95
Dari wawancara di atas, sebenarnya siswa S6 tau rumus yang harus digunakan untuk mencari panjang busur pada lingkaran. Akan
tetapi dia malah kebingungan karena jari-jarinya tidak diketahui. Padahal sebenarnya soal ini sangat mudah apabila tau teknik atau cara
mengerjakannya. Sebagian besar siswa yang melakukan kesalahan rumus pasti
disebabkan karena siswa belum mengerti konsepnya dengan baik. Seperti halnya siswa S6 yang melakukan kesalahan seperti gambar
berikut.
Gambar 4.8 Kesalahan siswa S6 pada soal nomor 7
Dari gambar di atas siswa S6 mencari rumus diameter lingkaran dengan luas lingkaran dikalikan dengan phi. Dan berikut ini
adalah petikan hasil wawancara dengan siswa S6.
P : “Ini kamu dapat rumusnya dari mana?”
S6 : “Terus terang itu nyontek temen kak.”
P : “Oh nyontek. Kenapa gak dikerjakan sendiri?”
S6 : “Gak bisa kak. Susah, blank gak tau sama sekali”
P : “Kalau rumus luas lingkaran tau gak?”
S6 : “Tau πr
2
kan?” P
: “La itu kamu tau rumus luas, kenapa gak bisa cari diameternya? Kan bisa dicari jari-
jarinya dulu.” S6
: “Ruwet kak, gak bisa.”
96
Dari wawancara di atas sebenarnya siswa S6 tau rumus dari luas lingkaran. Akan tetapi dia tidak berusaha menyelesaikan sendiri
dan lebih memilih untuk mencontek.
3. Kesalahan Teknis K3
a Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar.
Contoh siswa yang melakukan kesalahan operasi pada saat menghitung adalah siswa S6.
Gambar 4.9 Kesalahan siswa S6 pada soal nomor 3
Dari gambar di atas, terlihat bahwa siswa keliru dalam mencari nilai D diameter lingkaran. Berikut adalah cuplikan wawancara
dengan siswa S6.
S6 : “Rumusnya bener kog kak”
P : “Iya bener, tapi coba deh diteliti lagi cara mencari D nya”
S6 :
terlihat mikir dan bingung “Gak tau kak” P
: “Coba kalau diketahui 6 = 2x , maka x nya sama dengan berapa?
S6 : “Tiga”
P : “Dapat tiga dari mana?”
S6 : “Enam dibagi dua”
P : “Nah coba kamu umpamakan 6 = 44 dan 2 = “
P : “Jadinya berapa?”
S6 : “Jadinya 44 dibagi .“
P : “Masih ingat kan pembagian bilangan pecahan?”
S6 :”Oh ini dibalik ya jadi x 44?”
97
Dari wawancara di atas, siswa S6 belum paham tentang aljabar. Hal itu terlihat saat siswa merasa bingung ketika mencari
D diameter. Akan tetapi siswa tersebut akhirnya mengerti jawaban yang benar setelah peneliti membantu mengingatkan
tentang pembagian bilangan pecahan. Selain siswa S6, contoh lain yang salah dalam operasi perhitungan
adalah siswa S3 seperti pada gambar di bawah.
Gambar 4.10 Kesalahan siswa S3 pada soal nomor 5
Pada gambar di atas terlihat kesalahan siswa S3 dalam mencari nilai r jari-jari. Siswa tidak menggunakan teknik aljabar
dengan tepat. Berikut adalah hasil wawancara dengan siswa S3.
P : “Rumus luas lingkaran tu apa?”
S3 : “π.r
2
” P
: “Ya, terus nyari r nya caranya gimana?” S3
: “Duh lupa e.” P
: “Ini di pekerjaanmu kog bisa 616 dibagi 2? Dapet 2 darimana?”
S3 : “Darimana ya, lupa kak. Kemarin ngasal.”
P : “Owh, terus r nya ini kog tinggal satu? Satunya mana? Kan ini
r kuadrat.” S3
: “Aduh gak tau e kak. Ngasal aja kemarin” ….
P : “Masih ingat kan materi aljabar semester 1?”
S3 : “Nah itu paling gak dong kak.”
P : “Suka latihan soal gak?”
98
S3 : “Gak pernah, paling kalau ada tugas aja.”
Dari wawancara tersebut siswa hanya asal-asalan menjawab. Padahal sebenarnya rumus yang digunakan sudah tepat.
Siswa mengaku tidak paham tentang aljabar yang sudah dipelajari semester 1, hal ini mengakibatkan siswa S3 mengalami kesulitan
saat mengerjakan soal yang berkaitan dengan perhitungan aljabar. Ditambah lagi siswa S3 tidak pernah latihan soal jika tidak ada
tugas. Sehingga ketrampilan menggunakan teknik-teknik aljabar ini sangat kurang.
b Kesalahan menghitung
Matematika merupakan pelajaran yang identik dengan hitung menghitung. Jadi kesalahan dalam menghitung itu merupakan hal yang
banyak dijumpai dalam suatu penyelesaian matematika. Seperti halnya yang dilakukan oleh siswa S3 pada gambar berikut ini.
Gambar 4.11 Kesalahan siswa S3 pada soal nomor 9