Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

84 Dapat disimpulkan adapun kendala yang berkaitan dengan faktor penggunaan ICT di sekolah diantaranya kurang dukungan atau partisipasi pengembangan profesional dan mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT, kurangnya Penggunaan ICT didorong dalam praktik belajar dan mengajar di sekolah. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut pada dasarnya juga sama dengan kendala-kendala lainnya. Adanya kesadaran setiap guru untuk menggunakan ICT sebagai media pembelajaran juga perlu ditekankan. Selain berinovatif dan kreatif dengan menggunakan ICT kegiatan pembelajaran menjadi lebih mudah dan keuntungannya menarik minat belajar siswa. Memiliki semangat dukungan dan dorongan untu berpartisipasi dalam pengembangan profesional guru.

B. Pembahasan

1. Pemanfaatan ICT oleh guru SMP Pemanfaatan ICT secara keseluruhan yaitu sejumlah 69,24, pemanfaatan ICT dinilai berdasarkan dari pemanfaatan navigasi file komputer, pemanfaatan email, web dan internet, pemanfaatan word processor dan pemanfaatan media presentasi. Pertama implementasi ICT yang dinilai dari pemanfaatan navigasi file komputer dengan presentase 69,52. Indikator yang paling dikuasi dalam pemanfaatan navigasi file komputer adalah mengakses sebesar 85,56, berkaitan dengan menggunakan internet untuk mencari materi pelajaran, mengelola pada bagian mengelola file dalam hard disk dan membuat atau menyimpan folder untuk setiap materi pelajaran di dalam komputerlaptop, dan lain-lain. Kemudian indikator mengelola sebesar 84,44, yaitu guru mampu mengelola setiap file 85 dalam simpanan hard disk, dan indikator dalam membuat yaitu menyimpan folder untuk setiap materi pelajaran di dalam komputerlaptop sebesar 83,33. Pada dasarnya pemanfaatan navigasi file komputer merupakan ilmu mendasar dari ICT. Oleh karena itu setiap guru harus menguasai ilmu dasar dalam ICT, sehingga pengoperasian ICT dalam kegiatan pembelajaran sudah terbiasa dengan baik tanpa adanya kendala teknis tidak mampu mengoperasikan. Kedua, implementasi ICT yang dinilai dari pemanfaatan email dengan presentase 51,90. Pemanfaatan email dalam hal ini indikator yang paling sangat dikuasai adalah menentukan yaitu mampu dalam pembuatan email seperti. yahoo.com, gmail.com, ymail.com dll sebesar 68,89. Kemudian indikator kedua yang dikuasai adalah mengakses sebesar 67,78 dapat mengakses, membuka pesan masuk dalam email sebagai penunjang kelancaran penyampaian pembelajaran, pemanfaatan guru dalam mengoperasikan email seperti yahoo, gmail, ymail baik cara membuat, mengoperasikanya, mengirim melalui email atau sebagai media komunikasi. Pada dasarnya pemanfaatan memiliki email sangat penting pada zaman yang sudah maju seperti saat ini, dimana dapat memudahkan proses pembelajaran kepada setiap siswa-siswanya, misalkan sebagai media pengiriman materi pelajaran, tugas, media komunikasi, dll. Selanjutnya ketiga, implementasi ICT yang dinilai dari pemanfaatan webinternet dengan presentase 75,08. Pemanfaatan webinternet sangat mendukung kegiatan pembelajaran sebagai situs pencarian, seperti google searching, yahoo searching, sebagai informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, mengakses internet baik untuk pencarian materi, sosial media 86 maupun email, mendownload materi pelajaran yang diperoleh baik dalam bentuk doc, pdf,xl, powerpoint dan sebagai media komunikasi. Indikator yang paling dikuasai adalah indikator menentukan dan mengelola masing-masing sebesar 87,78. Oleh karena itu setiap guru harus memiliki pemanfaatan dalam webinternet sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya terpaku dengan menggunakan buku-buku pelajaran, melainkan dapat mencari bahan-bahan yang lebih menarik dari webinternet. Pemanfaatan penggunaan webinternet untuk pembelajaran sebenarnya dapat menumbuhkan kreatifitas seorang guru untuk berinovasi mencari media-media pembelajaran yang yang lebih menarik, sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya secara konvensional saja. Pemanfaatan ICT keempat dilihat dari pemanfaatan word processor dengan presentase 72,22. Adapun indikator dalam pemanfaatan word processor yang paling dikuasai adalah mengelola sebesar 82,22, hal yang berkaitan dengan mengelola adalah mengolah Microsoft Word seperti tabel, clip art gambar, margin, ukuruan font dan paragaraf saat membuat modul atau materi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Pemanfaatan dalam penggunaan word processing seharusnya setiap guru sudah bisa menguasai karena tidak hanya digunakan dalam pembelajaran melainkan untuk tugas-tugas lainnya, minimal mampu mengoperasikan dan mengatur penataan hasil word processing. Kemudian indikator kedua yang dikuasai adalah menentukan dan mengintegrasi masing- masing sebesar 76,67. Setiap guru mampu menentukan bentuk dan tampilan word dalm penulisan materi pembelajaran, hal ini difungsikan untuk memberikan minat pembelajaran kepada siswa dengan tampilan modul pembelajaran yang 87 menarik. Mengintegrasikan dimana guru menggunakan microsoft word sebagai penunjang media pembalajaran sebagai modul, catatan, dll. Selanjutnya pemanfaatan ICT kelima dilihat dari pemanfaatan presentasi MS power point dengan presentase 77,46. Pemanfaatan media presentasi untuk setiap guru sangat diperlukan khususnya untuk kegiatan pembelajaran. Adapun penilaian tentang pemanfaatan media presentasi meliputi mengoperasikan, membuat seperti memberikan animasi, transisi, master slide, dan mengkomunikasikan hasil media presentasi. Indikator pemanfaatan media presentasi yang paling sangat dikuasai adalah mengintegrasikan dalam menggunakan media presentasi sebagai penunjang media pembalajaran sebesar 83,33, dan kedua adalah membuat media presentasi dengan power point sebagai alat mempermudah dalam penyampaian materi kepada siswa sebesar 81,11. Pada dasarnya setiap guru sudah terampil dalam pembuatan media presentasi karena hal ini tidak hanya digunakan untuk pembelajaran saja melainkan untuk kegiatan yang lain seperti acara diklat, seminar atau presentasi kegiatan rapat sekolah. Dalam kondisi ini guru di SMP Negeri Kabupanten Bantul masih bahwa masih diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan implementasi ICT lebih mendalam lagi sehingga dapat merata oleh setiap guru. Hal ini dilakukan agar peranan ICT dalam aspek proses belajar mengajar sebagai alat bantu pembelajaran mencapai hasil yang maksimal. Guru harus dapat menyambut apa yang ditawarkan ICT dalam penciptaan lingkungan belajar dan mengajar yang baru, yaitu keuntungan dan kesempatan untuk: 1 memfasilitasi belajar anak-anak yang 88 memiliki gaya belajar dan kemampuan yang berbeda, termasuk lambat dalam belajar, kurang beruntung secara sosial, cacat mental dan fisik, yang berbakat, dan mereka yang tinggal di daerah terpencil; 2 membuat belajar lebih efektif, melibatkan indra lebih dalam konteks multimedia dan lebih banyak koneksi dan 3 menyediakan konteks internasional yang lebih luas untuk mendekati masalah sebagai respon yang lebih peka terhadap kebutuhan lokal. Teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu alat yang membutuhkan kemampuan untuk memiliki dan menggunakannya. Tiap individu memiliki kemampuan yang