IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi UJI COBA ALAT UKUR 1. Tujuan Uji Coba

44

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, sampel penelitian, alat ukur penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, prosedur penelitian dan metode analisis data.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel terikat : Intensi Turnover Variabel bebas : Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

B. DEFINISI OPERASIONAL

Adapun defenisi operasional variabel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Intensi Turnover

Intensi turnover adalah kadar atau keinginan individu untuk keluar dari keanggotan suatu organisasi dan berpindah ke organisasi lain dimana kadar atau keinginan tersebut belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi tempat karyawan bekerja. Intensi turnover diukur dengan menggunakan skala intensi turnover yang disusun berdasarkan dari aspek-aspek ketertarikan individu terhadap berbagai alternatif pekerjaan lain yang dikemukan oleh Mobley 1982 dan Paramita 2004 yang dijelaskan dalam tabel 1. Universita Sumatera Utara 45 Tabel 1 Definisi Operasional Aspek Intensi Turnover Aspek Definisi Operasional Keinginan mencari pekerjaan dengan insentif yang lebih baik Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar organisasi dengan insentif yang lebih baik Keinginan mencari pekerjaan dengan peluang karir yang lebih baik Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar organisasi dengan peluang karir yang lebih terjamin dari saat ini. Keinginan mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar organisasi yang sesuai dengan kemampuan, latar belakang pendidikan dan bakat yang dimiliki karyawan. Keinginan mencari pekerjaan dengan lingkungan dan hubungan kerja yang lebih baik Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar organisasi dengan suasana lingkungan dan rekan kerja yang lebih baik. Keinginan mencari pekerjaan dengan status kepegawaian yang lebih terjamin Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar organisasi yang dapat memberikan jaminan status kepegawaian sehingga memiliki masa depan yang lebih terjamin dari saat ini Skor intensi turnover diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala intensi turnover. Skor tinggi pada skala intensi turnover menggambarkan bahwa subjek memiliki keinginan yang tinggi untuk keluar dari organisasi dan pindah ke organisasi lain dan sebaliknya skor rendah yang didapatkan menggambarkan bahwa subjek memiliki keinginan yang rendah pula untuk keluar dari organisasi dan pindah ke organisasi lain. Universita Sumatera Utara 46

2. Iklim Organisasi

Iklim organisasi adalah Persepsi karyawan terhadap kebijakan organisasi, dan perilaku di lingkungan kerja yang mempengaruhi motivasi dan perilaku anggota organisasi. Iklim organisasi diukur dengan menggunakan skala iklim organisasi yang disusun berdasarkan aspek-aspek iklim organisasi yang dikemukakan oleh Kolb Rubin 1984 seperti yang dijelaskan dalam tabel 2. Tabel 2 Definisi Operasional Aspek Iklim Organisasi Aspek Definisi Operasional Konformitas Perilaku karyawan yang terbentuk karena adanya perasaaan yang sama di antara para karyawan mengenai banyaknya peraturan, prosedur dan hukum dalam menjalankan pekerjaan Tanggung Jawab Perasaan karyawan bahwa mereka dapat mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik Standar Persepsi karyawan terhadap tekanan dari organisasi pada kulitas tampilan serta membuat produk organisasi lebih terkenal Penghargaan Perasaan karyawan bahwa mereka dihargai oleh organisasi Kejelasan Organisasi Perasaan karyawan bahwa organisasi terorganisasi dengan baik serta memiliki tujuan yang jelas Dukungan dan Kehangatan Perasaan karyawan terhadap rasa saling percaya, dan saling mendukung dikelompok kerja Kepemimpinan Perasaan menerima kepemimpinan yang ada dalam organisasi dan segala keputusannya. Universita Sumatera Utara 47 Skor iklim organisasi diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala iklim organisasi. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin positif pula iklim organisasi. Sebaliknya jika skor total yang diperoleh rendah menunjukkan semakin negatif iklim organisasi yang dirasakan karyawan.

