Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan elemen penting terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia belajar banyak hal sehingga diharapkan memiliki keterampilan untuk menghadapi masa depan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik atau siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Calon peserta didik dapat menempuh pendidikan melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Sebagian besar calon peserta didik memilih pendidikan formal, salah satunya dengan memilih untuk belajar di sekolah menengah. Indonesia memiliki dua jenis sekolah menengah, yaitu Sekolah Menengah Atas SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Antar dua institusi pendidikan tersebut terdapat perbedaan kompetensi pada lulusannya. Lulusan SMK lebih disiapkan untuk terjun langsung pada dunia kerja dibandingkan lulusan SMA. Pendidikan di SMA didesain untuk mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan hardskill kepada siswanya sangat sedikit. Berbeda dengan pendidikan di SMK yang siswanya dituntut memiliki hardskill pada bidang keahlian tertentu. SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja, maka tidak aneh bila dunia kerja lebih memprioritaskan mengambil lulusan SMK dibanding lulusan SMA. Tujuan Khusus Pendidikan di SMK dalam Kurikulum 2004, 1 Depdiknas, 2004: 7 antara lain: menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; serta menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. Bila ditinjau dari tujuan tersebut, lulusan SMK memang dididik untuk siap bekerja. Namun jika kita lihat kondisi lulusan SMK saat ini ternyata banyak siswa yang belum siap menghadapi dunia kerja. Bahkan tak sedikit lulusan SMK yang bingung menentukan tujuannya setelah lulus. Selama menempuh pendidikan, siswa juga diberikan praktik kerja lapangan tetapi hal itu belum bisa meyakinkan siswa untuk siap bekerja di bidang yang digelutinya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi siswa tidak siap bekerja setelah lulus SMK antara lain: 1 motivasi belajar siswa yang masih kurang, 2 minat bekerja yang belum dimiliki oleh siswa, 3 kurangnya ketersediaan fasilitas, 4 kompetensi guru yang belum memenuhi kriteria. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi tingkat kompetensi siswa sehingga siswa belum memenuhi kelayakan untuk bekerja. Perhatian utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar-menagajar. Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak. Pihak tersebut adalah siswa dan guru. Guru memiliki peranan penting dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, tingginya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi guru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi guru berperan aktif dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dengan kompetensi yang dimiliki, guru akan mampu membawa dunia pendidikan yang menghasilkan manusia yang produktif dan kompetitif. Siswa merupakan subjek dari kegiatan pembelajaran, maka siswa memiliki persepsi atau pandangan atas kompetensi yang dimiliki guru. Apabila siswa memiliki persepsi yang baik atas kompetensi gurunya maka hal tersebut akan menimbulkan rasa bangga. Perasaan bangga siswa terhadap guru akan menimbulkan rasa senang belajar, antusias, dan siswa tidak merasa bosan terhadap pembelajaran di sekolah, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang tinggi dalam proses pembelajaran tersebut. Penyediaan sumber daya manusia yang unggul dapat dimulai sejak seseorang belajar di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki peran penting dalam penyiapan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan bidang dan jenjang pendidikannya. Di samping itu sekolah juga berperan dalam mempersiapkan siswa untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Harapan tersebut ternyata belum dapat terpenuhi sebagaimana mestinya, tingkat keterampilan dan kepribadian yang dimiliki para lulusan ternyata masih lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada. Sekolah Menegah Kejuruan membekali siswa dengan kompetensi- kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Ketika siswa memilih untuk mengenyam pendidikan di SMK, ada siswa yang sudah memiliki rancangan masa depannya bahwa setelah lulus SMK siswa akan langsung bekerja dan ada juga siswa yang belum memiliki pemikiran akan dunia kerja. Selama proses pembelajaran, siswa memperoleh pandangan mengenai dunia kerja sehingga dapat memunculkan perasaan ketertarikan siswa terhadap dunia kerja. Perasaan ketertarikan yang muncul pada siswa merupakan minat untuk bekerja. Minat diduga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa pada bidang keahliannya, maka siswa akan terdorong untuk mencapai kompetensinya secara maksimal. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berju dul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MINAT BEKERJA DENGAN KOMPETENSI SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah