97 menerapkan konsep K3 dengan baik dan benar, sebagian lainnya kurang
memperhatikan K3 pada saat praktik. Contohnya tanggung jawab terhadap alat yang dipakai, ada beberapa siswa yang tidak merapikan dan meringkas
alat-alat tersebut setelah selesai praktik. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan di tempat praktik. Peran guru sangat penting dalam
memberikan contoh pada saat praktik. Penanaman konsep K3 tidak hanya pada saat kelas satu saja akan tetapi setiap praktik siswa harus dibimbing
agar pengetahuan tentang K3 tidak berangsur-angsur lupa. Pembelajaran yang terus menerus mengenai K3 akan mengurangi resiko gangguan memori
seperti lupa, mereka akan mengingat terus mengenai K3 hingga pada saat mereka kerja.
Gambar 5. Diagram pie Kecenderungan skor pengetahuan K3
b. Sarana Prasarana
Sarana Prasarana K3 SMK N 1 pundong sebagian kecil termasuk dalam kategori tinggi 39,70. Penyebaran kategori data variabel
Sarana prasarana dinyatakan pada Gambar 6. Sebagian kecil siswa termasuk dalam kategori rendah 15,50, sedang 22,40, dan sangat
24,10 34,50
36,20 5,20
Pengetahuan K3
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
98 tinggi 22,40. Rerata sebesar 64,4310 terletak antara interval 62,50
sampai dengan 69,24 termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sarana Prasarana
K3 di SMK N 1 Pundong sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi. Sarana prasarana di sekolah tergolong tinggi, siswa mampu menggunakan
alat sarana prasarana sesuai dengan apa yang digunakan untuk mengurangi resiko terkena bahaya. Inisiatif siswa sangat bagus, berpedoman jobhseet
yang terdapat K3 mereka mampu menggunakan dengan baik. Alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan yang ada pada saat praktik, sehingga
siswa mampu menerapkan konsep K3 dengan baik dan benar. Siswa bersemangat dalam menerapkan K3 pada saat praktik. Alat yang lengkap
dan sesuai dapat membantu siswa dalam menerapkan karakternya contohnya, memakai helm pada saat membobok tembok. Helm yang sesuai
akan meningkatkan semangatnya dalam mengerjakan praktek. Oleh karena itu, sekolah harus melengkapi alat di bengkelnya sehingga siswa akan lebih
mudah dalam menerapkan konsep K3 dengan baik dan benar. Kegiatan siswa bisa di tambahkan dengan membuat poster-poster mengenai cara
menggunakan alat K3 serta dampak bahaya ketika lupa menerapkan konsep K3. Misalnya, ketika selesai praktik anak-anak membersihkan alat dan
bahan, seperti mengepel, mengembalikan alat pinjam, dan merapikan alat dan bahan. Tentunya harus ada sarana yang memadai seperti pel, sapu, dan
daftar alat pinjam. Jika terdapat sarana prasarana yang lengkap dan sesuai
tidak sulit bagi siswa untuk membentuk karakter K3 pada dirinya.
99 Gambar 6. Diagram Pie Sarana Prasarana
c. Karakter Siswa K3
Karakter siswa terkait K3 Siswa Kelas XI SMK N 1 Pundong sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi sebesar 36,20, Penyebaran
kategori data variabel Karakter siswa K3 dinyatakan pada Gambar 7. Sebagian siswa termasuk dalam kategori rendah 24,10, Sedang
34,50, dan sangat tinggi 5,20. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Karakter Siswa K3
Kelas XI SMK N 1 Pundong sebagian kecil termasuk dalam kategori tinggi. Siswa mampu menerapkan konsep K3 dengan baik dan benar. Mengerjakan
laporan sesuai standar K3 dan displin waktu dalam praktek, sehingga mampu meningkatkan kualitas pribadinya masing-masing. Siswa sudah
menerapakan konsep 5S yang baik. Kegiatan praktik sudah berakhir siswa langsung mengerjakan laporan sesuai jobsheet yang diberikan. Oleh karena
itu, guru harus terus memberikan nasehat kepada perserta didik untuk menerapkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kepedulian mengenai tugas-
tugas yang diberikan terutama mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Peserta didik juga harus mampu menyerap apa yang diajarkan oleh guru
karena di dunia industri salah satu yang akan dinilai yaitu mengenai
24,10 34,50
36,20 5,20
Sarana Prasarana
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi