Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi belajar . Studi kasus di SMK Negeri I Yogyakarta jurusan Akuntansi.
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI, FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta Fransiska Vionita Purbaningtyas
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,985 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=0,01; 2) ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,992 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=0,01.
(2)
iii
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD
TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES AND LEARNING ACHIEVEMENTS
A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting Fransiska Vionita Purbaningtyas
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
The aims of this research are to know: 1) the relation between students’ perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation between students’ perception about school facilities and learning achievements.
This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.
The result of this research shows: 1) there is a positive perception from the students about accounting teacher’s competence and learning achievements which is shown by the Pearson Correlation value which is (+) 0,985 and asymp sig value which is 0,000 < α=0,01; 2) there is positive relation of students’ perception about school facilities and learning achievements, shown by Pearson Correlation value which is (+) 0.992 and asymp sig value which is 0,000 < α=0,01.
(3)
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN
PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
i
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN
PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
.,sf(f,[[Psl,,
iB., s.Pd.,M.Pd Tanggal,2 Juoi2016 ,t. ,
: ,11
(6)
SKRIPSI
HUBUTIGAN PERSEPSI SISWA
TENTANG KOMPETENSI
GURU AKUNTANISI DA]\
FASILITAS SEKOLAH
DENGANIPRESTASI
BELAJAR
StudiKasus di SMKNegeri I YogyakartaJurusan Akuntansi Dipersiapkan dan ditulis oleh::
Fransiska Vionita Purbaningtyas
}rIIM: 1ll334OO4
':'i :
Ketua
.' jSekeraris'r:.
Anggota -r :.
Anggota
,,
I Anggota(7)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Santa Fransiska. Kedua orang tua ku Bapak Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth Sukiyatun serta adiku Agustinus Dwi Anggoro Purbowahono. Keluarga besarku keluarga (Alm) Ignatius Dwijo Martono dan keluarga (Alm) Yosef Samin Mitro Suwarno. Untuk teman-teman seangkatan Pendidikan Akuntansi 2011 dan untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma.
(8)
v
MOTTO
“Kehidupan tidak pernah mengambil apa pun darimu. Kehidupan hanya menukarnya dengan sesuatu yang lebih baik. Untuk disyukuri, bukan untuk ditangisi.” –Fiersa Besari-
“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang, yang penting kerja, kerja, dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya menghasilkan alasan.” –Ir. Joko Widodo-
“BILA kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinta terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak
(9)
PERNYATAAN KEASLIA,N KARYA
Sayr rnenyatakm demgro sssrurffiuXmlfiE btifusra s*ilip$i
]eg
saya ttoli*ioi
tidak memuat karya atau bagian karJxa orelg lain, kecuali lang telah die€futkm dalam kutipm dan daftarpustaka, sebaggimsne lqakn)'a kaqra ikniah.Yognakma,2TJuli 2016
Penuliq
Frmsi*a ln€,nita Pufufiinffinils NIM. 111334004
(10)
PERNYATAAII PERSETUJUAII PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda-tangan di bawah ini,
Nama : Fransiska Vionita Purbaningtyas
NIM :
111334004Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
IIUBUNGAN PERSEPSI
SISWA TENTANG
KOMPETENSI
GT]RUAKT]NTANSI DAI\ FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
(Studi Kasus SMKNegeri I Yogyakarta)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 27 Jrili 2016
Fransiska Vionita Purbaningtyas
NrM. 111334004
(11)
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta Fransiska Vionita Purbaningtyas
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,985 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=0,01; 2) ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,992 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=0,01.
(12)
ix ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES
AND LEARNING ACHIEVEMENTS
A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting
Fransiska Vionita Purbaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aims of this research are to know: 1) the relation between students’
perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation
between students’ perception about school facilities and learning achievements.
This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.
The result of this research shows: 1) there is a positive perception from the
students about accounting teacher’s competence and learning achievements which is
shown by the Pearson Correlation value which is (+) 0,985 and asymp sig value which is 0,000 < α=0,01; 2) there is positive relation of students’ perception about school facilities and learning achievements, shown by Pearson Correlation value which is (+) 0.992 and asymp sig value which is 0,000 < α=0,01.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan berkat-Nya penulis dapat menyeleseikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Fasilitas Sekolah Dengan Prestasi Belajar” dengan lancar. Penulisan proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat terseleseikannya skripsi yang mana skripsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini banyak pihak yang telah membantu terseleseikannya proposal penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing, ibu terima kasih untuk doa, bimbingan, serta bantuannya
(14)
xi
selama ini. Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama proses perkuliahan.
