7
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Senyawa aktif yang
terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloida dan flavonoida dan lain-lain. Beberapa metode ekstraksi dengan
menggunakan pelarut antara lain Ditjen POM, 2000: 1.
Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama dan seterusnya. 2.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. 3.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
4. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstrak dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan menggunakan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
8
5. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara umum dilakukan
pada temperatur 40-50 C.
6. Infundasi
Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
7. Dekoktasi
Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 menit dan
temperatur sampai titik didih air.
2.3 Selulosa Mikrokristal 2.3.1 Rumus empiris dan berat molekul
C
6
H
10
O
5 n
≈ 36000 Dimana
n
≈ 220
2.3.2 Struktur kimia
Gambar 2.1
Struktur selulosa mikrokristal Rowe, dkk., 2009
9
2.3.3 Uraian umum selulosa mikrokristal
Selulosa mikrokristal adalah selulosa yang dimurnikan dan telah mengalami depolimerisasi parsial, berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa dan
berupa serbuk kristal yang terdiri atas partikel-partikel yang berpori Gohel dan Jogani, 2005. Selulosa mikrokristal dapat diproduksi dari beberapa bahan alam
diantaranya tongkol jagung Ohwoavworhua dan Adelakun, 2005, kulit jeruk Ejikeme, 2008 dan buah labu Achor, dkk., 2014 telah terbukti stabil, aman dan
inert. Selulosa mikrokristal sering digunakan pada industri makanan, kosmetik dan farmasi sebagai bahan pengemulsi, pendispersi, pengental, pengembang dan
salah satu bahan pengisi terbaik untuk tablet kempa langsung Achor, dkk., 2014. Selulosa mikrokristal untuk kempa langsung tersedia dalam beberapa produk,
diantaranya Avicel PH 101. Avicel PH 101 merupakan produk asli, sedangkan Avicel PH 102 lebih teraglomerasi dan memiliki ukuran partikel yang lebih besar
sehingga alirannya sedikit lebih baik dan tidak ada penurunan ketermampatan yang signifikan Siregar dan Wirakarsa, 2010.
2.4 Sediaan Tablet 2.4.1 Uraian umum
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan Ditjen POM, 1979. Kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan tablet dengan
kualitas yang baik antara lain: a.
Mempunyai kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya
10
tetap baik selama pabrikasipengemasan dan distribusi ke konsumen. b.
Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya. c.
Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya. d.
Mempunyai penampilan yang menarik, dari segi bentuk, warna dan rasanya. Sediaan tablet memiliki banyak keuntungan dibandingkan bentuk sediaan
lain diantaranya Banker dan Anderson, 1994: a.
Merupakan bentuk sediaan yang utuh dan mempunyai ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah dari pada bentuk yang lain.
b. Merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan kompak.
c. Merupakan bentuk sediaan yang mudah dan murah dalam pembuatan,
pengemasan dan pengiriman. d.
Merupakan sediaan oral yang paling mudah pemakaiannya. Beberapa kerugian tablet antara lain Banker dan Anderson, 1994:
a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasinya atau rendahnya berat jenis. b.
Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi, absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari
sifat di atas akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan biovaibilitas obat cukup.
c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau
obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengkapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa bila mungkin atau memerlukan
penyalutan.
11
2.4.2 Bahan tambahan formula tablet
Bahan tambahan adalah komponen lain dari suatu sediaan obat selain bahan aktif. Bahan tambahan memiliki banyak fungsi antara lain untuk membantu
proses produksi, membantu disolusi, meningkatkan kestabilan, bioavailabilitas, keamanan dan keefektifan obat Gangurde, dkk., 2013.
Komposisi tablet umumnya terdiri atas bahan aktif dan eksipien atau bahan tambahan ada sejumlah kecil tablet yang dapat dibuat tanpa eksipien.
