tindak perkosaan. Tindakan tersebut dialami oleh Sanikem dan putrinya. Sanikem diperkosa oleh Herman Millema di dalam sistem
pergundikan dan Annelies oleh abangnya sendiri dalam pertentangan ras. Hal tersebut membuktikan adanya kekerasan terhadap perempuan
yang disebabkan karena diskriminasi ras sebab Robert Millema merasa ia bukan bagian dari anak nyai melainkan masyarakat Eropa.
Perdagangan perempuan juga merupakan bentuk kekerasan. Perdagangan perempuan terjadi pada NO dan Maiko. Perdagangan
perempuan terjadi pada halaman 123 BM ketika Sanikem dijual, serta perdagangan prostitusi yang dilakukan Babah Atjong. Perdagangan
demikian sangat merendahkan nilai perempuan termasuk yang terjadi pada wanita Jepang yang dijual sebagai pelacur secara ilegal. Meski
demikian ia pun terkukung adat Jepang yang mengharuskan ia mencari uang untuk biaya pernikahannya. Perdagangan perempuan yang
dilakukan Babah Atjong terhadap Maiko dan perempuan lain tersebut termasuk tindakan trafficking atau disebut juga perdagangan manusia
yang merendahkan martabat manusia terutama kaum perempuan.
2. Dampak dalam Aspek Psikologis
Rasa rendah diri cenderung dialami perempuan yang tidak berpendidikan. Rendahnya pendidikan dan kesempatan bersekolah
bagi perempuan pada akhirnya menyebabkan perempuan pada golongan bawah terjebak dalam sistem patriarkhi yang kuat Murniati:
84. Hal tersebut yang mendorong NO belajar memiliki harga diri untuk bertahan hidup di dalam lingkungannya. Diskriminasi tidak
selalu berdampak negatif bagi NO meskipun ia selalu mengalaminya. Nasib yang dialaminya membuatnya menjadi kuat dan dapat
berkembang menjadi pribadi yang luar biasa bahkan mampu memimpin sebuah perusahaan besar. Selain itu penindasan yang
dialaminya membuatnya mampu melakukan perlawanan terhadap sistem Feodalisme. Sadar bahwa dirinya telah dijual membuatnya
merasa telah dibuang dari keluarga, seperti kutipan berikut ini. “Sungguh, Ann, aku malu mempunyai seorang ayah jurutulis
Sastrotomo. Dia tidak patut jadi ayahku. Tapi aku masih anaknya, dan aku tak bisa berbuat sesuatu. Air mata dan ludah
ibu tak mampu jadi tolak bala. Apalagi aku yang tak tahu dan tak memiliki dunia ini. Badan sendiri pun bukan aku punya.
” BM: 122.
Setelah menjadi nyai ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak
lagi mengakui kedua orang tuanya. Menjadi nyai membuatnya mengalami tekanan batin. Ia merasa hidupnya telah ditakdirkan
menjadi budak orang Belanda. Perbudakan yang dialami Sanikem menyebabkan ia merasa terhina sebagai seorang perempuan dan
Kolonialisme. Kutipan berikut ini menunjukkan hal tersebut. Aku sendiripun malu pada dunia. Apalagi pada kenalan,
tetangga. Bahkan malu punya orang tua. Semua bujang kemudian aku suruh pergi. Semua pekerjaan rumah aku lakukan
sendiri. Tak boleh ada saksi terhadap kehidupanku sebagai nyai. Tak boleh ada berita tentang diriku: seorang wanita hina dina
tanpa harga, tanpa kemauan sendiri ini BM: 129.
Perasaan negatif dirasakan NO ketika ia berhadapan dengan masyarakat baik pribumi maupun Eropa. Bahkan ketika berhadapan
dengan Jufrow Magda Peters, ia merasa tidak pantas dipanggil dengan Mevrouw yang merupakan panggilan untuk istri sah laki-laki Belanda,
namun disamping itu NO menyadari posisinya tersebut di mata hukum dan sosial.
Merasa diri adalah budak merupakan bukti bahwa NO merasa tidak sederajat dengan masyarakat sekaligus sadar akan hukum yang
berlaku terhadap dirinya. Perasaan tersebut memunculkan rasa rendah diri yang memanggap bahwa ia berbeda dengan masyarakat pada
umumnya. Perasaan menjadi budak merupakan faktor intern penyebab adanya diskriminasi yang pada akhirnya menyebabkan rasa rendah diri
terhadap diri NO. Dampak diskriminasi juga dialami oleh Annelies. Sejak
kehilangan ayah kandungnya, Annelies menyadari posisi liyan mereka dan mencoba mencari identitas sebenarnya di dalam keluarganya.
Sebagai indo, ia mengalami kegamangan karena ia lebih dekat dengan ibunya, ia memilih untuk menganggap dirinya pribumi. Namun kakak
kandungnya Robert Millema memilih untuk mengidentifikasi dirinya berdarah Eropa seperti ayahnya. Kondisi demikian membuat Annelies
merasakan adanya konflik yang serius akibat diskiminasi ras yang terjadi di dalam keluarganya dan hal tersebut membuatnya memiliki
jarak dengan anggota keluarga yang lain hingga akhirnya mengalami tekanan dan keterasingan.
Sekalipun matang dalam karir, namun ia tergantung secara emosional dengan Minke. Dalam hal profesi Annelies mempunyai
karier bagus dalam mengatur perusahaan di bidang lapangan, namun pengalaman buruk dan berbagai masalah yang terjadi di keluarganya
membuatnya mengalami trauma. Dipisahkannya ia dari lingkungan sekolah membuatnya kehilangan lingkungan sosialnya. Selain itu, ia
juga pernah diperkosa oleh Robert Millema karena adanya jarak yang disebabkan oleh rasisme, bahkan Robert Millema pun menganggap
Annelies adalah nyai bagi Minke BM: 161. Tindak kekerasan yang pernah dialaminya tersebut membuatnya kehilangan kepercayaan diri
ketika berajak dewasa. …sampai sekarang Mevrouff Annelies masih harus dibius. Ia
telah kehilangan kepercayaan akan adanya keamanan, kepastian dan jaminan hukum. Jiwanya kini terjejali oleh
ketakutan dan ketidakmenentuan BM: 508.
Perasaan rendah diri juga dialami oleh Annelies ketika menghadiri
wisuda Minke.
Permasalahan-permasalahn yang
dialaminya menimbulkan trauma yang dalam. Dampaknya juga terjadi pada kehidupan sosial. Sekalipun banyak dikagumi, namun kondisi
psikologisnya membuatnya menjadi kaku dan tidak dapat bergaul secara layak dengan masyarakat luas, terlebih masyarakat Belanda. Hal
itu disebabkan oleh dua hal pokok, yaitu pertama tindak perkosaan
yang dilakukan oleh Robert Millema yang sebelumnya memutuskan persaudaraan karena merasa berdarah Eropa dan kedua adalah
pengaruh NO yang selalu mananamkan perspektif negatif mengenai bangsa Belanda. Namun dari dua pengalaman buruk tersebut,
pengalaman kekerasan seksual yang dialami Annelies lebih berdampak negatif terhadap kondisi psikologisnya karena membuatnya terpisah
secara paksa dari lingkungan yang dicintainya. Annelies mengalami kekerasan secara psikologis yang disebabkan oleh tindak diskriminasi
terhadapnya.
3. Dampak Diskriminasi dalam bidang Hukum dan Politik