Jujur terhadap Fakta Tekun
dengan istilah yang berasal dari bahasa Yunani, etnik. Namun istilah yang disebut terakhir ini biasanya digunakan untuk menunjuk kepada kultur, bahasa, dan
keturunan di luar konteks politik Riff, 1995: 193 —194. Disamping definisi
bahasa diatas terdapat beberapa rumusan lain mengenai nasionalisme, diantaranya:
1. Huszer dan stevenson
Nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta secara alami kepada tanah airnya.
2. L.Stoddard
Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, yang dianut oleh sejumlah besar individu sehingga mereka membentuk suatu
kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.
3. Hans Kohn
Nasionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik, dan bahwa bangsa adalah
sumber dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Yatim,2001:58
Beberapa definisi diatas memberi simpulan bahwa nasionalisme adalah kecintaan alamiah terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk
kedaulatan dan kesepakatan untuk membentuk negara berdasar kebangsaan yang disepakati dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani
kegiatan kebudayaan dan ekonomi. Kesadaran yang mendorong sekelompok manusia untuk menyatu dan bertindak sesuai dengan kesatuan budaya
nasionalisme oleh Ernest Gellner dinilai bukanlah kebangkitan kesadaran diri suatu bangsa namun ia adalah pembikinan bangsa-bangsa yang sebenarnya tidak
ada Gellner dalam Anderson, 2002:9. Dengan gaya berpikir antropologis, Anderson 2002:8-11 menawarkan
pandangan yang lebih positif tentang nasionalisme, ia menyatakan bahwa bangsa
atau nation adalah komunitas politis dan dibayangkan imagined sebagai sesuatu yang bersifat terbatas secara inheren sekaligus berkedaulatan. Lebih jauh beliau
memaparkan bahwa bangsa disebut komunitas karena ia sendiri selalu dipahami sebagai kesetiakawanan yang masuk-mendalam dan melebar-mendatar, sekalipun
ketidakadilan dan penghisapan hampir selalu ada dalam setiap bangsa. Bangsa disebut sebagai komunitas terbayang imagined community karena para anggota
bangsa terkecil tidak mengenal sebagian besar anggota lain, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentang mereka.
Ia dibayangkan sebagai sesuatu yang terbatas karena bangsa-bangsa yang paling
besar sekalipun memiliki garis-garis batas yang pasti dan jelas meski terkadang bersifat elastis. Di luar garis batas itu adalah bangsa lain yang berbeda dengan
mereka. Dalam sejarah, nasionalisme bermula dari benua Eropa sekitar abad pertengahan. Kesadaran berbangsa dalam pengertian nation-state dipicu oleh
gerakan Reformasi Protestan yang dipelopori oleh Martin Luther di Jerman Dault, 2005: 4. Saat itu, Luther yang menentang Gereja Katolik Roma
menerjemahkan Perjanjian Baru kedalam bahasa Jerman dengan menggunakan gaya bahasa yang memukau dan kemudian merangsang rasa kebangsaan Jerman.
Terjemahan Injil membuka luas penafsiran pribadi yang sebelumnya merupakan hak eksklusif bagi mereka yang menguasai bahasa Latin, seperti para pastor,
uskup, dan kardinal. Implikasi yang sedikit demi sedikit muncul adalah kesadaran tentang bangsa dan kebangsaan yang memiliki identitas sendiri. Bahasa Jerman
yang digunakan Luther untuk menerjemahkan Injil mengurangi dan secara bertahap menghilangkan pengaruh bahasa Latin yang saat itu merupakan bahasa
ilmiah dari kesadaran masyarakat Jerman. Mesin cetak yang ditemukan oleh