Eksipien ditambahkan dengan berbagai fungsi dan tujuan spesifik sebagai pengisi, pengikat, penghancur disintegrant, pelincir lubricant, anti lengket anti
adhesive, pelicin glidant, pembasah wettingsurface active agent, zat warna colours, peningkat rasa flavors dan lain-lain. Pemilihan eksipien untuk
formulasi tablet tergantung pada bahan aktif, tipe tablet, karakteristik yang dibutuhkan dan proses pembuatan yang akan diaplikasikan Agoes, 2008.
a. Bahan pengisi
Bahan pengisi adalah suatu zat inert secara farmakologis yang ditambahkan ke dalam suatu formulasi sediaan tablet bertujuan untuk penyesuaian
bobot, ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, meningkatkan mutu dan kekuatan mekanis tablet
Mattsson, 2000; Siregar dan Wirakarsa, 2010. Bahan pengisi dapat juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi, sehingga dapat dikempa langsung
atau untuk memacu aliran. Bahan pengisi yang bisa digunakan antara lain sukrosa, laktosa, dekstrosa, manitol, sorbitol, selulosa mikrokristal dan bahan lain yang
cocok Chan dan Chew, 2007. Pemilihan bahan pengisi haruslah berdasarkan pertimbangan persyaratan fungsional untuk menghasilkan tablet kempacetak
12
langsung. Persyaratan dasar fungsional adalah dapat dikempa compaction, sifat aliran baik flowability, lubrikasi dan disintegrasi Gohel dan Jogani, 2005.
b. Bahan pengikat
Bahan pengikat atau adhesif ditambahkan ke dalam formulasi tablet bertujuan untuk menambah kohesivitas serbuk, sehingga memberi ikatan yang
penting untuk membentuk granul dan apabila dikempa akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang disebut tablet Siregar dan Wirakarsa, 2010.
c. Bahan pelicin
Berdasarkan fungsinya, bahan pelicin dibagi menjadi 3 macam yaitu Chan dan Chew, 2007:
1 Lubrikan berfungsi untuk mengurangi gesekan yang timbul pada antar
permukaan tablet dan dinding lubang kempa selama pengempaan dan pengeluaran tablet dari lubang kempa.
2 Glidan berfungsi untuk meningkatkan sifat alir granul dari hopper ke ruang
cetakan die untuk menghasilkan keseragaman bobot tablet. 3
Antiadheren berfungsi sebagai pencegah melekatnya tablet pada die dan permukaan punch.
Bahan pelicin yang sering digunakan adalah talk, amilum, asam stearat, garam-garam stearat, logam stearat dan lain-lain Chan dan Chew, 2007.
d. Bahan penghancur
Bahan penghancur berfungsi untuk menghancurkan tablet di dalam tubuh setelah obat digunakan. Tablet diharapkan dapat segera melepaskan bahan
obatnya, terlarut dan dapat diabsorpsi oleh tubuh untuk mendapatkan efek yang diinginkan Indriani, 2004.
13
2.4.3 Metode pembuatan tablet
Tablet dibuat dengan 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung.
a. Granulasi basah
Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan
yang akan menghasilkan granul. Pembasahan serbuk ini dapat bertindak sebagai suatu pembawa bahan tertentu, sehingga meningkatkan karakteristik dan
sifat-sifat granulasi yang baik Siregar dan Wirakarsa, 2010. Keuntungan metode granulasi basah yaitu:
1 sifat alir yang lebih baik,
2 meningkatkan kompresibilitas,
3 distribusi zat warna dan zat aktif lebih baik,
4 dapat mencegah pemisahan campuran serbuk.
Kerugian metode granulasi basah yaitu: 1
proses pembuatan yang rumit dan adanya proses validasi, 2
biaya yang cukup tinggi, 3
stabilitas menjadi perhatian untuk zat aktif yang peka lembap Siregar dan Wirakarsa, 2010.
b. Granulasi kering
Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah, karena tidak stabil atau peka terhadap pemanasan, kelembapan atau
keduanya dan juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet, karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk
14
dikempa langsung Banker dan Anderson, 1994. Keuntungan metode granulasi kering yaitu:
1 peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu, 2
baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab, 3
mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat. Kekurangan metode granulasi kering yaitu:
1 memerlukan mesin cetak khusus untuk membuat slug,
2 tidak dapat mendistribusi zat warna seragam,
3 proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang Andayana, 2009. c.
