Klasifikasi komoditas berdasarkan tahapan proses stage of processing

Pedoman Teknis Statistik Harga Produsen Tahun 2014 14 Barang Jadi finished goods didefinisikan sebagai komoditas yang siap untuk dijual sesuai dengan permintaan penggunapemakai akhir final-demand users atau konsumen secara individu, atau perusahaan bisnis. Dalam terminologi penghitungan pendapatan nasional, indeks harga barang-barang jadi dapat mengukur secara kasar perubahan-perubahan harga yang diterima oleh produsen untuk dua bagian dari Gross National Product GNP yaitu: 1 pengeluaran konsumsi personal untuk barang-barang personal consumption expenditure on goods; 2 pengeluaran-pengeluaran investasi modal untuk perlengkapan capital investment expenditure on equipment. Dalam indeks harga barang jadi, kategori makanan konsumen mencakup makanan yang tidak diproses unprocessed foods seperti telur dan buah segar, dan juga makanan yang diproses seperti produk roti dan daging. Komponen barang-barang energi jadi the finished energy goods component mencakup jenis-jenis barang-barang energi untuk dijual ke rumahtangga seperti bensin, minyak pemanas rumah home heating oil, gas rumahtangga residential gas dan listrik rumahtangga. Kategori barang-barang konsumen yang lain selain makanan dan energi mencakup barang-barang tahan lama seperti mobil penumpang passengers car dan furnitur rumah tangga, dan barang-barang tidak tahan lama seperti pakaian dan obat-obatan dengan resep dokter. Indeks perlengkapan modal mengukur perubahan-perubahan harga yang diterima oleh produsen tentang barang-barang investasi yang tahan lama seperti traktor, truk yang bermesin besar, alat-alat mesin. Kategori bahan-bahan intermedier, persediaan, dan komponen-komponen terdiri dari sebagian komoditas yang telah diproses tetapi masih membutuhkan proses yang lebih jauh. Contoh kategori ini adalah barang-barang setengah jadi semifinished goods seperti tepung, benang tenun, produk-produk pabrik baja stell mill products, dan kayu. Kategori barang-barang intermedier juga meliputi barang –barang tidak tahan lama, barang-barang yang secara fisik lengkap yang dibeli oleh perusahaan-perusahaan bisnis sebagai input untuk operasi mereka. Contoh kategori ini adalah bensin diesel, kotak kertas, ban, dan pupuk. Bahan mentah crude materials untuk proses lebih jauh didefinisikan sebagai komoditas yang tidak diproses dan tidak dijual secara langsung ke konsumen. Bahan makanan mentah dan bahan makanan mencakup item-item seperti butir padi dan ternak. Kategori bahan-bahan energi Pedoman Teknis Statistik Harga Produsen Tahun 2014 15 mentah terdiri dari minyak bumi mentah, gas alam yang disalurkan melalui pipa-pipa gas dan batu bara. Contoh bahan-bahan non makanan mentah lainnya selain energi adalah koral dan pasir untuk konstruksi, kapas mentah raw cotton dan potongan besi dan baja.

C. Klasifikasi Menurut Sektor Bahan BangunanKonstruksi

Teknik penyusunan klasifikasi komoditas menurut sektor bahan bangunankonstruksi dalam penghitungan IHP dapat dilakukan dengan pendekatan bahan bangunankonstruksi atau kelompok bahan bangunankonstruksi seperti teknik penyusunan klasifikasi komoditas yang sama dalam penghitungan IHPB yang selama ini dilakukan oleh Subdit Statistik HPB.