3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja dapat diartikan sebagai persepsi karyawan mengenai pekerjaannya yang dipengaruhi oleh keadaan emosional yang positif baik yang berasal dari dalam diri ataupun diluar diri. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan skala kepuasan kerja yang disusun berdasarkan aspek kepuasan kerja Smith Kendall 1969; Luthans, 2006 seperti yang dijelaskan dalam tabel 3. Universita Sumatera Utara 48 Tabel 3. Definisi Operasional Aspek Kepuasan Kerja Dimensi Definisi Operasional Isi Pekerjaan Perasaaan bahwa karyawan menyukai pekerjaan yang memberi kesempatan menggunakan kemampuan, keterampilan, kebebasan serta umpan balik. Supervisi Persepsi karyawan terhadap atasan yang memberikan bantuan, dukungan dan melakukan pengawasan yang berkala agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik Kesempatan Pengembangan Karir Perasaan karyawan bahwa mereka merasa puas dalam bekerja apabila organisasi memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir Pembayaran Gaji Perasaan karyawan menginginkan adanya sistem pembayaran yang adil sebagai imbalan keuangan yang diterima karyawan seperti upah, premi, bonus, atau tunjangan-tunjangan keuangan lainnya Rekan Kerja Merefleksikan perasaan karyawan menginginkan adanya sistem pembayaran yang adil sebagai imbalan keuangan yang diterima karyawan seperti upah, premi, bonus dan tunjangan keuangan lainnya Skor kepuasan kerja diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala kepuasan kerja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Sebaliknya jika skor total yang diperoleh rendah menunjukkan semakin rendah tingkat kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Universita Sumatera Utara 49

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan atau keseluruhan subjek penelitian Azwar, 2004. Menurut Hadi 2000 populasi dibatasi sebagian sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini melibatkan seluruh staff pengajar di yayasan Hajjah Rachmah Nasution dari tingkat playgroup hingga SMU yang berjumlah 176 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Arikunto, 2006 Menurut Hidayat 2007, sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel Sugiyono, 2009. Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh staff pengajar yayasan hajjah Rachmah Nasution dari tingkat playgroup hingga SMU. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 176 orang. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini ialah guru yang telah bekerja minimal 1 satu tahun. Hal ini diasumsikan karena dengan adanya waktu 1 tahun maka guru tersebut telah mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi yang mereka tempati sehingga diasumsikan peneliti cukup memahami keadaan organisasi tempatnya bekerja Universita Sumatera Utara 50

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Menurut Bungin 2009 metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Pengumpulan data didapat dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2004. Hadi 2000 mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan –laporan pribadi self report. Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan–pernyataan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar, 2004. Prosedur penskalaan dengan metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu : 1. Setiap pernyataan sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang favorable mendukung atau yang unfavorable tidak mendukung. Universita Sumatera Utara 51 2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif. Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi yaitu skala intensi turnover, skala iklim organisasi dan skala kepuaan kerja.

1. Skala Intensi Turnover

Skala Intensi turnover diukur dengan menggunakan skala intensi turnover yang disusun berdasarkan dari aspek-aspek ketertarikan individu terhadap berbagai alternatif pekerjaan lain yang dikemukan oleh Mobley 1982 dan Paramita 2004. Intensi turnover terdiri dari 5 dimensi yang masing-masing berisi 5 item yang mendukung favorable dan 5 item yang tidak mendukung unfavorable. Jumlah keseluruhan item dalam skala adalah 40 pernyataan, yang terdiri dari 20 item favorable dan 20 item unfavorable. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert yang menggunakan metode rating dan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Azwar, 2000. Dalam skala ini digunakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Skornya bergerak dari angka 5 sampai dengan angka 1 untuk item yang mendukung favorable dan angka 1 sampai dengan angka 5 untuk item yang tidak mendukung unfavorable. Skor yang diperoleh merupakan jumlah dari skor yang diperoleh subjek untuk setiap item yang mengindikasikan intensi turnover. Universita Sumatera Utara 52 Tabel 4 Distribusi Item Skala Intensi Turnover No Dimensi Item Jumlah Item Favorable Item Unfavorable 1 2 3 4 5 Mencari pekerjaan lain dengan insentif yang lebih baik Mencari peluang karir Mencari pekerjaan lain sesuai dengan pendidikan Mencari pekerjaan lain karena suasana lingkungan dan hubungan kerja yang lebih baik Mencari pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup pegawai tetap dan tidak kontrak 1,15,21,31 2,14,22,37 3,13,23,33 4,12,24,39 5,11,25,35 6,20,30,36 7,19,29,32 8,18,28,38 9,17,27,34 10,16,26,40 8 8 8 8 8 Jumlah 20 20 40

