61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Makna  Denotasi,  Konotasi,  dan  Mitos  dalam  Film  “Guru  Bangsa
Tjokroaminoto”.
Film  ini  dimulai  dengan  scene  dimana  Tjokro  Reza  Rahadian  sedang diinterogasi oleh salah seorang pekerja Belanda berkebangsaan Yaman di penjara
kalisosok Surabaya, karena ia dicurigai telah melakukan tindakan  yang dianggap oleh pemerintah  Belanda adalah menyimpang. Pihak Belanda mencurigai Tjokro
atas  kerusuhan  yang  terjadi  di  Garut –  Jawa  Barat  pada  tahun  1921,  karena  ia
adalah ketua dari organisasi Sarekat Islam, salah satu organisasi yang dinilai oleh Belanda  sering  melakukan  pemberontakan  terhadap  kolonial-kolonial  Belanda,
juga  sering  membuat  kerusuhan  dimana-mana.  Kemudian,  dilanjutkan  ketika Tjokro  muda  melihat  seorang  buruh  yang  disiksa  oleh  atasannya  yaitu  salah
seorang dari kolonial Belanda karena buruh tersebut telah melakukan keteledoran. Darah yang terpercik di antara hamparan kapas menjadi potret yang terekam kuat
di  benaknya  dan  membekas  dalam  hatinya.  Sehingga  pada  saat  itu  jiwa nasionalismenya  sedikit  demi  sedikit  mulai  tumbuh  di  dalam  dirinya.  Sampai
akhirnya  ia  berniat  untuk  segera  membuat  pemerintahan  sendiri,  agar  rakyat Indonesia tidak lagi di
jadikan “Sapi Perah” oleh pemerintah Belanda.
Film  drama-biopik „Guru Bangsa Tjokroaminoto’ ini berdurasi 160 menit,
dan hanya menceritakan 10 tahun perjuangannya pada periode 1911 sampai 1921 saja.  Film  ini  mengisahkan  sosok  Tjokro  ketika  berjuang  untuk  memberontak
Belanda,  ditahan,  memimpin  SI,  persoalan  keluarga,  sampai  akhirnya  ia  bekerja keras untuk membuat pemerintahan sendiri di tanah kelahirannya yaitu Indonesia
dengan  mengatasnamakan  “Hijrah”  serta  dengan  pemikiran-pemikirannya  yang cemerlang.
Sesuai  dengan  rumusan  masalah  pertama,  penulis  akan  mengidentifikasi enam scene yang dianalisis sesuai dengan model semiotik yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu semiotik Roland Barthes, sebagai berikut : 1
Fase Tjokro Remaja. Pada  fase  ini  dari  masa  awal  anak  anak  hingga  masa  awal  dewasa,
yang memasuki usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun  hingga  22  tahun.  Masa  remaja  bermula  pada  perubahan  fisik  yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh,  dan  perkembangan  karakteristik  seksual  seperti  pembesaran  buah
dada,  perkembangan  pinggang  dan  kumis,  dan  dalamnya  suara.  Pada perkembangan  ini,  pencapaian  kemandirian  dan  identitas  sangat  menonjol
pemikiran  semakin  logis,  abstrak,  dan  idealistis  dan  semakin  banyak menghabiskan waktu di luar keluarga
1
.
1
http:ariestaputris.blogspot.co.id201408fase-fase-perkembangan-usia-remaja.html
Scene 1
Visual  Durasi
Durasi 00 : 08 : 24
Dialog
Tjokro : “Orang-orang Eropa datang kesini untuk mencari apa  yang  tidak  mereka  punya.  Karet,  kopi,  pala,  cengkeh,
tembakau  untuk  pabrik-pabrik,  mereka  juga  mencari pelabuhan-pelabuhan  hangat  untuk  mengambil  hasil  kita
sepanjang tahun” Guru : “tutup mulutmu”
Type of Shot
Over The Shoulder Shot. Tipe shot ini merupakan yang dilakukan untuk dua subyek,
namun pengambilan gambar dilakukan dari belakang bahu salah  satu  subyek.  Orang  yang  dihadapi  subyek  biasanya
harus menempati sekitar 13 frame. Tipe  shot  ini  biasa  digunakan  dalam  sebuah  percakapan
dua  subyek,  framing  gambar  bisa  dilakukan  bergantian sehingga visual dapat terlihat dinamis.