Evaluasi penerapan GMP CPMB

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 BAHAN DAN ALAT

Bahan-bahan yang digunakan untuk mengetahui kondisi sanitasi fasilitas mesin peralatan, antara lain media Plate Count Agar PCA, media Acidified Potato Dextrose Agar APDA, media Lactose Soy Tryptic Broth LSTB, media Brilliant Green Lactose Bile Broth BGLBB, Escherichia Coli Broth ECB, media Baird Parker Agar + Egg yolk Tellurit BPA, EY, Brain Heart Infusion Broth BHIB, Buffered Pepton Water BPW, Trypticase Soy Agar TSA, Egg yolk Tellurit 5 emulsi kuning telur dalam NaCl 1:1 + 1 Kalium Tellurit, Plasma kelinci, larutan pengencer, soda kostik NaOH, alkohol 70, air panas, sanitizer A Na 2 CO 3 , sanitizer B Linear Alkylbenzene Sulfonate , sabun cuci Trichlorohydroxy Diphenyl, Triclocarban , larutan buffer fosfat steril. Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri steril, tabung reaksi steril, pinset steril, bunsen, gelas ukur, lidi swab, pipet steril, jarum inokulasi, pipet milimeter, kertas steril, pengaduk, dan inkubator.

4.2 METODE PENELITIAN

4.2.1 Evaluasi penerapan GMP CPMB

PT X telah menerapkan kelayakan minimal dari suatu industri pangan sesuai dengan panduan dari BPOM 2002. a Penerapan CPMB di perusahaan dievaluasi meliputi aspek pimpinan, sanitasi lokasi dan lingkungan fisik, sanitasi pembuangan limbah, sanitasi lingkungan dari investasi burung, serangga atau binatang lain, kondisi umum pabrik, pabrik dalam ruangan pengolahan, fasilitas pabrik, pembuangan limbah di pabrik, operasional sanitasi di pabrik, binatang pengganggu dalam pabrik, peralatan produksi, pasokan air, sanitasi dan higiene karyawan, gudang biasa kering, gudang kemasan produk, tindakan pengawasan, bahan mentah dan produk akhir, hasil uji, tindakan pengawasan, sarana pengolahan, penggunaan bahan kimia, bahan penanganan dan pengolahan. Evaluasi dilaksanakan dengan menganalisis hasil penerapan CPMB yang telah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir. Untuk menentukan tingkat rating kelayakan sarana produksi pangan berdasarkan penyimpangan deficiencydefect yang ada dengan menggunakan standar BPOM 2002, dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Kriteria Penilaian CPMB Tingkat Rating Jumlah Penyimpangan MN Minor MJ Major SR Serius KT Kritis A Baik Sekali 0 - 6 0 - 5 B Baik 7 6 - 10 1 - 2 atau tb  11 C Kurang tb  11 3 - 4 D Jelek tb tb  5  1 Keterangan : tb = tidak berlaku 15 b Pemahaman karyawan tentang higiene dan sanitasi meliputi pengalaman training, pendidikan terakhir, pemakaian fasilitas kebersihan di pabrik sarung tangan, masker, hairnetpenutup kepala, pengetahuan penggunaan pembersih tangan dan benda-benda yang tidak boleh di bawa kedalam pabrik serta ketentuan apabila terkena penyakit yang mengganggu kinerja perusahaan. Evaluasi kesesuaian penerapan CPMB oleh karyawan akan dianalisis dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 40 buah dan semua pertanyaan disusun dibawah bimbingan supervisor magang Lampiran 8. 4.2.2 Evaluasi sumber-sumber rekontaminasi di area mesin pendinginan dan pengemasan produksi mi instan Evaluasi ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan sanitasi pada peralatan mesin pendinginan maupun mesin pengemasan yang dapat menjamin mutu dan keamanan produk akhir yang dihasilkan. Standar maksimal mikroorganisme yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mikroba TPC, kapang, khamir adalah 1,0x10 2 CFUmlcm 2 sedangkan untuk E.coli, dan koliform adalah 3 APMml, standar internal ini ditetapkan berdasarkan pengalaman perusahaan data historis dalam memproduksi mi instan. Titik-titik swab yang dilakukan pada area pendinginan dan pengemasan dapat dilihat pada Gambar 2. dan Tabel 3. Pada area mesin pendinginan terdapat bagian alat; chamber, konveyor, rantai ulir dan kipas. Spesifikasi alat cooling conveyor ini adalah : panjang 9,50 m, lebar 1,36 m, tinggi 0,6 m, jumlah kipas angin 6 buah, diameter lubang 0,8 cm dan jarak antar lubang 0,3 cm. Tujuan dari proses ini adalah agar mi yang baru keluar dari proses pengeringan dapat diturunkan suhunya sehingga mencapai suhu sekitar 32 o C sebelum dikemas. Pendinginan berlangsung selama 2-3 menit sehingga mi menjadi lebih keras. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode swab test pada 2 line produksi mi instan masing-masing menggunakan 1 kali pengulangan. Pada area mesin pengemasan terdapat bagian alat; konveyor, seal machine, rantai ulir, keranjang bumbu. Spesifikasi alat conveyor ini adalah : panjang 7,5 m, lebar 1,36 m, tinggi 0,6 m, lebar silender seal 12 mm, jumlah keranjang bumbu 4 buah. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode swab test pada 2 line produksi mi instan masing-masing menggunakan 1 kali pengulangan. Analisis mikrobiologi yang dilakukan meliputi TPC PCA, kapang dan khamir APDA, koliform LSTB dan BGLBB, dimana LSTB digunakan sebagai media pendugaan sedangkan BGLBB digunakan sebagai media peneguhan, dan E.coli LSTB dan ECB, dimana LSTB digunakan sebagai media pendugaan sedangkan ECB digunakan sebagai media peneguhan.

4.2.3 Evaluasi efektivitas sanitasi ruangan pada area pendinginan dan pengemasan primer