17 pribadi untuk memahami, berusaha, dan mencoba menyelesaikan segala
urusanpermasalahan yang dihadapi dengan caranya sendiri. Tugas pembina dalam pembiasaan karakter mandiri siswa adalah sebagai
fasilitator. Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seorang siswa. Menurut Ngainun Naim 2012:162, mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses
pembelajaran yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia. Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seorang siswa. Belajar untuk bisa
mandiri bukan berarti selalu harus hidup sendiri. Hal tersebut bertujuan untuk membelajarkan siswa agar tidak mengharapkan bantuan, pengawasan, dan arahan
orang lain termasuk pembina secara terus menerus. Siswa berlatih berkreativitas dan berinisiatif, serta mencoba untuk menyelesaikan urusanpermasalahannya
sendiri dengan bersumber pada bimbingan yang pernah diperolehnya.
2. Karakteristik dari Karakter Mandiri
Steinberg Desmita, 2012:186 menjelaskan bahwa karakteristik dari karakter mandiri terdiri dari tiga macam. Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kemandirian Emosional Emotional autonomy Kemandirian ini berhubungan dengan adanya perubahan kedekatan
emosional antar seseorang dengan orang lainnya. Contoh pada hubungan emosional antara siswa dengan pembina atau hubungan anak dengan orang tua.
18 b. Kemandirian Tingkah Laku Behavioral autonomy
Kemandirian yang berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan tanpa terpengaruh atau bergantung kepada orang lain, dan
menentukan keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab. c. Kemandirian Nilai Value autonomy
Kemandirian yang mengarah pada kemampuan seseorang didalam memaknai berbagai hal yang benar dan salah, serta hal yang penting dan tidak
penting dalam kehidupan sehari-hari. Russel Bakken 2002:2 menjabarkan tiga karakteristik kemandirian
menjadi beberapa aspek. Berikut ini adalah aspek-aspek dari ketiga karakteristik tersebut.
1 Aspek kemandirian emosional emotional autonomy Aspek yang terdapat dalam kemandirian ini meliputi:
a kemampuan melakukan de-idealized terhadap orangtua. Individu harus mampu memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna atau ideal, termasuk
orang tua mereka. Hal ini membuat individu mampu mandiri dengan tidak lagi bergantung kepada bantuan orangtua;
b kemampuan memandang parent as people atau orang tua selayaknya orang pada umumnya. Individu akan mampu berinteraksi dengan orangtua mereka,
bukan sebagai hubungan antar anak dengan orangtua saja, namun berinteraksi sebagai dua orang individu;
19 c non-dependency atau keadaan dimana individu bergantung kepada diri sendiri,
bukan kepada orang lain atau orang tua mereka. Individu mampu mengontrol emosi dan menahan keinginan untuk meminta dukungan emosional atau
bantuan disekitarnya; dan d individuated atau individualisasi. Individu mampu melihat perbedaan
pandangan dengan orang tuanya, serta senantiasa memunculkan sikap tanggung jawab.
2 Kemandirian tingkah laku behavioral autonomy Aspek yang terdapat dalam kemandirian ini terdiri dari tiga hal, yaitu:
a kemampuan mengambil keputusan, meliputi: menyadari resiko dari perilakunya, memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan
diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang diambil;
b memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain, meliputi: tidak mudah terpengaruh situasi yang menuntut konformitas, tidak mudah terpengaruh
tekanan teman sebaya dan orang tua dalam mengambil keputusan, dan memasuki kelompok sosial tanpa tekanan;
c memiliki rasa percaya diri self reliance, meliputi: merasa mampu memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab sehari-hari di rumah dan di sekolah, merasa
mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya, serta berani mengemukakan ide atau gagasan.
20 3 Kemandirian nilai value autonomy
Aspek dari kemandirian ini terdiri dari tiga macam yaitu: a keyakinan akan nilai-nilai abstrak abstract belief;
b nilai-nilai semakin mengarah kepada yang bersifat prinsip principle belief, antara lain dengan berpikir sesuai prinsip yang dapat dipertanggung jawabkan
dalam bidang nilai, bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggung jawabkan dalam bidang nilai, serta bertingkah laku sesuai dengan keyakinan
dan nilainya sendiri; c keyakinan akan nilai semakin terbentuk dalam diri individu bukan hanya dari
sistem nilai yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya independent belief. Hal ini diwujudkan dengan individu mulai dapat mengevaluasi
keyakinan dan nilai-nilai yang diterima dari orang lain, berpikir sesuai dengan keyakinan diri sendiri, serta bertingkah laku sesuai dengan keyakinan sendiri.
Karakter mandiri merupakan sebuah nilai penting yang akan membantu siswa dalam melaksanakan tugasnya. Masa depan siswa akan menjadi lebih baik
ketika siswa memiliki karakter mandiri sejak dini. Siswa memahami dirinya dengan baik, dapat mengambil keputusan secara mandiri, berani menghadapi
resiko, memiliki rasa percaya diri dan jiwa untuk tidak bergantung kepada orang lain. Perkembangan karakter siswa yang mandiri terjadi secara bertahap dengan
mengikuti perkembangan psikis, fisik, dan pemikiran siswa. Menjelang akhir masa anak-anak, siswa dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik di
lingkungannya. Pembina sebagai pendidik di sekolah merupakan fasilitator yang
21 membimbing siswa untuk mampu mengembangkan kemampuan psikis, fisik, dan
mentalnya.
3. Ciri-ciri Karakter Mandiri