berbeda untuk memiliki dan menggunakannya sehingga memunculkan kesenjangan digital digital divide. Kemajuan dan sifat teknologinya serta harga perangkatnya menyebabkan tingkat perbedaan pemanfaatan ICT. Untuk itu diperlukan suatu rencana pengembangan ICT untuk memenuhi kebutuhan dengan cara menyiapkan fasilitas penghubung ICT yang lengkap dengan personelnya untuk dapat mengeliminasi faktor penyebab terjadinya kesenjangan digital tersebut dalam jangka pendek. Institusi pendidikan, termasuk di dalamnya guru dan siswa harus disiapkan sejak dini menjadi akrab dengan ICT. Guru seharusnya menyadari bahwa ICT sebagai teknologi adalah “tool” yang bernilai kecil sangat tergantung pada pemanfaatan penggunaan. Demikian halnya dengan pemanfaatan penggunaan dan paket pegetahuan PMPT menjadi bernilai kecil apabila tidak ada komitmen terhadap kualitas. Domain-domain pengetahuan bisa menjadi bahan pengembangan strategi atau kerangka dasar baru implementasi PMPT dalam pembelajaran disertai komitmen perbaikan kualitas secara berkelanjutan. 89 2. Kendala-Kendala yang Menjadi Penghambat Implementasi ICT Upaya agar guru harus dengan cepat mengupdate pengetahuan, pemanfaatan, dan kompetensinya dalam bidang ICT, mungkin tidak dapat begitu saja dengan mudah dilakukan. Penyebabnya selain faktor perkembangan ICT yang sangat cepat, di sisi lain terdapat kendala-kendala umum mulai dari faktor usia, dukungan saranaperalatan, kesempatan, dukungan kebijakan dari atasan, hingga ketersediaan infrastruktur di sekolah yang tidak merata dan tidak dengan mudah bisa disesuaikan. Dalam hal ini kendala dilihat berdasarkan dari faktor kebijakan dari Pemerintahan Daerah, faktor pendanaan dan kesinambungan program, faktor pengembangan prefosesional di bidang ICT, faktor sumber daya ICT dan implementasi ICT dilihat dari penggunaan ICT di sekolah. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sebagian besar sebanyak 53,56, sehingga dapat disimpulkan terdapat kendala dalam implementasi ICT di SMP Kabupaten Bantul. Kendala yang paling dominan berdasarkan uraian Guru adalah kendala pada faktor sumber daya ICT terbesar sebanyak 60, Kedua adalah kendala dari segi faktor pengembangan profesional dibidang ICT sebanyak 58,89, kemudian ketiga adalah faktor penggunaan ICT di sekolah sebanyak 55,6., keempat adalah faktor pendanaan dan kesinambungan program sebanyak 47,78. Kemudian untuk kendala yang terakhir adalah faktor kebijakan pemerintah daerah sebanyak 45,6. Kendala-kendala daam implementasi ICT salah satunya pada faktor kebijakan dari Pemerintahan Daerah menunjukkan masih diperlukannya kebijakan yang lebih jelas dan terarah dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan 90 selaku pemangku kepentingan utama bidang pendidikan di daerah, terlebih lagi di era otonomi daerah yang menuntut inisiatif dan kreativitas masing-masing daerah terutama untuk pengembangan ICT. Kendala dilihat faktor pendanaan dan kesinambungan program, masih diperlukannya komitmen yang lebih berpihak pada hal-hal penting pada saat perencanaan anggaran pendidikan, mengingat pendidikan adalah tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Kendala dilihat dari faktor pengembangan prefosesional di bidang ICT masih diperlukannya inisiatif program dan strategi pengembangan profesional yang lebih terarah dari pemangku kepentingan di masa yang akan datang. Kendala dilihat dari faktor sumber daya ICT, masih diperlukannya perhatian lebih lanjut dalam manajemen sumber daya ICT tersebut, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal Untuk itu diperlukan juga penyediaan prasarana penunjang. Kemudian