Tabung Bangun Ruang Sisi Lengkung

Luas Bidang Lengkung Tabung = Luas Persegi Panjang = p x l = Keliling lingkaran x tinggi tabung = 2pr x t = 2 p r t Luas Seluruh Permukaan Tabung = Luas Seluruh Bidang Sisi Tabung = Luas Bidang Lengkung Tabung + 2 Luas Alas Lingkaran = 2prt + 2 pr 2 = 2 p r r + t

2. Kerucut

Kerucut merupakan bangun ruang yang alasnya berupa lingkaran dan selimutnya berupa juring lingkaran. Pada gambar 2.6, tinggi kerucut t adalah jarak antara pusat lingkaran O dengan puncak lingkaran T, s adalah garis pelukis atau garis gambar yang terdapat pada selimut kerucut. Sedangkan jari-jari alasnya adalah r. Garis tinggi kerucut selalu tegak lurus dengan diameter alas kerucut AB. Gambar 2.6. Unsur-unsur Kerucut Pada gambar 2.7, hubungan antara jari-jari alas kerucut r, tinggi kerucut t, dan garis pelukis s dapat ditunjukkan oleh Teorema Pythagoras : s 2 = r 2 + t 2 atau r 2 = s 2 - t 2 atau t 2 = s 2 - r 2 Gambar 2.7. Jaring-jaring Kerucut Pada gambar 2.7, jaring-jaringnya berupa juring dengan jari- jari s dan panjang busur AB yang juga keliling alas kerucutnya, sehingga panjang busur AB = r  2 . Luas juring lingkaran ditentukan dengan perbandingan: Lingkar an Luas Jur ing Luas Lingkar an Keliling Busur Panjang Putar an Satu Sudut Pusat Sudut   Lingkar an Luas Jur ing Luas Lingkar an Keliling Busur Panjang  lingkar an Keliling AB busur Panjang Lingkar an Luas AOB Jur ing Luas  s r s AOB Jur ing Luas    2 2 2  2 2 2 s s r AOB juring Luas      Luas Juring AOB = s r  Jadi: luas selimut kerucut = s r  atau luas selimut kerucut = d  2 1 Karena alasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, maka luasnya = 2 r  , sehingga luas permukaan kerucut dirumuskan: Luas permukaan kerucut = luas alas + luas selimut = 2 r  + s r  Luas permukaan kerucut = s r r   Untuk menentukan volume kerucut, perhatikan ilustrasi percobaan berikut: Jika kerucut dan tabung berikut memiliki alas dan tinggi yang sama, kemudian kita mengisi air ke tabung dengan menggunakan wadah berupa kerucut tersebut secara penuh maka air yang akan terisi adalah sepertiga tabung Gambar 2.8. Volume Kerucut jadi volume kerucut dirumuskan sebagai: Volume kerucut = tabung volume 3 1 Volume kerucut = t r 2 3 1  dengan r = jari-jari alas, t = tinggi kerucut, dan s = garis pelukis 7 22   atau 14 , 3  

3. Bola

Bola adalah bangun ruang dimensi tiga yang dibentuk oleh tak hingga lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama. Bola dapat dibentuk dari bangun setengah lingkaran yang diputar sejauh 360 derajat pada garis tengahnya. Gambar 2.9. Bola Luas permukaan bola dapat ditentukan dengan menggunakan sebuah percobaan yang telah dilakukan oleh Archimedes, yaitu : sebuah bola menempati sebuah tabung yang diameter dan tinggi tabung sama tepat dengan diameter bola, maka luas bola itu sama dengan luas selimut tabung. Gambar 2.10. Luas Permukaan Bola Luas selimut tabung = t r . 2  = r r 2 . 2  = 2 4 r  Luas permukaan bola = 2 4 r  atau L = 2 d  Sama halnya dengan menentukan volume kerucut, volume bola dapat dilakukan dengan percobaan: terdapat sebuah bola dengan jari- jari r dan sebuah tabung dengan jari-jari r dan tinggi 2r, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.11. Jika bola tersebut dibelah menjadi belahan bola yang sama dan masing-masing diisi penuh dengan air, kemudian dituangkan ke dalam tabung, maka akan diperoleh air 3 2 bagian dari volume tabung. Gambar 2.11. Volume Bola diperoleh: Volume bola = tabung volume  3 2 = 2 3 2 t r    = 2 2 3 2 r r    Volume bola = 3 3 4 r  dengan r adalah jari-jari bola. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai bangun ruang sisi lengkung yang meliputi tabung, kerucut, dan bola maka dapat disimpulkan bangun ruang sisi lengkung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi lengkung.

I. Hubungan

Hubungan dalam istilah adalah kesinambungan antara dua variabel atau lebih, Husaini 2008: 197. Hubungan antara dua variabel atau lebih di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti sebab akibat timbal balik, melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Hubungan sebab akibat, misalnya: kemiskinan dengan kebodohan. Untuk jelasnya, hubungan sebab akibat dapat diuraikan sebagai berikut: orang yang bodoh menyebabkan miskin, sebaliknya orang yang miskin dapat menyebabkan dirinya bodoh. Jadi tidak begitu jelas mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat. Keadaan ini berbeda dengan hubungan searah linier di dalam analisis korelasi. Dalam korelasi hanya dikenal hubungan searah bukan timbal balik, misalnya: tinggi badan menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi berat badan bertambah belum tentu menyebabkan tinggi badannya bertambah. Data penyebab atau mempengaruhi disebut variabel bebas dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Jadi berdasarkan uraian tersebut hubungan adalah kesinambungan searah antara beberapa variabel bebas dan variabel terikat.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX MTS AL-WASHLIYAH TEMBUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 23

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 MEDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 7 25

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 MEDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 4 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IXSMP NEGERI 3 RANTAU UTARA T.A 2014/2015.

0 2 22

Hubungan kemampuan hitung dan interaksi sosial terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IX A SMP Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 pada materi bangun ruang sisi lengkung.

0 2 174

Soal dan Pembahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas IX SMP

9 188 19

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI( STUDI KASUS PADA KD BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 NGADIROJO PACITAN).

0 0 13

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP

0 0 13

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SISWA SMP KELAS IX

0 0 15