Selain itu juga digunakan untuk mengumpulkan data-data pendukung selama penelitian.
G.   Analisis Instrumen
Instrument  tes  yang  telah  diujikan  pada  siswa,  selanjutnya  dianalisis untuk  menentukan  validitas  dari  sosal-soal  yang  telah  diberikan.  Langkah-
langkah  yang  digunakan  untuk  menganalisis  instrument  hasil  tes  uji  coba sebagai berikut.
1.  Validitas Validitas  adalah  suatu  ukuran  kesahihan  atau  kevalidan  suatu
instrumen  yang  akan  digunakan.  Validitas  tes  berhubungan  dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes
melakukan pengukurannya. Atau dengan kata lain validitas tes berhubungan dengan  ketepatan  tes  terhadap  konsep  yang  akan  diukur,  sehingga  betul-
betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur Uno, 2013:151-152. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayalakan  butir-butir dalam suatu
daftar    pertanyaan    dalam    mendefinisian    suatu    variabel    Sujarweni, 2014:199.  Daftar  pertanyaan  ini  pada  umumnya  mendukung  suatu
kelompok  variabel  tertentu.  Langkah-langkah  menggunakan  SPSS  20 sebagai berikut.
a.  Pemasukan data ke SPSS. b.  Mengisi data dalam data view.
c.  Menyimpan data ke SPSS.
d.  Mengoah data dengan cara klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
dan fokus pada tabel corrected Item Total Correlation. e.  Klik statistics dengan memberikan tanda pada scale if item deleted
f.   Klik continue dan ok. Hasil uji validitas dengan menggunakan jumlah responden sebanyak
31 siswa, maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment person dengan df defree of freedom = n-2, jadi df= 31-2 = 29, maka r tabel
= 0.306. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung  r tabel, dapat dilihat  dari  bantuan  SPSS  20  dengan  menggunakan  Corrected  Item  Total
Correlation, analisis output dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.2
Hasil Output Validitas Soal Uji Coba
Variabel r hitung
r tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0.388
0.306 Valid
Pertanyaan 2 0.676
0.306 Valid
Pertanyaan 3 0.318
0.306 Valid
Pertanyaan 4 0.590
0.306 Valid
Pertanyaan 5 0.353
0.306 Valid
Pertanyaan 6 0.444
0.306 Valid
Pertanyaan 7 0.333
0.306 Valid
Pertanyaan 8 0.542
0.306 Valid
Pertanyaan 9 0.404
0.306 Valid
Pertanyaan 10 0.595
0.306 Valid
Pertanyaan 11 0.414
0.306 Valid
Pertanyaan 12 0.431
0.306 Valid
Pertanyaan 13 0.344
0.306 Valid
Pertanyaan 14 0.421
0.306 Valid
Pertanyaan 15 0.331
0.306 Valid
Pertanyaan 16 0.400
0.306 Valid
Pertanyaan 17 0.374
0.306 Valid
Pertanyaan 18 0.490
0.306 Valid
Pertanyaan 19 0.352
0.306 Valid
Pertanyaan 20 0.391
0.306 Valid
Sumber: Data diolah 2015
Berdasarkan  hasil  analisis  data  instrumen  uji  coba  menunjukkan bahwa  r  tabel  sebesar  0,306  dengan  N  =  31  dan  alpha  5.  Soal  uji  coba
adalah 20 butir soal dan dari hasil uji coba semua soal dalam kategori valid. Berdasarkan  tabel  3.2  diketahui  bahwa  soal  yang  valid  ada  20  soal
atau  semua  soal  valid.  Soal  yang  valid  dapat  digunakan  untuk  pretes  dan postes.  Data  hasil  output  perhitungan  validitas  selengkapnya  dapat  dilihat
pada lampiran 8. 2.  Reliabilitas soal
Reliabilitas  berhubungan  dengan  kepercayaan.  Instrumen  tes dikatakan  reliabel  apabila  jika  tes  tersebut  dapat  memberikan  hasil  yang
tetap.  Jadi  reabilitas  adalah  ketetapan  suatu  tes  apabila  diteskan  kepada subjek  yang  sama.  Untuk  mengetahui  ketetapan  ini  pada  dasarnya  dilihat
kesejajarannya  Arikunto,  2012:100.  Reabilitas  keandalan  merupakan suatu  ukuran  suatu  kestabilan dan konsistensi  responden dalam  menjawab
hal  yang  berkaitan  dengan  kontruk-kontruk  pertanyaan  yang  merupakan dimensi  suatu  variabel  dan  disusun  dalam  suatu  bentuk  instrumen
Sujarweni,  2014:198-199.  Langkah-langkah  reliabilitas  dalam  SPSS  20 sebagai berikut.
a.  Pemasukan data ke SPSS. b.  Mengisi data dalam data view.
c.  Menyimpan data ke SPSS. d.  Mengoah data dengan cara klik Analyze
– Scale – Reliability Analysis. e.  Klik statistic dengan memberikan tanda pada scale if item deleted.
f.   Klik continue dan ok. Untuk  mengetahui  reliabel  atau  tidak,  hasil  perhitungan  r
dibandingkan  dengan  r  tabel.  Uji  reliabilitas  dapat  dilakukan  secara bersama-sama  terhadap  seluruh  butir  pertanyaan.  Jika  Alpha    0.60  maka
reliabel. Uji reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbac h’s Alpha, jika nilai
Alpa    0.60  maka  kontruk  pertanyaan  yang  merupakan  dimensi  variabel adalah reliabel. Nilai Cronbac
h’s Alpha adalah 0.841 jadi di atas 0.60 maka reliabel. Analisis hasil perhitungan reabilitas soal uji coba dengan bantuan
SPSS 20 dapat dilihat pada lampiran 9. 3.   Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa dalam memecahkan
soal.  Sementara  soal  yang  terlalu  susah  akan  membuat  siswa  putus  asa. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah  sebagai
berikut. P=
� ��
Keterangan: P          : Indeks kesukaran
B          : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul JS         : Jumlah peserta didik tes
Kriteria tingkat kesukaran soal pilihan ganda adalah sebagai berikut. Soal dengan P 0,01
– 0,30 adalah sukar Soal dengan P 0,30
– 0,70 adalah sedang
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah mudah
Arikunto, 2012:222-223 Hasil  perhitungan  tingkat  kesukaran  soal  dapat  dilihat  pada  tabel
berikut. Tabel 3.3
Rekap Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria Soal
No Soal Jumlah
Sukar 17,
1 Sedang
3, 4, 5, 6, 7, 8, 11,12, 13 14, 18, 19 12
Mudah 1, 2, 9, 10, 15, 16, 20
7 Sumber: Data diolah 2014
Berdasarkan  tabel  3.2  dapat  dijelaskan  bahwa  soal  uji  coba  yang mempunyai kriteria soal  sukar terdapat  1 soal, kriteria soal sedang ada 12
soal,  dan  kriteria  soal  mudah  ada  7  soal.  Perlu  diketahui  bahwa  soal-soal yang  terlalu  mudah  atau  terlalu  sukar,  lalu  tidak  berarti  tidak  boleh
digunakan,  hal  ini  tergantung  penggunaannya  Arikunto,  2012:225. Perhitungan tingkat  kesukaran setiap butir soal  dapat  dilihat selengkapnya
pada lampiran 10. 4.  Daya Pembeda
Daya  pembeda  soal  adalah  kemampuan  suatu  soal  untuk membedakan  antara  siswa  yang  berkemampuan  tinggi  pandai  dengan
siswa yang berkemampuan rendah bodoh Arikunto, 2012:226. Soal yang dijawab benar oleh siswa pintar ataupun siswa bodoh, maka soal itu tidak
baik  karena  tidak  mempunyai  daya  pembeda.  Soal  yang  baik  adalah  soal yang dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah: a.  seluruh peserta tes diurutkan dari nilai tertinggi sampai terbawah,
b.  seluruh  peserta  tes  dibagi  menjadi  dua  kelompok  yaitu  kelompok  atas dan kelompok bawah berdasarkan nilai mereka,
c.  menghitung  daya  pembeda  indeks  diskriminasi  soal  dengan  rumus sebagai berikut:
DP =
�� −
� � �� ��  �� � � � � ��  ��� �
Keterangan : DP     : Daya Pembeda
X
kA
: rata-rata kelompok atas X
kb
: rata-rata kelompok bawah Kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto, 2012:232 adalah:
D       : 0.70 - 1.00     : baik sekali D       : 0.41 - 0.70     : baik
D       : 0.21 - 0.40     : cukup D       : 0.00 - 0.20     : jelek
D : negatif -, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja. Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, 20 soal yang diujicobakan
diperoleh daya pembeda sebagai berikut.
Tabel 3.4 Rekap Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria Soal No Soal
Jumlah Sangat jelek
- Jelek
- Cukup
1, 3, 5, 9, 10, 13, 15, 17, 18, 19 10
Baik 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 16, 20
10 Baik Sekali
- Sumber: Data diolah 2015
Berdasarkan tabel 3.4  dapat diketahui bahwa  hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba yang termasuk dalam kriteria sangat jelek ada tidak
ada, kriteria soal jelek tidak ada, kriteria soal cukup ada 10 soal, kriteria soal baik  ada  10  soal,  dan  kriteria  baik  sekali  tidak  ada.  Untuk  lebih  jelasnya
mengenai hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 11.
H.   Metode Analisis Data