Kempa langsung Kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet
dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai Gangurde, dkk., 2013. Pemilihan eksipien sangat penting dalam memformulasi
tablet kempa langsung. Eksipien kempa langsung harus memiliki sifat kompresibilitas dan fluiditas yang baik Siregar dan Wirakarsa, 2010; Gohel dan
Jogani, 2005. Keuntungan proses kempa langsung yaitu lebih ekonomis, prosesnya
singkat, tenaga dan mesin yang digunakan sedikit, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab serta waktu hancur dan disolusi lebih baik
Gohel dan Jogani, 2005. Kerugian metode kempa langsung yaitu kesulitan dalam pemilihan eksipien dan biaya eksipien yang lebih mahal Siregar dan
Wirakarsa, 2010.
15
2.4.4 Uji preformulasi
Uji preformulasi ini menggambarkan sifat massa sewaktu pencetakan tablet, meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks tap. Pengujian waktu alir
dilakukan dengan mengalirkan massa granul melalui corong. Waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 detik, jika melebihi waktu yang telah ditentukan,
maka akan dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot tablet. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin Carstensen, 1977.
Pengukuran sudut diam digunakan metode corong tegak, granul dibiarkan mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Serbuk akan membentuk kerucut,
kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan semakin kecil sudut diam, maka semakin baik aliran granul tersebut Voigt,
1994. Granul yang mempunyai sifat yang baik mempunyai sudut diam lebih kecil dari 35
Carstensen, 1977. Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah sebuk
atau granul akibat adanya gaya hentakan. Indeks tap dilakukan dengan alat volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke
atas dan ke bawah. Serbuk atau granul yang baik mempunyai indeks tap kurang dari 20 Carstensen, 1977.
2.4.5 Evaluasi tablet
a. Keseragaman bobot
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot tiap bobot tablet terhadap bobot rata-rata dari sejumlah
tablet yang masih diperbolehkan menurut syarat yang telah ditentukan. Menurut Farmakope Indonesia edisi III 1979, tidak lebih dari 2 tablet yang menyimpang
16
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu pun tablet menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga
yang ditetapkan dalam kolom B. Persyaratan keseragaman bobot tablet dapat dilihat pada Tabel 2.1 di
bawah ini.
Tabel 2.1 Persyaratan keseragaman bobot
Bobot rata-rata Penyimpangan
A B
25 mg atau kurang 26 mg sd 150 mg
151 mg sd 300 mg Lebih dari 300 mg
15 10
7,5 5
30 20
15 10
b. Kekerasan tablet
Ketahanan tablet terhadap goncangan saat pengangkutan, pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi
menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang
mengakibatkan lamanya waktu hancur. Kekerasan untuk tablet secara umum yaitu 4-8 kg, tablet hisap 10-20 kg, tablet kunyah 3 kg Parrot, 1971
c. Friabilitas
Friabilitas tablet merupakan indikasi kekuatan mekanis dari suatu sediaan tablet. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, dengan menjatuhkan tablet
sejauh 6 inci pada setiap putaran, yang dijalankan sebanyak 100 putaran Gangurde, dkk., 2013. Kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari
0,5 sampai 1 Banker dan Anderson, 1994.
17
d. Waktu hancur
Waktu hancur yaitu waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorpsi. Waktu hancur menyatakan waktu
yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan mesh-10 Banker dan Anderson,
1994. Waktu hancurnya tablet dapat dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia bahan
pada saat granulasi, kekerasan tablet dan porositas tablet Parrot, 1971. Tablet memenuhi syarat jika waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit Ditjen POM,
1979.
18
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel, pengolahan sampel, isolasi selulosa
mikrokristal, karakterisasi selulosa mikrokristal, pembuatan ekstrak etanol, pembuatan sediaan tablet ekstrak etanol , uji preformulasi dan evaluasi tablet.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah mesin pencetak tablet single punch Erweka, Disintegration Tester Copley, Friabilator Copley, Strong Cobb
Hardness Tester Copley, alat uji sudut diam dan waktu alir Copley, hot plate, neraca listrik Sartorius, oven, desikator, Fourier-Transform Infrared
Spectrophotometer Shimadzu, Scanning Electron Microscopy TM3000 Hitachi, pH indikator Merck, pH meter Hanna, tanur Noberthem, pompa
vakum, lemari pengering, termometer, ayakan bertingkat dan alat-alat gelas.
3.2 Bahan-bahan