2. Skala Iklim Organisasi

Skala iklim organisasi disusun berdasarkan teori mengenai aspek iklim organisasi yang dikemukakan oleh Kolb Rubin 1984. Iklim organisasi terdiri dari tujuh aspek dengan jumlah keseluruhan item dalam skala adalah 50 pernyataan, yang terdiri dari 25 item favorable dan 25 item unfavorable. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert yang menggunakan metode rating dan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Azwar, 2000. Dalam skala ini digunakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Skornya bergerak dari angka 5 sampai dengan angka 1 untuk item yang mendukung favorable dan angka 1 sampai dengan angka 5 untuk item yang tidak mendukung unfavorable. Skor yang diperoleh merupakan jumlah dari skor yang diperoleh subjek untuk setiap item yang mengindikasikan iklim organisasi. Universita Sumatera Utara 53 Tabel 5 Distribusi Item Skala Iklim Organisasi No Dimensi Item Jumlah Item Favorable Item Unfavorable 1 2 3 4 5 6 7 Konformitas Tanggung jawab Standar Penghargaan Kejelasan Organisasi Dukungan dan Kehangatan Kepemimpinan 1,15,35 2,16,34,46 7,17,33 8,18,32,43 3,19,31,44 9,20,30,45 4,21,29 5,22,36,47 6,23,37 10,24,38,48 11,25,39 12,26,40,50 13,27,41 14,28,42,49 7 7 7 7 8 7 7 Jumlah 25 25 50

3. Skala Kepuasan Kerja

Skala kepuasan kerja disusun berdasarkan teori mengenai aspek kepuasan kerja oleh Smith Kendall 1969 dalam Luthans 2006. Kepuasan kerja terdiri dari lima aspek yang masing-masing berisi 5 item yang mendukung favorable dan 5 item yang tidak mendukung unfavorable. Jumlah keseluruhan item dalam skala adalah 50 pernyataan, yang terdiri dari 25 item favorable dan 25 item unfavorable. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert yang menggunakan metode rating dan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Azwar, 2000. Dalam skala ini digunakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Skornya bergerak dari angka 5 sampai dengan angka 1 untuk item yang mendukung favorable dan angka 1 sampai dengan angka 5 untuk item yang Universita Sumatera Utara 54 tidak mendukung unfavorable. Skor yang diperoleh merupakan jumlah dari skor yang diperoleh subjek untuk setiap item yang mengindikasikan kepuasan kerja. Tabel 6 Distribusi Item Skala Kepuasan Kerja No Dimensi Item Jumlah Favorable Unfavorable 1 2 3 4 5 Isi Pekerjaan Supervisi Kesempatan Pengembangan Karir Pembayaran Gaji Rekan Kerja 1,15,25, 31,41 2,14,24, 32,42 3,13,23, 33,43 4,12,22, 34,44 5,11,21, 35,45 6,16,26,36, 46 7,17,27,37, 47 8,18,28,38, 48 9,19,29,39, 49 10,20,30,40, 50 10 10 10 10 10 Jumlah 25 25 50

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

1. Validitas

Menurut Azwar 1999 validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud pengukurannya. Dalam penelitian ini, validitas alat ukur yang digunakan yaitu validitas konten. Validitas konten menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh tes tersebut. Validitas konten dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan professional judgement. Sedangkan aitem yang digunakan dalam penelitian ini memiliki indeks deskriminasi item Universita Sumatera Utara 55 minimal 0,30. Namun tidak ada batasan universal yang menunjukkan kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala dikatakan valid. Apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 Azwar, 1999

2. Reliabilitas

Menurut Azwar 1999 reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya guna mengetahui koefisien. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur mempunyai konsistensi relatif tetap jika dilakukan pengukuran ulang terhadap subjek yang sama. Azwar 1999 menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien korelasi berarti menunjukkan reliabilitas makin baik . Pada penelitian ini, reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas alpha. koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian suatu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden. menurut Azwar 1999 Reliabilitas dalam aplikasi dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati 1,0 maka semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien reliabilitas yang mendekati 0, maka semakin rendah tingkat reliabilitasnya. Universita Sumatera Utara 56