terakhir kendala dilihat dari faktor implementasi ICT dilihat dari penggunaan ICT di sekolah, masih diperlukannya penciptaan iklim yang kondusif yang mendukung optimalnya penggunaan ICT di sekolah melalui penyempurnaan manajemen pengembangan sekolah. Selanjutnya dari keseluruhan kendala tersebut di atas dapat diidentifikasi sepuluh besar kendala implementasi ICT yaitu, tidak mengetahui adanya dukungan dana dari pihak swasta atau masyarakat, tidak pernah mengikuti pelatihan Database misal MS-Access, tidak mengetahui adanya Tim Kerja bidang ICT di Dinas Pendidikan, tidak adanya penilaian angka kredit untuk media pembelajaran berbasis ICT, tidak tersedianya komputerlaptop di kelas, tidak pernah mengikuti pelatihan Manajemen File, tidak tersedianya internet pribadi, 91 tidak adanya penghargaan untuk pengembangan media pembelajaran berbasis ICT, tidak pernah mengikuti pelatihan Email, tidak tersedianya webcam. 3. Upaya Untuk Mengatasi Kendala yang Menjadi Penghambat Implementasi ICT Terkait kendala-kendala implementasi ICT, perlunya disadari bahwa tidak semua kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi melalui pendekatan teknologi, karena akar permasalahannya tidak selalu terletak pada ketidakmampuan dalam mengembangkan teknologi yang sesuai, tetapi kadang lebih disebabkan oleh faktor-faktor non-teknologi, misalnya kebijakan yang tidak kondusif bagi pengguna ICT. Besarnya tingkat upaya yang dilakukan tergantung dari faktor- faktor kendala yang terjadi dilingkungan sekolah. Mengingat luasnya hal-hal yang terkait serta luasnya dampak yang ditimbulkan, maka untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan ICT secara sistematik dan berkelanjutan, dibutuhkan suatu usaha untuk mengintegrasikan dan menyamakan langkah berbagai kebijakan kedalam suatu kerangka kebijakan yang terpadu. Sejauh ini upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang berkaitan dengan implementasi ICT dalam pembelajaran khusunya dari segi Pemerintahan Daerah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat telah melakukan beberapa bantuan untuk setiap sekolah seperti bantuan perangkat lunak dan keras, pelatihan atau workshop tentang ICT khsusunya dengan untuk pembelajaran. Akan tetapi jika dari sisi pendanaan tidak bisa diatasi dengan mudah, karena hal ini berkaitan dengan pendanan yang dimiliki-masing-masing sekolah. Sedangkan untuk alokasi dana dari Dinas Pendidikan, hal tersebut tergantung dari kebijakan pemerintahan tentang permasalahan pengembangan ICT untuk kependidikan. 92 Akan tetapi efektif atau tidaknya upaya tersebut tergantung dari sumber daya manusia masing-masing sekolah dalam mengimplementasikan ICT, khusunya pemanfaatan dan keahlian masing-masing guru untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang ICT. Selain adanya keinginan untuk berinovatif dan kreatif dengan menggunakan ICT kegiatan pembelajaran menjadi lebih mudah dan keuntungannya menarik minat belajar siswa. Memiliki semangat dukungan dan dorongan untu berpartisipasi dalam pengembangan profesional guru. Pada dasarnya proses dan alur dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan sehingga belum mencakup aspek secara keseluuhan mengenai implementasi pemanfaatan guru dalam menggunakan ICT. Terbatasnya pengumpulan data yang masih bisa dilakukan secara mendalam tidak hanya menggunakan angket terbuka maupun tertutup, melainkan dengan pengadaan test secara tertulis berkaitan dengan kemampuan dalam pengoperasian ICT. Sehingga akan lebih mendalam hasil yang nantinya diperoleh untuk masing-masing guru dalam setiap sekolah.

C. Keterbatasan Penelitian