Langit-langit Pintu dan Jendela Pencahayaan

Menurut Depkes RI 2011, dinding yang terkena percikan air harus dilapisi dengan bahan yang kedap air setinggi 2 meter dari lantai dan permukaan halus, tidak menahan debu dan berwarna terang. Berdasarkan hasil observasi pada kedua pesantren dinding yang terkena percikan air tidak dilapisi dengan bahan yang kedap air, sehingga dinding yang terkena percikan air dalam keadaan lembab.

2. Langit-langit

Menurut Depkes RI 2011, bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan, terbuat dari bahan yang permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai. Pada kedua pesantren hal ini sudah memenuhi syarat kesehatan, apabila hal ini tidak memenuhi syarat maka makanan yang dihasilkan dapat terkontaminasi atau tercemar dari debu ataupun serangga yang ada di langit-langit. Menurut Widyati dan Yuliarsih 2002 cara membersihkan langit-langit dengan menggunakan alat sikat bulat dan bertangkai panjang dari bahan yang mudh dibersihkan dan sederhana desainnya. Pembersihan dilakukan satu kali dalam sebulan, pada saat dapur tidak beroperasi.

3. Pintu dan Jendela

Menurut Depkes RI 2011, pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan dapat menutup sendiri self closing, dilengkapi peralatan anti seranggalalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain. Pintu dan jendela ruang tempat pengolahan makanan dilengkapi peralatan anti seranggalalat seperti Universitas Sumatera Utara kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain yang dapat dibuka dan dipasang untuk dibersihkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pintu dan jendela kedua pesantren belum memenuhi syarat kesehatan, seharusnya pintu dilengkapi dengan tirai plastik untuk mencegah masuknya lalat ke dapur ruang pengolahan makanan. Dan pintu dapur di kedua pesantren tidak mengarah keluar, pintu mengarah keluar dimaksudkan dengan adanya dorongan angin pada saat pintu dibuka keluar, maka dapat menahan lalat masuk dan menjauh dari pintu. Sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran terhadap makanan yang telah siap saji.

4. Pencahayaan

Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. Cahaya lampu ditempat pengolahan makanan pada kedua pesantren telah memenuhi syarat kesehatan. Karena penyebaran cahaya tidak menimbulkan silau ataupun bayangan dan mata tidak menjadi pedih pada saat penjamah memerlukan banyak waktu di ruang pengolahan makanan. Apabila cahaya yang terdapat di ruang pengolahan makanan menimbulkan, maka mata akan terasa sakit dan dapat menghambat pekerjaan penjamah makanan. Penjamah juga tidak dapat bekerja secara efektif, dan semua pekerjaan terbengkalai. Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bayangan Depkes RI, 2011. Cahaya yang baik sangat penting bagi penyelenggaraan makanan untuk orang banyak ada. Ada 2 dua macam cahaya, yaitu cahaya alam dan cahaya buatan. Universitas Sumatera Utara Dengan ruangan yang cukup terang maka kotoran dan benda-benda yang halus yang masuk ke dalam masakan atau hidangan dapat terlihat. Selain itu, ruangan yang cahayanya cukup umumnya tidak disukai oleh kecoa, tikus, dan insektisida lainnya Widyati dan Yuliarsih, 2002. Hasil penilaian yang didapat bahwa pencahayaan di tempat pengolahan makanan yang terdapat di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan telah memenuhi syarat dan tidak silau dan tidak menimbulkan bayangan.

5. VentilasiPenghawaan