F. TEKNIK ANALISA DATA

Analisa hasil utama penelitian analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Alasan yang mendasari dipakainya analisa statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generalisasi penelitian. Pertimbangan lain yang mendasari adalah karena analisis statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat objektif karena kerja statistik menutup kemungkinan masuknya unsur-unsur subjektif yang dapat merubah keinginan menjadi kenyataan atau kebenaran, serta bersifat universal dalam arti dapat digunakan hampir dalam semua bidang penyelidikan Hadi, 2000. Data diolah dengan menghubungkan skor total variabel iklim organisasi, kepuasan kerja dengan intensi turnover. Setelah item gugur pada masing-masing skala dikeluarkan sehingga memenuhi standar validitas dan reliabilitas alat ukur. Data yang akan diolah harus melalui uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi pada metode regresi berganda terdiri dari uji normalitas, lineeritas, multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi. 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data berdistribusi normal. Dari hasil pengujian normalitas dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal Arikunto, 2006. Normalitas data dilihat dengan uji Kolmogorov Smirnov. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi data normal atau mendekati normal. Universita Sumatera Utara 57

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data ketiga variabel yaitu variabel intensi turnover, iklim organisasi dan kepuasan kerja berkorelasi memenuhi asumsi garis linear. c. Uji Multikolenearitas Hal ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi sempurna antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflation Factor VIF dan nilai toleransi. Dengan demikian, multikolinearitas terjadi apabila nilai toleransi sebesar 0.10 dan VIF 10 Ghozali, 2006 d. Uji Heteroskedastisitas Salah satu syarat lain atas regresi linier berganda adalah tidak terjadi adanya heteroskedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terhadinya homoskedastistas, menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan- pengamatan lainnya. Jika yang terjadi bahwa variannya tetap, maka ia disebut berada pada kondisi homoskedastisitas Umar, 2003. Menurut Santoso 2002, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS dengan ciri-ciri: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau disekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja Universita Sumatera Utara 58 3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola 4. Uji Autokorelasi Salah satu asumsi klasik yang harus dipenuhi dari analisis regresi berganda adalah tidak terjadinya atau korelasi serial antar kesalahan pengganggu. Sehingga dapat dikatakan autokorelasi merupakan terjadi orelasi antar variabel bebas itu sendiri. Adanya korelasi serial atau autokorelasi antar kesalahan pengganggu akan menyebabkan terjadinya varians kesalahan tidak minimum sebagai syarat dalam analisis regresi linier baik, baik pada sampel kecil maupun pada sampel besar Gujarati, 2006. Selanjutnya dengan adanya korelasi serial bahwa varians kesalahan penggangu atau varians error akan tidak dapat dipakai untuk menaksir besarnya varians kesalahan pengganggu populasi. Selain itu, penggunaan uji t dan uji F tidak akan valid dalam pengujian analisis regresi selanjutnya, sehingga hasilnya akan menyesatkan atau tidak sesuai dengan harapan atau kaidah-kaidah analisis regresi.

2. Uji Hipotesa a.

Analisis regresi berganda Metode analisis yang diajukan untuk menguji hipotesis adalah metode analisis regresi berganda. Menurut Bungin 2009 uji regresi dimaksud untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Uji Regresi berganda ini bertujuan untuk meramalkan Universita Sumatera Utara 59 bagaimana keadaan variabel dependent, bila dua atau lebih variabel independent sebagai prediktor dimanipulasi Sugiyono, 2005 Uji Statistik regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan uji signifikansi koefisien determinasi secara keseluruhan diuji dengan uji F, F hitung dibandingkan dengan F tabel. Jika F hitung F tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima sedangkan jika F hitung F tabel , maka H o diterima H 1 .

