita. Selain itu, Kumar 2005 menekankan bias yang mungkin muncul pada data penelitian karena penilaian terhadap objek berupa manusia
memiliki tingkat social desirability yang tinggi.
Universita Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan di awal bab yaitu gambaran employee engagement, gambaran dimensi-dimensi job demands,
gambaran dimensi-dimensi job resources serta pengaruh dimensi-dimensi tersebut terhadap employee engagement di Lonsum kantor cabang Medan. Selanjutnya peneliti
akan memberikan saran-saran metodologis dan praktis bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang mirip dengan penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data yang dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karyawan level manajerial ke bawah di Lonsum kantor cabang Medan tergolong
cukup engaged. Sepertiga di antaranya menunjukkan kesungguhan bekerja demi perusahaan, berusaha mencapai lebih dari yang diinginkan perusahaan, dan
menampilkan kinerja yang stabil meskipun menemui hambatan dalam bekerja. Karyawan-karyawan ini menjadi tonggak perusahaan untuk mencapai
produktivitas yang tinggi. Di sisi lain, setengah lebih karyawan level manajerial ke bawah memiliki tingkat employee engagement yang sedang-sedang saja, yang
berpotensi untuk menjadi disengaged pada kondisi perubahan sistem yang terjadi terus menerus di Lonsum. Oleh karenanya, employee engagement di
Universita Sumatera Utara