Dampak Formalin terhadap Kesehatan

12 pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di dunia kedokteran formalin digunakan dalam pengawetan mayat Yuliarti,2007. Formalin juga dipakai untuk reaksi kimia yang bisa membentuk ikatan polimer yang dapat menimbulkan warna produk menjadi lebih cerah. Oleh karena itu, formalin juga banyak dipakai dalam produk rumah tangga seperti piring, gelas dan mangkuk yang berasal dari plastik atau melamin. Bila piring atau gelas tersebut terkena makanan atau minuman panas maka bahan formalin yang terdapat dalam gelas akan larut. Barang-barang tersebut bila digunakan dalam keadaan dingin sebenarnya tidak berbahaya karena formalin di dalamnya tidak akan larut. Namun, tidak demikian halnya bila wadah-wadah ini dipakai untuk menaruh bahan makanan panas seperti membuat minuman teh, susu, kopi atau makanan berkuah panas Yuliarti,2007.

2.2.4 Dampak Formalin terhadap Kesehatan

Kekebalan tubuh sangat berperan pada berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika kekebalan tubuh atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin berkadar rendah sekalipun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Anak-anak khususnya bayi dan balita, adalah salah satu kelompok usia yang rentan mengalami gangguan ini. Usus imatur belum sempurna atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh dan sulit dikeluarkan. Hal ini juga akan mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis seperti pada penderita autism, penderita alergi dan sebagainya Yuliarti,2007. Universitas Sumatera Utara 13 Menurut Cahyadi 2006 formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Begitu pula asap rokok bahkan air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya mengandung formalin. Jika formalin terhirup maka akan segera diabsorpsi ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar, dan lakrimasi keluar air mata dan pada dosis lebih tinggi bisa buta, bronchitis, edema pulmonary atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronchus dan menyebabkan akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan alergi, asma, dan dermatitis Widyaningsih dan Erni, 2006. Efek dari makanan berformalin baru terasa beberapa tahun kemudian. Kandungan formalin akan meracuni tubuh, menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan juga bersifat mutagen menyebabkan perubahan fungsi seljaringan, serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan mata Cahyadi,2006. Menurut Yuliarti 2007 Formalin tidak hanya berbahaya jika dikonsumsi, melainkan juga dengan melakukan kontak terhadapnya. Gangguan kesehatan yang terjadi akibat kontak dengan formalin sangat tergantung pada cara masuknya zat ini ke dalam tubuh kita. Kontak dengan formalin bisa menyebabkan luka bakar jika mengenai kulit, iritasi pada saluran pernapasan bila menghirup uapnya dalam Universitas Sumatera Utara 14 konsentrasi yang tinggi, maupun reaksi alergi. Jika kandungan formalin dalam tubuh tinggi maka akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kerusakan organ tubuh. Pemaparan formaldehid terhadap kulit menyebabkan kulit mengeras, menimbulkan kontak dermatitis dan reaksi sensitivitas, sedangkan pada sistem reproduksi wanita akan menimbulkan gangguan menstruasi, toksemia, dan anemia pada kehamilan, peningkatan aborsi spontan, serta penurunan berat badan bayi yang baru lahir. Uap dari larutan formaldehid menyebabkan iritasi membrane mukosa hidung, mata, dan tenggorokan apabila terhisap dalam bentuk gas pada konsentrasi 0,03-4 bpj selama 35 menit. Dapat terjadi iritasi pernafasan parah seperti batuk, disfagia, spasmus laring, bronchitis, pneumonia, asma, edema pulmonary, dapat pula terjadi tumor hidung pada mencit Cahyadi,2006. Menurut Yuliarti 2007 formalin yang masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan sistem tubuh manusia. Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat atau jangka pendek dan dalam jangka panjang bisa melalui hirupan, kontak langsung atau tertelan. Lembaga perlindungan lingkungan Amerika Serikat EPA dan lembaga internasional untuk penelitian kanker IARC menggolongkan formalin sebagai senyawa yang bersifat karsinogen, yaitu senyawa yang dapat memacu pertumbuhan sel-sel kanker. Formalin akan mengacaukan susunan protein atau RNA sebagai pembentuk DNA di dalam tubuh manusia. Jika susunan DNA kacau, maka akan memicu terjadinya sel-sel kanker dalam tubuh manusia. Tentu prosesnya memakan waktu yang lama, tetapi cepat atau lambat jika setiap hari Universitas Sumatera Utara 15 tubuh kita mengonsumsi makanan yang mengandung formalin, maka kemungkinan besar terjadinya kanker Widyaningsih dan Erni, 2006. Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, sangatlah tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industry memerlukan formalin sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya. Paling utama adalah dengan tidak menggunakannya pada makanan. Oleh karena itu, yang terbaik adalah menjalankan fungsi pengawasan dengan ketat yang dalam hal ini melibatkan Depkes atau Badan POM beserta instansi terkait Yuliarti,2007. Tabel 2.1 Efek yang dihasilkan dari paparan formalin, sebagai berikut : No. Penelitian Sampel dan cara Frekuensi dan dosis Sistem Efek 1. Burkhart et.al 1990 Manusi a oral 517 mgkgBB hari 1 kali Repiratori Jantung Hematologi metabolik Kematian Frekuensi nafas turun henti TD turun Henti jantung Intravaskular koagulopati Asodisis metabolic 2. Eells et al. 1981 Manusi a oral 624 mgkgBB hari 1 kali Repiratori Jantung metabolik Kematian Henti nafas Hipotensi Asidosis 3. Tobe et al. 1989 Tikus Wistar oral 300 mgkgBB hari 1 kali Kematian 9 hari evaluasi Kematian awal muncul hari ke-9, bulan ke-12 kemungkinan kematian terjadi 45- 55, dan pada bulan ke-24 menjadi 100 Universitas Sumatera Utara 16 4. Kochhar et al. 1986 Manusi a oral 234 mgkgBB hari 1 kali Jantung Sinus takikardia 5. O K Al Omari 2007 Tikus Sprage- Dawely oral 150 mgkgBB hari 12 minggu Hematologi Perubahan pH dan PCO2 6. B F Al Husany 2012 Kelinci inhalas i 10 formalin 6 bulan Perubahan PO2, PCO2, HCO3, berperngaruh pada pH, Hb, Volume paket sel dan hitung retikulosit 7. Til et al. 1989 Tikus wistar 82 mgkgBB hari Hiperplasi papilloma, hiperplasia glandular, gastritis atropis kronik, BB turun 10-15 , konsumsi 8. Tobe et al. 1989 Tikus Wistar oral 300 mgkgBB hari 24 bulan BB turun 40-45, konsumsi makan minum turun 25-50 , penurunan serum protein, albumin, total kolesterol, lesi degeneratif epitel serius Sumber http:digilib.unimus.ac.iddownload.php?id=14414 Universitas Sumatera Utara 17 Tabel 2.2 Ambang batas penggunaan formalin, sebagai berikut : No. Ambang Batas Jumlah Paparan Lama Paparan 1. National Institude for Occupational Safety and Health NIOSH dan Recommended Exposure Limit REL 0,016 ppm 0.02 mgm3 10-h TWA • 0,01 ppm • 8 jam • 15 menit 2. OSHA Permissible Exposure Limit PEL • 0,75 ppm • 2,00 ppm • 8 jam • 15 menit Sumber http:digilib.unimus.ac.iddownload.php?id=14414

2.3 Buah-buahan