G. UJI COBA ALAT UKUR 1. Tujuan Uji Coba

Skala intensi turnover, skala iklim organisasiu dan skala kepuasan kerja yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam data penelitian yang sesungguhnya. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk : a. Melihat seberapa jauh alat ukur skala itensi turnover, skala kepuasan iklim organisasi dan skala kepuasan kerja dapat mengungkap dengan tepat intensi turnover, iklim organisasi dan kepuasan kerja guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. b. Seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan sebenarnya. Kedua hal ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur Azwar, 1999. Universita Sumatera Utara 60 2. Hasil Uji Coba Alat Ukur a. Skala Intensi Turnover Hasil analisis skala intensi turnover menunjukkan bahwa dari 40 aitem terdapat 25 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Ada 15 aitem yang gugur daya beda aitem lebih kecil dari 0,3. Pada pengolahan data yang pertama terdapat 13 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 6,8,10,11,13,17,18,33,34,36,37,39,40 dengan hasil r xx = 0,868. Kemudian aitem yang gugur dikeluarkan dan dilakukan pengolahan ulang dan terdapat 2 aitem yang gugur kembali yaitu aitem nomor 31, 32 dengan hasil r xx = 0,866. Selanjutnya aitem yang gugur terebut dikeluarkan lagi dan didapat aitem total bergerak dari 0, 326 sampai 0, 521. Hasil reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha diperoleh hasil r xx = 0,868 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 7 berikut : Universita Sumatera Utara 61 Tabel 7 Skala intensi turnover Setelah Uji Coba No Dimensi Item Jumlah Item Favorable Item Unfavorable 1 2 3 4 5 Mencari pekerjaan lain dengan insentif yang lebih baik Mencari peluang karir Mencari pekerjaan lain sesuai dengan pendidikan Mencari pekerjaan lain karena suasana lingkungan dan hubungan kerja yang lebih baik Mencari pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup pegawai tetap dan tidak kontrak 1,15,21 2,14,22 3,23 4,12,24 11,25,35 20,30 7,19,29 28,38 9,27 16,26 5 6 4 5 5 Jumlah 14 11 25 b. Skala Iklim Organisasi Hasil analisis skala iklim organisasi menunjukkan bahwa dari 50 aitem terdapat 45 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Ada 5 aitem yang gugur daya beda aitem lebih kecil dari 0,3. yaitu aitem nomor 8,34,35,39,48 dengan hasil r xx = 0,943. Kemudian aitem yang gugur dikeluarkan dan dilakukan pengolahan ulang dan didapat aitem total bergerak dari 0, 339 sampai 0, 702. Hasil reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha diperoleh hasil r xx = 0,949 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 8 berikut : Universita Sumatera Utara 62 Tabel 8 Skala Iklim Organisasi Setelah Uji Coba No Dimensi Item Jumlah Item Favorable Item Unfavorable 1 2 3 4 5 6 7 Konformitas Tanggung jawab Standar Penghargaan Kejelasan Organisasi Dukungan dan Kehangatan Kepemimpinan 1,15 2,16,46 7,17,33 18,32,43 3,19,31,44 9,20,30,45 4,21,29 5,22,36,47 6,23,37 10,24,38 11,25 12,26,40,50 13,27,41 14,28,42,49 6 6 6 5 8 7 7 Jumlah 22 23 45 c. Skala Kepuasan Kerja Hasil analisis skala kepuasan kerja menunjukkan bahwa dari 50 aitem terdapat 37 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Ada 13 aitem yang gugur daya beda aitem lebih kecil dari 0,3 yaitu aitem nomor 5,8,12,16,20,21,22,30,35,39,44,45,49. Kemudian atem yang gugur dikeluarkan dan dilakukan pengolahan ulang sehingga didapat aitem total bergerak dari 0,308 sampai 0,598. Hasil reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha diperoleh hasil r xx = 0,907 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel berikut 9: Universita Sumatera Utara 63 Tabel 9 Skala Kepuasan Kerja Setelah Uji Coba No Dimensi Item Jumlah Favorable Unfavorable 1 2 3 4 5 Isi Pekerjaan Supervisi Kesempatan Pengembangan Karir Pembayaran Gaji Rekan Kerja 1,15,25, 31,41 2,14,24, 32,42 3,13,23, 33,43 4,34 11 6,26,36, 46 7,17,27,37, 47 18,28,38, 48 9,19,29 10,40, 50 9 10 9 5 4 Jumlah 18 19 37

H. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN