Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian

44 Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai yang diperoleh diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3.3 Klasifikasi Indek Kesukaran Nilai indeks kesukaran Kriteria P 0,00 sampai 0,30 Soal sukar P 0,30 sampai 0,70 Soal sedang P 0,70 sampai 1,00 Soal mudah Sumber: Suharsimi Arikunto, 2012: 225 Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk item soal 1. Hasil perhitungan diperoleh P = 0,500 hal ini berarti item soal 1 termasuk kategori“sedang”. Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Kriteria NomorSoal Jumlah Soal Sukar 27 1 Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,2 4,25,26,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43 42 Mudah Sumber : Data hasil uji coba Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12, halaman 169.

3.4.5.5 Analisis Daya Pembeda

“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah” Suharsimi Arikunto, 2012: 226. 45 Nilai daya pembeda diperoleh dengan menggunakan rumus indeks diskriminasi D yaitu: Suharsimi Arikunto, 2012: 228 Keterangan: J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk mengetahui tingkat daya pembeda soal dilakukan dengan mengkonsultasikan skor D yang diperoleh dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval Kriteria D = 0,00-0,20 D = 0,21-0,40 D = 0,41-0,70 D = 0,71-1,00 D = negative Jelek Cukup Baik Sangat baik Semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negative sebaiknya dibuang saja Suharsi Arikunto, 2012: 226 46 Hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu; jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Contoh perhitungan daya beda pada soal no 1. diperoleh D = 0,600, artinya item 1 mempunyai daya beda “baik”. Hasil uji coba diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.6 Daya Pembeda Kriteria Nomor Soal Jumlah Jelek 5,9,11,16,19,23,25,28,32,38,43 11 Cukup 7,8,12,14,18,26,31,36,39,41,42 11 Baik 1,4,6,10,13,15,17,20,21,22,27,29,30,33,34,35,37 17 Sangat Baik 2,3,24,40 4 Sumber : Data hasil penelitian Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12, halaman 169.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas nilai pre test dan post test digunakan untuk menentukan apakah data awal dan akhir yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak sehingga memenuhi syarat untuk dianalisa. Dalam penelitian ini uji kenormalan data dilakukan dengan rumus Chi-Kuadrat yaitu : Sudjana, 2005: 273 Rumus Chi kuadrat Keterangan: � = Chi kuadrat � = Frekuensi pengamatan � � = Jumlah yang diharapkan       k 1 i 2 i 2 O i i E E 