6. Staf Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan. 7. Kedua Orang Tuaku Bapak Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth
Sukiyatun yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan senantiasa memberikan doa, dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
8. Adiku Agustinus Dwi Anggoro Purbowahono yang telah memberikan doa, dukungan dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
9. Almamaterku SD Kanisius Semanggi, SMP PL Bintang Laut Surakarta, dan SMK Kanisius Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 10. Sahabat-sahabat terbaikku: Pandu, Vina, Arlita, Dewi, Novita, Tutik, Inung,
Resa, Radyt, Alfon, Abeth, Pacil, Ayu, Diah, Andrew, Theo, Hery, Witta, Riri, Mas Agus, Wena, Natali, Geby, Galuh, Bela, Maya, Sophie, Sisca Boru, Nopi, Sisil, Adys, Gisela, Albeta, dan G.P.A yang selalu mendukung, memberi saran dan kritik, perhatian, dan doa atas penyusunan skripsi ini.
(15)
xii
11. Seluruh pihak SMK Negeri 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi tempat dilaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerja sama yang berjalan dengan baik ini.
12. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 dan teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012-2015 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dinamika selama perkuliahan. 13. Teman dekat saya Yosep Henri Wibisono yang selalu memberikan
dukungan serta perhatiannya.
14. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
(16)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi... xiii
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
(17)
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Landasan Teori ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30
E. Operasional Variabel ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46
A. Sejarah Singkat... 46
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 47
C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 48
D. Sumber Daya Manusia SMK Negeri I Yogyakarta... 51
E. Siswa SMK Negeri I Yogyakarta ... 52
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Negeri I Yogyakarta ... 52
G. Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Deskripsi Data ... 56
(18)
xv
C. Pengujian Hipotesis ... 60
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Keterbatasan ... 69
C. Saran ... 70
Daftar Pustaka ... 73
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strukur Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK 12
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta 30
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 32
Tabel 3.3 Skala Likert ... 34
Tabel 3.4 Operasional Variabel Fasilitas Sekolah ... 35
Tabel 3.5 Hasil Pegujian Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 37
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Variabel Fasilitas Sekolah ... 39
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Variabel Fasilitas Sekolah ... 40
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kompetensi Guru Akuntansi .. 42
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Fasilitas Sekolah ... 42
Tabel 3.10 PAP Tipe II ... 43
Tabel 3.11 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 45
Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 52
(20)
xvii
Tabel 4.2 Jumah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Pelajaran
2015/2016 ... 52
Tabel 4.3 Daftar Ruangan SMK Negeri I Yogyakarta Tahun 2015 ... 53
Tabel 4.4 Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55
Tabel 5.1 Responden Penelitian ... 56
Tabel 5.2 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi ... 57
Tabel 5.3 Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah ... 57
Tabel 5.4 Deskripsi Prestasi Belajar ... 58
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 59
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah Dengan Prestasi Belajar ... 60
Tabel 5.7 Hasil Uji Korelasi Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 61
Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi Hubungan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah Dengan Prestasi Belajar ... 62
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ... 75
Lampiran 1 Rangkuman Data SMK Negeri I Yogyakarta ... 75
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 88
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 98
Lampiran 4 Tabel R ... 111
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 121
Lampiran 6 PAP II dan Deskripsi Data... 132
Lampiran 7 Mean, Median, Modus ... 139
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ... 146
Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis ... 151
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, berawal dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan di mana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Dan yang sangat penting adalah bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan kehidupan menjadi lebih terarah. Pendidikan menurut Driyarkara didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda ketaraf insani (Driyarkara, 1950: 74). Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakat.
(23)
Para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau tokoh keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Guru yang efektif memilki keunggulan dalam mengajar (fasilitator), dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik, anggota komunitas sekolah, relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait), segi administrasi sebagai guru, dan sikap profresionalitasnya. Sikap-sikap profesional antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu menjunjung tinggi pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan dan keinginan untuk melayani masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) No 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jika keempat aspek guru ini dijalankan akan menghasilkan seorang guru yang kompeten. Upaya keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh peran guru dalam mengatur dan menjaga peserta didik yang ada di sekolah. Selain itu guru juga bertanggungjawab dalam meningkatan prestasi belajar siswa, mencapai visi dan
(24)
misi serta menjalankan fungsi sekolah dengan baik. Apabila guru dapat mengelola peserta didik sesuai dengan prosedur yang ada, maka kualitas peserta didik juga akan semakin baik. Tanggung jawab dan kualitas seorang guru akan menentukan seperti apa kualitas pendidikan tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi belajar peserta didik yaitu faktor internal (minat, psikologi, jasmani, rohani), faktor eksternal (lingkungan alam, latar belakang keluarga, masyarakat). Peserta didik sebagai objek dalam proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, prestasi yang diperoleh setelah proses belajar maka diperlukan sebuah evaluasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal) individu. Tercapainya prestasi belajar berarti tercapai pula tujuan pembelajaran.
