commit to user
Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan
penglihatan secara fisik maupun anatomi sehingga berdampak pada segala aspek kehidupannya termasuk dalam hal belajar, sehingga mereka
memerlukan alat khusus, material khusus, latihan khusus dan bantuan khusus supaya dapat memfungsikan diri secara optimal di dalam
belajar serta diperlukan metode pengajaran, pembelajaran, penyesuaian bahan pelajaran, dan lingkungan belajar.
b. Klasifikasi Anak Tunanetra
Menurut Jamila K.A. Muhammad 2008:79 masalah penglihatan dapat dibedakan dalam tingkatan-tingkatan berikut:
1 Menengah Pala masalah tingkat menengah, anak-anak masih mendapat
melihat cahaya dan menjalankan aktivitas yang membutuhkan indera penglihatan dengan menggunakan alat bantu khusus seperti
kacamata.
2 Serius M a s a l a h pa d a t a ha p s e r i u s m e n ye b a bk a n a na k - a na k
m u n gk i n memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari, bahwa mereka mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas yang menggunakan
penglihatan, walaupun telah memakai bantuan alat khusus. 3 Sangat serius
M a s a l a h pa da t i ngka t s a nga t s e ri us m e nga ki ba t ka n a na k-a na k
menghadapi kesulitan dalam melakukan aktivitas visual, seperti membaca, dan harus mengandalkan indera lain.
Pendapat lain
dikemukakan oleh
Purwaka Hadi
2005: 45,mengklasifikasikan tunanetra atas dasar fungsi penglihatan kedalam lima
kategori : 1 Kelompok yang memiliki penglihatan agak normal tetapi
membutuhkan koreksi lensa dan alat bantu membaca. 2 Kelompok yang ketanjaman penglihatannya kurang atau
sedang yang memerlukan pencahayaan dan alat bantu penglihatan khusus.
3 Kelompok yang memiliki penglihatan pusat rendah, lantang penglihatan
sedang, ketikmaampuan
memperoleh pengalaman akibat kerusakan penglihatan.
4 Kelompok yang memiliki fungsi penglihatan buruk, kemampuan lantang pandang rendah, penglihatan pusat
commit to user
buruk, dan perlu bantuan untuk membaca yang kuat. 5 Kelompok yang tergolong buta total.
Sedangkan menurut Mohammad Efendi 2006:52-53, klasifikasi anak tunanetra menurut jenjangnya dapat dikelompokkan menjadi:
1 Anak yang mengalami ketunanetraan yang memungkinkan dikoreksi alat optik atau terapi medis.
2 Anak yang mengalami ketunanetraan yang memungkinkan dikoreksi alat optik atau terapi medis, tetapi masih mengalami
kesulitan menggunakan fasilitas orang awaslemah penglihatan 3 Anak mengalami ketunanetraan yang tidak memungkinkan
dikoreksi alat optik atau terapi medis serta tidak dapat sama sekali memanfaatkan penglihatan untuk kepentingan
pendidikan.
B e rda s a rka n kl a s i fi ka s i t e rs e but s e c a ra ga ri s be s a r pe nul i s da pa t menyimpulkan bahwa klasifikasi anak tunanetra sebagai
berikut: 1 Blind Buta
Yaitu menggambarkan kondisi dimana penglihatan tidak dapat difungsikan lagi dan sudah tidak mampu menerima
rangsangan cahaya dari luar meskipun menggunakan alat bantu penglihatan sehingga sangat mengandalkan indera lainnya.
2 Low Vision penglihatan kurang Yaitu
menggambarkan kondisi
penglihatan dengan
ketajaman yang kurang dan masih mampu menerima
rangsangan cahaya dari luar serta masih dapat b e r f u n g s i a p a b i l a d i b a n t u d e n g a n a l a t k h u s u s w a l a u p u n
t i n g k a t keberhasilannya belum tentu maksimal.
c. Faktor Penyebab Ketunanetraan