Modul Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar Matematika

commit to user 39

7. Modul

a. Pengertian Modul Dalam kenyataan, perbedaan-perbedaan pada siswa sangat beragam sesuai dengan jumlah siswa yang ada dalam suatu kelas. Dalam pelajaran yang mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan siswa, guru akan mengalami kesulitan mengatur siswa dalam kelas. Untuk mengatasi kesulitan ini ahli pendidikan telah memikirkan berbagai jalan keluar antara lain achievement grouping, nongrading system, pengajaran modul, dan bentuk-bentuk pengajaran individual. Berikut ini akan dibahas pengajaran modul. Menurut James R. Russel dalam Vembriarto 1985: 20 suatu modul adalah paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih pada unit berikutnya. Modul itu disajikan dalam bentuk yang bersifat self- instructional. Masing-masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri. Pengertian modul secara terperinci disampaikan oleh F.M Thomas dalam Warji 1983: 45 sebagai berikut Modul pengajaran di Indonesia adalah suatu paket bahan pelajaran yang berisi butir-butir sebagai berikut : 1 Rumusan tujuan pelajaran yang khas 2 Lembaran petunjuk guru yang menjelaskan bagaimana cara guru harus mengajar yang paling efisien 3 Bahan pelajaran atau bacaan bagi siswa 4 Lembaran kerja bagi siswa 5 Lembaran jawaban kerja 6 Maksud penilaian tes dan skala bertingkat. b. Unsur-Unsur Modul Menurut Vembriarto 1985: 37 sebuah modul memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1 Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan pengajaran atau tujuan belajar tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Tingkah laku siswa tersebut adalah yang diharapkan dari siswa setelah mereka menyelesaikan tugas dalam mempelajari modul. commit to user 40 2 Petunjuk untuk guru. Petunjuk ini memuat penjelasan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efisien. 3 Lembaran kegiatan siswa. Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi pelajaran itu disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematik sehingga siswa dapat mengikuti dengan mudah dan tepat. Lembar kegiatan siswa dapat pula disertakan kegiatan- kegiatanobservasi, percobaan yang harus dilakukan siswa. 4 Lembaran kerja bagi siswa. Lembaran kerja disusun agar siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembar kerja tercantum pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab dan dipecahkan siswa. 5 Kunci lembar kerja. Agar siswa dapat mengevaluasi hasil belajarnya, modul dilengkapi dengan kunci lembaran kerja. Dengan kunci lembaran kerja diharapkan terjadi konfirmasi dengan segera terhadap jawaban yang benar maupun yang salah reinforcement langsung atas respon siswa. 6 Lembaran evaluasi. Tiap modul disertai lembar evaluasi berupa tes dan rating scale. Evaluasi guru terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh siswa, ditentukan oleh hasil tes akhir pada lembar evaluasi bukan oleh jawaban-jawaban siswa pada lembar kerja. Lembar evaluasi dan kunci ini senantiasa disimpan oleh guru sendiri. 7 Kunci lembaran evaluasi. Tes dan rating scale yang tercantum pada lembaran evaluasi itu disusun oleh penulis modul yang bersangkutan item-item tes itu disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul. c. Ciri-ciri Modul Menurut Warji 1983: 48 penggunaan modul dalam suatu pengajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Modul merupakan paket pengajaran yang harus dipelajari sendiri self- instructional. Dengan modul siswa diberi kesempatan belajar menurut irama dan kecepatannya masing-masing. commit to user 41 2 Adanya pengakuan atas perbedaan individual. Siswa yang kurang pandai dapat mengulang-ulang bagian yang sulit sedang siswa yang pandai dapat belajar lebih cepat. 3 Adanya tujuan yang jelas. Tujuan ini penting bagi guru maupun siswa untuk mengarahkan proses belajarmengajar. 4 Pemakaian berbagai macam media dapat digunakan untuk memudahkan siswa dalam belajar. 5 Partisipasi secara aktif. 6 Adanya asosiasi, struktur dan urutan pengetahuan. 7 Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa. Hal ini terwujud dalam lembar kerja yang dilengkapi kunci jawaban. 8 Adanya evaluasi. Terhadap hasil belajar siswa setiap akhir modul, para siswa dievaluasi mengenai penguasaan bahan dalam modul tersebut. Siswa yang telah memenuhi kriteria tertentu yaitu 75 menguasai bahan dapat dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Siswa yang belum memenuhi kriteria 75 menguasai harus mengulang modul itu atau mengerjakan modul ulangan remedial.

8. Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STA

0 2 10

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

EKSPERIMEN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari

0 2 23

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL.

0 0 11