Ketersediaan fasilitas belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, sebab dalam proses pembelajaran siswa memerlukan fasilitas belajar yang memadai seperti, fasilitas pendampingan belajar, perpustakaan, akses internet, sarana dan prasarana sekolah. Fasilitas tersebut menjadi alat bantu untuk mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, kelengkapan fasilitas sekolah yang dimiliki akan meningkatkan citra sekolah. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak sekolah yang belum mempunyai fasilitas yang memadahi demi menunjang prestasi belajar siswa. Terutama sekolah di daerah pinggiran atau
(25)
pelosok yang sangat minim atau kurang fasilitasnya seperti, ruang kelas yang tidak layak pakai karena sudah lapuk dan rusak, harus berbagi kelas dengan siswa lain, tidak ada jaringan internet, jarak sekolah yang sulit untuk dijangkau siswa. Hal ini berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang ada di kota dengan berbagai macam fasilitas didalamnya, tidak heran apa bila terjadi perbedaan prestasi atau kualitas siswa.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan utama yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Tentu saja guru yang kompeten sangat berperan penting bagi Sekolah Menengah Kejuruan karena mempunyai kemampuan yang kompeten sehingga mampu menghantar dan membekali siswa untuk terjun dalam dunia kerja.
Guru yang kompeten hendaknya mampu membuat suasana kelas yang kondusif, nyaman dan menyenangkan agar siswa mau belajar dengan mandiri dan membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar. Apabila siswa sudah memiliki rasa semangat dan nyaman dalam belajar pastinya kualitas akademik maupun non akademik siswa akan meningkat. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa ditunjukkan dengan prestasi siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selain itu, faktor keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu peran guru dalam mengajar tetapi ada juga yang dipengaruhi oleh faktor intern yaitu persepsi siswa tentang kompetensi guru dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
(26)
Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat pentingnya permasalahan dalam dunia pendidikan, maka judul yang diambil dalam penulisan ini adalah “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR”.
B. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat fokus pada masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi hanya pada persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar?
2. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi guru dengan prestasi belajar?
(27)
2. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar?
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dalam penelitian ini : 1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi mengenai hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
2. Bagi Guru
Hasil ini dapat digunakan untuk menambah informasi atau wawasan dan bahan evaluasi kinerja guru.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai referensi bagi pembaca untuk menulis tugas akhir dan menambah koleksi di perpustakaan serta menambah pengetahuan.
4. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel penelitian.
(28)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
A. Landasan Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Sebagaimana dikemukan oleh Walgito (2010: 100) bahwa “persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris. Dengan demikian persepsi merupakan pengorganisasian penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu.”
Berdasarkan pengertian di atas, persepsi merupakan proses merespon atau menanggapi suatu rangsangan yang ada dalam diri manusia manupun yang ada di luar diri manusia.
b. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persepsi
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu :
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,
(29)
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu. 2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlakukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Walgito (2010: 101) menyatakan bahwa untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek.
c. Proses Terjadinya Persepsi
Suatu objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera (reseptor) akan diteruskan ke otak individu. Kemudian terjadilah suatu proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu dapat menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar, atau apa yang dirasakan, atau apa yang diraba.
(30)
Sehingga individu merespon sebagai akibat dari persepsi yang dapat diambil oleh dindividu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses perlu adanya sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Namun tidak banyak persepsi yang dapat direspon tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.
L --- S --- O --- R --- L Keterangan:
L = Lingkungan S = Stimulus
O = Organisme atau individu R = Respon atau reaksi
Dalam skema tersebut memberikan gambaran bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam memberikan stimulus terhadap organisasi atau individu sehingga memberikan reaksi-reaksi dari pengaruh persepsi tersebut.
2. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun
(31)
2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Husdarta (2007:13) menyatakan bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Kompetensi guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi. Tertulis dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dengan tidak melupakan 4 kompetensi yang harus dipenuhi sebagai guru, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi guru yang baik terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik dalam pencapaian hasil belajarnya.
(32)
b. Indikator Kompetensi Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu:
1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi peserta didik. 2) Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi profesional adalah kemampan penguasaan metari pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
(33)
Standar Kompetensi Guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
I. Kompetensi Pedagogik 1 Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. 1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik.
1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam pelajaran yang diampu.
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
3.4. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
(34)
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 4 Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
4.5. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
6.2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
7.1. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan, tulisan dan /atau bentuk lain.
7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.2. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu
(35)
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 8 Menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.4. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen
8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
8.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9 Memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
9.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.
9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi
kepada pemangku kepentingan.
9.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
10.1.Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
10.2.Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
10.3.Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
II. Kompetensi Kepribadian 1 Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat.
2.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
2.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
2.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
3.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
4.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
(36)
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 4.3. Bekerja mandiri secara profesional
5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
5.1. Memahami kode etik profesi guru. 5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.
5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. III. Kompetensi Sosial
1 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
1.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
1.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 2 Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 2.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 2.3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik
3 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. 3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan
kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan 4 Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran
kepada komunitas profesi sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.
IV. Kompetensi Profesional 1 Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Ekonomi (Akuntansi)
1.1. Memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Akuntansi. 1.2. Membedakan pendekatan-pendekatan Akuntansi. 1.3. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Akuntansi 2 Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
2.1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
2.2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
(37)
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 3 Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
2.4. Memilih materi pelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
2.5. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4 Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
4.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
4.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
4.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
4.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
5.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
c. Penilaian Kompetensi Guru
Gaffar (2005: 187) menyatakan bahwa, untuk menilai kompetensi guru dapat dilihat pada aspek: penguasaan content knowledge, behavioral skill, dan human relation skill. Sedangkan Michel menyatakan bahwa aspek yang dilihat dalam menilai kinerja individu (termasuk guru), yaitu quality of work, promptness, initiative, capability, and communication. Berdasarkan pendapat di atas, kompetensi guru dapat dinilai dari penguasaan keilmuan, keterampilan tingkah laku, kemampuan membina hubungan, kualitas kerja, inisiatif, kapasitas diri serta kemampuan dalam berkomunikasi.
(38)
Aspek yang dapat dinilai dari kompetensi dalam suatu organisasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kemampuan teknik, kemampuan konseptual, dan kemampuan intrapersonal:
1) Kemampuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh.
2) Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit-unit operasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh Riva’I (2004: 324) bahwa, kemampuan hubungan intrapersonal yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi. Selain guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang tinggi juga dituntut untuk memiliki kemampuan intrapersonal untuk bekerjasama dengan rekan kerja maupun peserta didik serta lingkungan sekolahnya. Kemampuan tersebut tidak hanya secara teoritis saja tetapi dalam praktiknya dengan warga sekolah berjalan dengan seimbang.
3. Fasilitas Sekolah
a. Pengertian Fasilitas
Menurut Sanjaya (2008: 200) menyatakan bahwa, fasilitas belajar di sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu
(39)
keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala sesuau yang secara tidak langsung dapat mendukung proses keberhasilan dalam proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan, kamar mandi, tempat parkir dan lain-lain.
b. Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975
Fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar:
1) Bangunan dan perabotan sekolah, pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan harus layak ditempati siswa pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas berbagai macam ruangan. Secara umum jenis ruangan ditinjau dari fungsi dapat dikelompokkan dalam ruang pendidikan untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar baik taori maupun praktik, ruang administrasi untuk proses administrasi sekolah dan berbagai kegiatan kantor, ruang unit kesehatan siswa (UKS) dan ruang penunjang untuk kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar (laboratorium pembelajaran). Perabot sekolah yang pada umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat mendukung semua kegiatan yang berlangsung disekolah, baik kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan administrasi sekolah.
(40)
2) Alat pelajaran, yang dimaksud disini adalah alat peraga dan buku-buku bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar dan memperjelas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Buku pelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, biasanya terdiri dari buku pegangan, buku pelengkap dan buku bacaan.
3) Media pengajaran, merupakan sarana non personal yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Media pengajaran dapat dikategorikan dalam media visual yang menggunakan proyeksi, media audit, media kombinasi.
4) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Fasilitas juga harus sesuai dengan peraturan sekolah dan sesuai dengan standar pemerintah. Apabila fasilitas sekolah sudah memenuhi standarnya maka citra sekolah akan semakin baik dan dapat memunculkan siswa yang berprestasi tinggi dan baik serta dapat dipercaya dalam mengelola peserta didik agar berprestasi tinggi dan menjadi manusia dewasa.
(41)
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia.
Slameto (2003: 13) menyatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Menurut Syah (2006: 13) menyatakan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan atau dialami oleh individu yang melibatkan interaksi lingkungan, sosial, masyarakat. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan dan perkembangan tingkah laku dalam merespon suatu kegiatan dengan proses usaha yang dilakukan dan pengalaman individu itu sendiri maupun dengan lingkungan sekitarnya agar mencapai suatu hasil atau pengalaman atau kepuasan pribadi.
(42)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ahmadi (1991: 131) menyatakan bahwa, prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).
Yang tergolong faktor internal yaitu :
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektual yang meliputi :
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal adalah : 1) Faktor sosial yang terdiri atas :
a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah
(43)
c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
c. Prestasi belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976: 768) adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Menurut Ahmad dan Supriyono (1991: 130) prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal) individu.
Menurut Azwar (1996 : 11) prestasi merupakan hasil tindakan dalam belajar yang berkenaan dengan ranah kognitif. Sedangkan Dalyono (2005: 15) menyatakan bahwa, prestasi belajar memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah belajar dan mengerjakan secara optimal yang diperoleh dari hasil tes individu. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda karena faktor yang mempengaruhinya juga berbeda-beda.
Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324) menyatakan bahwa nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai
(44)
kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
Menurut Azwar (1996 : 15) Prestasi belajar dapat diukur dengan alat ukur tertentu. Tes belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber. Jadi prestasi belajar diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes dapat memberi informasi tentang apa yang telah dikuasai peserta didik, serta dapat memberikan informasi kedudukan siswa dibanding dengan siswa lain atau kelompoknya. Dengan demikian seseorang dikatakan berhasil bila mampu menyelesaikan tes prestasi belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari dalam (internal) dan faktor dari dalam (eksternal) individu yang diaplikasikan dengan hasil peringkat, nilai rapot, dan kelulusan yang biasanya dilambangkan dengan angka nilai.
B. Penelitian yang Relevan
Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dengan Prestasi Belajar, Studi Kasus Pada Siswa SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta, Monika Novita Kumalasari. Menunjukkan bahwa ada respon positif persepsi
(45)
siswa terhadap profesionalisme guru dengan persentase 68%. Kompetensi pedagogik menunjukkan persentase sebesar 55% dengan interpretasi positif, kompetensi kepribadian guru menunjukkan persentase 50% dengan interprestasi sangat positif, kompetensi sosial menunjukkan persentase 49% dengan interpretasi positif dan kompetensi profesional menunjukkan persentase 51% dengan interprestasi positif. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan mengenai persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dengan prestasi belajar.
C. Kerangka berfikir
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Husdarta (2007: 13), kompetensi guru dalam pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Kompetensi guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar
(46)
kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi. Dalam Undang-Undang No. 14 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dengan tidak melupakan 4 kompetensi yang harus dipenuhi sebagai guru, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru yang baik terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik dalam pencapaian hasil belajarnya.
1. Hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi guru akuntansi dengan
prestasi belajar siswa
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi peserta didik. Jika standar kompetensi pedagogik
(47)
guru tersebut dapat dilakukan dengan benar, maka akan mengoptimalkan performa peserta didik dalam menerima materi serta dapat meningkatkan hasil berlajar siswa yang berkualitas.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Jika standar kompetensi kepribadian guru tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka akan menciptakan suasana kelas dan lingkungan sekolah yang nyaman serta kondusif dan membuat siswa lebih semangat dalam pencapaian hasil belajar.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Jika standar kompetensi sosial guru tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja guru.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Jika standar kompetensi profesional guru tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dan berkualitas.
(48)
2. Hubungan persepsi siswa terhadap fasilitas sekolah dengan prestasi
belajar siswa
Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, Fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar yaitu bangunan, alat peraga, media pengajaran. Fasilitas belajar di sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan Sanjaya (2008: 200) menyatakan bahwa, prasarana adalah segala sesuau yang secara tidak langsung dapat mendukung proses keberhasilan dalam proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan, kamar mandi, tempat parkir dan lain-lain. Suasana kelas yang nyaman ditunjang dengan fasilitas yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, penampilan guru yang baik dan bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjuan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho1 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
(49)
Ha1 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
akuntansi dengan prestasi belajar.
Ho2 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah
dengan prestasi belajar.
Ha2 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan
(50)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2009: 247). Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi, fasilitas sekolah dan prestasi belajar.
Selain itu, penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian terperinci dan mendalam terhadap suatu lembaga, organisasi dan gejala tertentu dalam kurun waktu tertentu (Arikunto, 2006: 143).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian di lakukan di SMK Negeri I Yogyakarta. 2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta.
(51)
2. Objek
Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi, fasilitas sekolah dan prestasi belajar.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 115) populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta.
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta
Kelas Jurusan
Akuntansi 1 Akuntansi 2
X 32 32
XI 31 32
XII 30 30
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel apabila peneliti ingin menggeneralisasi hasil penelitian sampel (Arikunto, 2006: 117). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan sebagai berikut:
(52)
Keterangan :
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
= nilai Chi kuadrat P = proporsi populasi d = galat pendugaan
Perhitungan besar sampel yang diinginkan :
Jadi, besar sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 126 responden.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling, digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarangan (acak) saja. Semua objek termasuk dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel.
(53)
E. Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi
Menurut Walgito (2010: 100) berpendapat bahwa, persepsi siswa tentang kompetensi guru merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris. Dengan demikian persepsi merupakan pengorganisasian penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Persepsi siswa tentang kompeensi guru merupakan cara pandang siswa dalam hal diinderainya, dalam hal ini adalah kompetensi guru yang mencangkup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Pengukuran variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang bentuknya checklist berupa skala likert.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi
No. Dimensi Indikator Item
Positif
Item Negatif
1. Kompetensi Pedagogik
a) Mengenali karakteristik peserta didik 1, 2, 4 3 b) Menerapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip belajar
6, 7, 8 9, 10,
5 c) Mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
(54)
No. Dimensi Indikator Item Positif
Item Negatif
1. Kompetensi Pedagogik
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
13 e) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
14 f) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
16 g) Berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik
16, 18, 19
17 h) Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
20, 21 i) Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
22, 23 j) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran
24 2. Kompetensi
Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
26 25
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
27, 28, 29
30 c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
31, 32, 34 d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri
33, 36 35 e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 37, 38,
39 3. Kompetensi
Sosial
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
40, 42 41
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
43
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya
(55)
No. Dimensi Indikator Item Positif
Item Negatif
3 Kompetensi Sosial
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
45
4. Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
46, 48 47 b) Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
49, 50, 51 c) Mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif
52, 53 d) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
54 e) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
55
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Siregar, 2010: 138). Alternatif jawaban tiap item disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
2. Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang digunakan oleh siswa harus sesuai dengan kebutuhan dan layak untuk digunakan sesuai dengan keputusan Menteri P dan K
(56)
No. 079/1975 (sumber : www.pendidikanekonomi.com/2013/01/fasilitas-belajar) yang terdiri dari : bangunan, alat peraga dan media pembelajaran. Berikut adalah indikator dari persepsi siswa tentang fasilitas sekolah.
Tabel 3.4
Operasional Variabel Fasilitas Sekolah
No. Dimensi Indikator Item
Positif
Item Negatif
1. Bangunan
a) Bangunan cukup menampung jumlah siswa
1, 3 b) Tidak ada kerusakan dan lengkap 2, 4, 6,
7, 8, 9 c) Layak digunakan dalam belajar
mengajar
5
2. Alat Pelajaran a) Alat peraga bersih 10, 11, 13
14 b) Ketersediaan alat peraga dan
kelengkapannya
12 3. Media
pengajaran
a) Media pembelajaran bersih, lengkap dan layak pakai
15 16 b) Fasilitas sekolah lengkap 17, 18,
20
19 3. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah keberhasilan yang dicapai seseorang setelah mengalami suatu pengalaman belajar, pengetahuan atau mempelajari sesuatu. Dalam hal ini untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu nilai rapor siswa jurusan akuntansi kelas X, XI, XII pada semester ganjil tahun 2015/2016.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner/Angket
(57)
Kuesioner adalah suatu pertanyaan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang akan diteliti (Arikunto, 1997: 128). Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat dan mempelajari dokumen atau catatan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk mencari data yang berupa catatan atau buku laporan hasil belajar siswa.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah diukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2009: 50).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas butir
∑ = jumlah
N = banyaknya siswa X = skor tiap butir
(58)
Y = skor total tiap siswa
XY = hasil perkalian antara X dan Y
Jika nilai koefisien rhitunng lebih besar dari rtabel, maka butir soal
tersebut dikatakan valid. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtable maka butir
soal tersebut dikatakan tidak valid dengan tingkat signifikan 5%.
Uji coba instrumen dilakukan pada responden di luar populasi penelitian yang berjumlah 126 siswa , dengan berdasarkan pada jawaban responden atas 55 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar dan 20 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar. Kesimpulan pengujian validitas diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, nilai rtabel untuk 126
responden pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,1472. Nilai rhitung di hitung
menggunakan program SPSS versi 17.
Rangkuman hasil uji validitas kompetensi guru akuntansi sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Kompetensi Guru Akuntansi
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,156 0,1472 Valid
2 0,387 0, 1472 Valid
3 0.407 0,1472 Valid
4 0,364 0,1472 Valid
5 0,437 0,1472 Valid
6 0,469 0,1472 Valid
7 0,483 0,1472 Valid
(59)
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
9 0,231 0,1472 Valid
10 0,241 0,1472 Valid
11 0,613 0,1472 Valid
12 0,354 0,1472 Valid
13 0,351 0,1472 Valid
14 0,459 0,1472 Valid
15 0,496 0,1472 Valid
16 0,283 0,1472 Valid
17 0,610 0,1472 Valid
18 0,550 0,1472 Valid
19 0,616 0,1472 Valid
20 0,498 0,1472 Valid
21 0,374 0,1472 Valid
22 0,473 0,1472 Valid
23 0,499 0,1472 Valid
24 0,251 0,1472 Valid
25 0,349 0,1472 Valid
26 0,589 0,1472 Valid
27 0,740 0,1472 Valid
28 0,411 0,1472 Valid
29 0,619 0,1472 Valid
30 0,406 0,1472 Valid
31 0,587 0,1472 Valid
32 0,529 0,1472 Valid
33 0,634 0,1472 Valid
34 0,693 0,1472 Valid
35 0,367 0,1472 Valid
36 0,594 0,1472 Valid
37 0,519 0,1472 Valid
38 0,671 0,1472 Valid
39 0,445 0,1472 Valid
40 0,581 0,1472 Valid
41 0,314 0,1472 Valid
42 0,743 0,1472 Valid
43 0,279 0,1472 Valid
(60)
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
45 0,658 0,1472 Valid
46 0,605 0,1472 Valid
47 0,224 0,1472 Valid
48 0,561 0,1472 Valid
49 0,630 0,1472 Valid
50 0,479 0,1472 Valid
51 0,681 0,1472 Valid
52 0,665 0,1472 Valid
53 0,545 0,1472 Valid
54 0,508 0,1472 Valid
55 0,422 0,1472 Valid
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa item-item kuesioner yang dinyatakan valid berjumlah 55 butir pernyataan dan telah mewakili setiap variabel pengukuran persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar.
