V-68
Tabel 3.10. Detection dalam FMEA Process Lanjutan Keterangan
Ranking
Memerlukan bantuan danatau pembongkaran sederhana 6
Diperlukan inspeksi danatau pembongkaran 7
Diperlukan inspeksi dan atau pembongkaran yang kompleks 8
Kemungkinan besar tidak dapat dideteksi 9
Tidak dapat dideteksi 10
Sumber : Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysis for Automotive, Aerospace
and General Manufacturing Industries
5. Penentuan nilai Risk Priority Number RPN
Risk Priority Number adalah suatu bentuk nilai yang akan menunjukkan
prioritas yang harus dilakukan improvementperbaikan dari suatu sistem supaya tidak terjadi kegagalan.
Adapun nilai RPN diperoleh dengan rumus sebagai berikut. RPN = Severity x Occurrence x Detection
6. Menentukan tindakan untuk meminimumkan resiko kegagalan
3.8. Value Chain
Rantai nilai value chain menguraikan perusahaan menjadi aktivitas- aktivitas yang relevan secara strategis untuk memahami penilaian biaya dan
sumber diferensiasi yang sudah ada dan potensial, rantai nilai setiap perusahaan terdiri atas sembilan kategori generik aktivitas yang bernilai value activities
dikaitkan menjadi satu, yang menciptakan nilai tambah value added suatu perusahaan. Rantai generik digunakan untuk memperlihatkan bagaimana suatu
rantai nilai dapat dibangun untuk suatu perusahaan tertentu, yang mencerminkan aktivitas spesifik yang dilakukan perusahaan. Setiap perusahaan merupakan
kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan,
V-69
menyerahkan, dan mendukung produknya. Rantai nilai dan cara perusahaan menjalankan aktivitas individual
merupakan cerminan dari riwayatnya, strateginya, pendekatannya terhadap pelaksanaan strateginya dan ekonomi yang mendasari aktivitas-aktivitas itu
sendiri. Rantai nilai perusahaan adalah teori tentang perusahaan yang memandang perusahaan sebagai sekumpulan fungsi produksi yang terpisah tetapi berkaitan,
seandainya fungsi produksi didefinisikan sebagai aktivitas. Perumusan rantai nilai berfokus pada bagaimana aktivitas ini menciptakan nilai dan apa yang
menentukan biaya mereka, sehingga perusahaan mendapatkan kebebasan yang besar sekali dalam menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut
diintegrasikan. Aktivitas-aktivitas dalam rantai nilai dapat dibagi menjadi dua jenis luas,
aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer pada suatu perusahaan merupakan aktivitas yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
input, proses dan output barang atau jasa yang terdapat dalam perusahaan. Ada lima kategori generik aktivitas primer yang diperlukan dalam bersaing di dalam
industri apa pun. Tiap kategori dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda tergantung pada industri tertentu dan strategi perusahaan Porter, 1985.
Aktivitas primer tersebut adalah: 1.
Logistik ke dalam inbound logistics; meliputi aktivitas seperti penanganan material, pergudangan, dan pengendalian persediaan,
digunakan untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan input untuk produksi.
V-70
2. Operasi operations; aktivitas yang berhubungan dengan pengubahan
masukan menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan, pemeliharaan peralatan, pengujian, pencetakan dan
pengoperasian fasilitas. 3.
Logistik ke luar outbound logistics; merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian
produk kepada pembeli, seperti penggudangan barang jadi, penanganan bahan, operasi kendaraan pengirim, pemrosesan pesanan, dan
penjadwalan. 4.
Pemasaran dan penjualan marketing and sales; aktivitas yang berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh
pembeli untuk membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual, penetapan kuota, seleksi
penyalur, hubungan penyalur dan penetapan harga. 5.
Pelayanan services; mencakup aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan pelayanan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai
produk, seperti pemasangan, reparasi, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian.
Sedangkan aktivitas pendukung yang diperlukan dalam suatu industri dapat dibagi menjadi empat kategori generik. Aktivitas tersebut adalah:
6. Infrastruktur perusahaan firm intrustructure; terdiri atas beberapa
aktivitas termasuk manajemen umum, pengendalian kualitas, perencanaan, sistem keuangan, akuntansi, hukum, dan urusan pemerintah. Melalui
V-71
infrastruktur, perusahaan berusaha untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan, serta
mendukung kompetensi inti. 7.
Manajemen sumber daya manusia human resource management; terdiri atas aktivitas yang terlibat dalam perekrutan, pengangkatan, pelatihan
training , pengembangan dan kompensasi untuk semua jenis personel.
Peningkatan pegawai dapat dilakukan melalui keterlibatan para pegawai ke dalam pelatihan, seminar dan pelatihan pekerjaan proses pekerjaan.
Sedangkan pemeliharaan para pegawai bisa dilakukan melalui pemberian reward
dalam program kerja dan penyediaan tugas-tugas menantang. Aktivitas ini mendukung baik aktivitas primer maupun aktivitas
pendukung individual dan keseluruhan rantai nilai. 8.
Pengembangan teknologi technology development; terdiri dari aktivitas yang dapat dikelompokkan secara luas ke dalam upaya untuk memperbaiki
produk perusahaan serta proses yang digunakan untuk menghasilkannya. Pengembangan teknologi terjadi dalam berbagai jenis, seperti rancangan
peralatan untuk proses, baik penelitian dasar dan rancangan produk serta prosedur pelayanan.
9. Pembelianpengadaan procurement; merujuk pada fungsi pembelian
masukan yang digunakan dalam rantai nilai perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri. Pembelian dalam hal ini meliputi
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan seperti prosedur pembelian, teknik untuk vendor, sistem informasi, dan juga kegiatan yang tidak saling
V-72
berhubungan seperti catering, pelayanan percetakan dan kebersihan. Walaupun masukan yang dibeli biasanya dihubungkan dengan aktivitas
primer, masukan yang dibeli ada di dalam setiap aktivitas nilai termasuk aktivitas pendukung.
3.9. Peta Proses Perakitan Assembly Process Chart