2.2.7. Metode Penarikan Sampel

Salah satu komponen yang penting untuk menghitung IHP adalah data harga produsen Producer Price. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data harga yang relevan, teknik pengambilan sampel sangat mutlak diperhatikan. Data yang akurat dapat diperoleh dengan melakukan suatu penetapan sampel atau responden melalui mekanisme penarikan sampel yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan konsep IHP itu sendiri. Alokasi sampel responden untuk setiap provinsi dilakukan oleh BPS berdasarkan direktori perusahaan produsen sampel Survei Industri Besar Sedang dan Survei Harga Produsen Pertanian. Metode penarikan sampel di masing-masing kelompok komoditas memiliki perlakuan yang berbeda walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan antara lain oleh karakteristik masing-masing responden pada 4 kelompok komoditas di bawah berbeda-beda sehingga memerlukan perlakuan tersendiri.

A. Sektor Pertanian

Sampling unit di sektor ini adalah para petani yang potensial yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa sumber informasi untuk mendapatkan responden ini, yaitu diperoleh dari hasil survei harga produsen dan konsumen pedesaan atau dari hasil survei khusus. Setelah memiliki sample frame dari responden di sektor ini, maka dilakukan penarikan sampel dengan menggunakan metode penarikan sampel purposive. Alasan digunakan metode purposive pada sektor ini adalah biasanya perbedaan harga jual produk pertanian tidak terlalu besar atau relatif sama diantara petani dalam suatu wilayah. Begitu pula dengan perusahaan agroindustri yang relatif sedikit Pedoman Teknis Statistik Harga Produsen Tahun 2014 16 populasinya dalam suatu wilayah, sehingga penarikan sampel dengan metode purposive dapat dilakukan dengan mudah. Sebelum penarikan sampel, dilakukan stratifikasi yang didasarkan pada variasi jenis produk pertanian. Dengan demikian, stratifikasi ini akan memenuhi kebutuhan data harga yang tercakup dalam paket komoditas IHP. Khusus mengenai startifikasi sampling unit di sektor pertanian, sampling unit di sektor pertanian adalah petani potensial yang mengelola dan memproduksi berbagai hasil komoditas pertanian. Yang dimaksud dengan petani potensial disini adalah petani yang menghasilkan beberapa jenis komoditas pertanian dan jumlah produksinya cukup besar sehingga harga komoditas pertaniannya dapat dipantau secara berkesinambungan. Data harga produsen berbagai komoditas pertanian yang diperoleh disektor ini adalah harga transaksi yang terjadi pada saat petani menjual hasil komoditas pertanian kepada pedagang besar pertama. Di sektor ini, petani merupakan sampling unit yang harus dipilih berdasarkan kriteria yang telah disebutkan di atas. Sebelum memilih sampel maka perlu dilakukan tahap pemilihan kabupaten oleh masing-masing propinsi dengan menggunakan metode purposive bersyarat yaitu yang memiliki potensi pertanian. Setelah kabupaten terpilih, maka dilakukan pemilihan kecamatan dengan cara purposive yang memiliki kriteria sebagai kecamatan sentra produksi pertanian. Pemilihan sampel kecamatan dilakukan oleh BPS Propinsi dan usulan kabupaten terpilih sampel. Tahap selanjutnya adalah memilih petani potensial yang berada pada kecamatan terpilih dengan menggunakan metode purposive.

B. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Setelah penyusunan direktori produsen hasil barang-barang tambang dan galian yang dikelompokkan berdasarkan pengkodean KBLI terbaru, maka dilakukan penarikan sampel. Metode penarikan sampel di sektor ini sama dengan metode penarikan sampel di sektor pertanian, yaitu metode purposive. Target pemenuhan data HP yang tercakup dalam paket komoditas menjadi acuan dalam membuat suatu stratifikasi sampel yang didasarkan variasi produk pertambangan dan penggalian. Penarikan sampel dari daftar establishment yang sudah distratifikasikan sesuai dengan kode KBLI golongan pokok 10 dan 14 dengan menggunakan metode purposive. Metode ini dipergunakan karena penyebaran establishment di sektor ini tidak merata dan jumlahnya relatif sedikit. Di samping itu, diharapkan agar dapat memenuhi data harga komoditas yang diklasifikasikan dalam paket komoditas.