Koefisien Determinasi R Uji Normalitas

Jika ditetapkan taraf nyata α = 5, diketahui -1.96 ≤ h hitung ≤ 1.96, maka disimpulkan persamaan tidak mengalami serial korelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk melihat varian residual apakah konstan atau tidak. Apabila varian residual konstan maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Salah satu cara untuk melihat ada atau tidaknya masalah heteroskedatisitas adalah dengan menggunakan Uji White. Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen yang diregresikan terhadap variabel-variabel independennya. Uji heteroskedastisitas hipotesisnya adalah: H = Var i = E i2 = 2 = Homoskedastisitas H 1 = Var i = E i2 = 2i = Heteroskedastisitas Tahapan Uji White adalah sebagai berikut: 1. Jika diketahui model regresi sisaan berikut. e t 2 = 1 + 2 Z t + v t 2. Hitung koefisien determinasi sebagai ukuran kebaikan suai goodness of fit , R 2 . 3. Jika komponen sisaan homogen maka statistik-uji White n 1 Keterangan : n = 21 R 2 = Koefisien determinasi X 2 = Nilai variabel independen Apabila dalam pengujian yang dilakukan, didapatkan nilai p-value lebih besar dari alpha α lima persen maka implikasinya adalah terima H sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi heteroskedastisitas atau terpenuhinya asumsi homoskedastisitas pada model yang telah dibuat.

V. PERKEMBANGAN HARGA BAWANG MERAH DI

INDONESIA DAN PERAMALANNYA DI MASA MENDATANG

5.1. Perkembangan Harga Bawang Merah di Indonesia

Perkembangan harga bawang merah di Indonesia dapat dijelaskan melalui laju pertumbuhan harga selama periode penelitian. Rata-rata pertumbuhan harga bawang merah pada tahun 2009-2014 memiliki nilai yang positif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kecenderungan adanya peningkatan harga selama periode penelitian. Rata-rata pertumbuhan harga bawang merah di Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 9,301. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013 terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM sehingga harga bahan pokok termasuk bawang merah ikut meningkat Kementan, 2013. Rata-rata pertumbuhan harga bawang merah di Indonesia terkecil terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar -4,142. Pada tahun 2011-2012 jumlah impor bawang merah yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan sehingga harga bawang merah di Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang kecil pada tahun 2011. Tabel 6. Rata-Rata Laju Pertumbuhan Harga Bawang Merah Tahun 2010- 2013 Komoditas Laju Pertumbuhan Harga 2010 2011 2012 2013 2010-2013 Bawang Merah 5,093 -4,142 2,395 9,301 3,161 Sumber: Kementerian Pertanian RI, 2013 diolah Selama periode Juni 2009-Mei 2014 harga bawang merah di Indonesia berfluktuasi dengan selisih antara harga tertinggi dengan harga terendah sebesar Rp 48.399. Harga tertinggi dicapai pada tingkat harga Rp 60.549kg yang terjadi pada Agustus 2013. Hal ini dikarenakan adanya hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Agustus 2013 sehingga permintaan bawang merah meningkat yang menyebabkan harga bawang merah juga ikut meningkat. Harga terendah adalah sebesar Rp 12.150kg yang terjadi pada Oktober 2012. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 impor bawang merah di Indonesia mengalami peningkatan sehingga jumlah stok bawang merah di Indonesia meningkat yang menyebabkan harga