Rangkuman hasil uji validitas fasilitas sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Fasilitas Sekolah
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,575 0,1472 Valid
2 0,568 0,1472 Valid
3 0,516 0,1472 Valid
4 0,576 0,1472 Valid
5 0,651 0,1472 Valid
6 0,672 0,1472 Valid
7 0,676 0,1472 Valid
8 0,757 0,1472 Valid
9 0,807 0,1472 Valid
10 0,824 0,1472 Valid
11 0,773 0,1472 Valid
(61)
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
13 0,740 0,1472 Valid
14 0,328 0,1472 Valid
15 0,651 0,1472 Valid
16 0,320 0,1472 Valid
17 0,581 0,1472 Valid
18 0,494 0,1472 Valid
19 0,042 0,1472 Tidak Valid
20 0,456 0,1472 Valid
Pada tabel di atas terdapat 1 item pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 19, maka dilakukan pengujian validitas ulang dengan cara menghilangkan item yang tidak valid tersebut. Adapun penyajian pengulangan validitas ulang setelah menghilangkan item yang tidak valid sehingga menghasilkan 19 item yang dapat dikatakan valid adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Ulang Validitas Fasilitas Sekolah
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,578 0,1472 Valid
2 0,573 0,1472 Valid
3 0,522 0,1472 Valid
4 0,579 0,1472 Valid
5 0,655 0,1472 Valid
6 0,681 0,1472 Valid
7 0,686 0,1472 Valid
8 0,769 0,1472 Valid
9 0,808 0,1472 Valid
10 0,820 0,1472 Valid
11 0,778 0,1472 Valid
12 0,770 0,1472 Valid
13 0,740 0,1472 Valid
14 0,329 0,1472 Valid
15 0,649 0,1472 Valid
16 0,317 0,1472 Valid
(62)
Butir R Hitung R Tabel Keterangan
18 0,484 0,1472 Valid
20 0,444 0,1472 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas di gunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen dikatakan baik jika instrumen tersebut dapat dipercaya atau reliabel (Arikunto, 2006: 142). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tujuan utama pengujian ini adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden (Triton, 2005: 248).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus:
Keterangan :
= reliabilitas instrumen k = banyak butir pernyataan
= varians total = jumlah varian butir
Kriteria instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas ( )>0,6 (Siregar, 2010: 175). Dengan kata lain apabila nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka butir pernyataan tersebut dikatakan reliabel.
(63)
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alfa dengan derajad keyanikan 5% menggunakan SPSS versi 17.0. Uji coba instrumen dilakukan oleh responden yang sekaligus menjadi sampel penelitian yang berjumlah 126 peserta didik dengan mendasar pada jawaban atas 55 butir soal pernyataan pada variabel kompetensi guru akuntansi dan 19 butir soal pernyataan pada variabel fasilitas sekolah.
Rangkuman hasil uji reliabilitas tersebut sebagai berikut
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kompetensi Guru Akuntansi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.945 .948 55
Tabel di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha 0,945 > 0,60 maka kontruk pernyataan variabel yang digunakan untuk melihat persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi adalah reliabel.
Table 3.9
Hasil Pengujian Reliabilitas Variable Fasilitas Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
(64)
Tabel di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha 0,932> 0,60 maka konstruk pernyataan variabel yang digunakan untuk melihat persepsi siswa tentang fasilitas sekolah adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis yang biasa digunakan kalau tujuan penelitiannya penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan, hanya berisi gambaran/deskripsi tentang data yang ada (Margono, 170-190). Untuk analisis deskriptif interpretasi menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. PAP II bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap perilaku dengan jumlah yang terbatas pada banyaknya jumlah butir.
Tabel 3.10
PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 153)
Persentase Kategori
81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 66% Cukup
46% - 56% Rendah
< 46% Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas, maka dilakukan analisis sebagai berikut: Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
(65)
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji normalitas bivariat (chisquare) dengan bantuan SPSS versi 17.0 berdistribusi normal ketika nilai chisquare>0,8 dan dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai chisquare<0,8.
3. Teknik pengujian hipotesis
Teknik pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel berjenis interval (Arikunto, 2003: 425). Pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17.0.
Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Mencari koefisien korelasi Product Moment:
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi yang dicari N : banyaknya subyek pemilik nilai X : nilai veriabel 1
(66)
b. Membandingkan nilai probabilitas dan menarik kesimpulan
1) Ho1 ditolak jika nilai probabilitas lebih dari alpha (α) 0,01,
artinya tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar.
2) Ha1 diterima jika nilai probabilitas kurang dari alpha (α) 0,01,
artinya ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar.
3) Ho2 ditolak jika nilai probabilitas lebih dari alpha (α) 0,01,
artinya tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
4) Ha2 diterima jika jika nilai probabilitas kurang dari alpha (α)
0,01, artinya ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
Sifat korelasional akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
Tabel 3.11
Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,20 Sangat Lemah
0,21 - 0,40 Lemah
0,41 - 0,70 Sedang
0,71 - 0,90 Kuat
0,91 - 0,99 Sangat Kuat
(67)
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat
SMK Negeri 1 Yogyakarta beralamat di jalan Kemetiran Kidul 35 Yogyakarta, alamat lama jalan Kemetiran Kidul 47 Yogyakarta, lebih dikenal dengan nama SMEA 2 Yogyakarta. SMK Negeri 1 Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah yang cukup tua di Indonesia dan cukup punya nama di dunia industri maupun pemerintahan. Banyak lulusannya bekerja tersebar di berbagai bidang industri maupun pemerintahan di wilayah Indonesia. Gedungnya anggun dan berwibawa, dengan luas kurang lebih 3400 m2. Karena merupakan peninggalan sejarah yang dahulu adalah gedung
Sekolah Dasar milik Thiongha yang bernama SD “Chung Hua Tsung Hui”,
maka gedung ini oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata melalui Peraturan Menteri Nomor: PM.25/PW.007/MKP/2007 ditetapkan sebagai cagar budaya. SMK Negeri 1 Yogyakarta lahir tanggal 1 Agustus 1961 dengan nama SMEA 2 Yogyakarta, dengan lokasi di SMP Negeri 1, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta masuk siang/sore. Di SMP Negeri 1 Jalan Cik Ditiro berlangsung dari Agustus 1961 sampai dengan tahun 1974/1975. Untuk selanjutnya mulai tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 berlokasi di Gowongan Kidul Masuk siang/sore. Sedangkan pagi hari untuk sekolah SMEA 1 (sekarang SMK N 7). Baru mulai tahun ajaran 1976/1977 pindah lokasi ke Jalan
(68)
kemetiran Kidul 47 Yogyakarta, (atau nomer 35 sekarang) sampai sekarang dengan nama SMK N 1 Yogyakarta.
Kepala Sekolahnya antara lain : 1. Bapak Sunarso (1961 - 1981) 2. Bapak Suparno (1981 - 1988) 3. Bapak Salim (1988 - 1995) 4. Bapak Sumartono (1995 - 2002) 5. Bapak Mursahid (Januari2002 - 2004) 6. Ibu Sri Indiyah Purwaningsih (2004 - 2008) 7. Ibu Nur Istriatmi (Januari 2008 - Januari 2012) 8. Drs. Rustamaji, M.Pd. (Januari 2012 - sekarang)
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Yogyakarta
1. Visi dan Misi a. Visi
“Menghasilkan tamatan yang mampu bersaing di dalam era global,
bertaqwa, dan berbudaya”.
b. Misi
1) Melaksanakan manajemen sekolah yang mengacu pada ISO 9001: 2008.
2) Menerapkan dan mengembangkan kurikulum SMK Negeri 1 Yogyakarta dengan mengacu pada profil sekolah berstandar internasional.
(1)
LAMPIRAN IX
UJI KORELASI
(2)
152
A.
Uji Korelasi Product Moment Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi Dengan Prestasi Belajar
Correlations
Kompetensi Guru Prestasi Belajar Kompetensi
Guru
Pearson Correlation 1 .985**
Sig. (1-tailed) .000
N 126 126
Prestasi Belajar Pearson Correlation .985** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 126 126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
B.
Uji Korelasi Product Moment Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah Dengan
Prestasi Belajar
Correlations
Prestasi Belajar Fasilitas Sekolah Prestasi
Belajar
Pearson Correlation 1 .992**
Sig. (1-tailed) .000
N 126 126
Fasilitas Sekolah
Pearson Correlation .992** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 126 126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
(3)
LAMPIRAN X
SURAT IJIN
PENELITIAN
(4)
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
(6)