18
a. Isi pelatihan, yaitu isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan
kebutuhan pelatihan, dan isi pelatihan itu terbaru up to date. b.
Metodepelatihan,apakahmetodepelatihanyangdiberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya
belajar peserta pelatihan. c.
Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk
belajar. d.
Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi
tersebut. e.
Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapatdikendalikanoleh instruktur, apakahrelevandenganjenispelatihan, dan
apakahmakanannyamemuaskan.
2.2 Teori Disiplin Kerja
2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja
Perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang bekerja dapat mematuhi peraturan yang telah ditetapkannya baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, agar para karyawan memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.
Disiplin kerja juga diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan
diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan Hasibuan 2007:147.
19
Saydam 2006:199, mengemukakan pengertian disiplin yaitu sebagai suatu sikap, tingkah laku dan peraturan yang sesuai dengan peraturan perusahaan
baik tertulis atau tidak tertulis. Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku
perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan-ketaatan yang ditetapkan pemerintah, etika, norma, kaidah-kaidah yang berlaku untuk tujuan tertentu
Sinungan, 2007:145. Kata Disiplin merupakan suatu sikap yang tidak dapat muncul dengan
sendirinya terhadap diri karyawan atau karyawan. Untuk melahirkan sikap disiplin maka sikap tersebut harus selalu dilatih dan diterapkan pada diri karyawan.
Siagian 2004:305 mengatakan bahwa pembagian kegiatan disiplin ada 2 dua yaitu:
a. Disiplin Preventip adalah tindakan yang mendorong para karyawan
untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
b. Disiplin Korektif adalah jika ada karyawan yang nyata-nyata telah
melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan
sanksi disipliner. Beberapa pendapat tentang disiplin kerja tersebut dapat disimpulkan
bahwa disiplin kerja adalah sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan-peraturan baik perbuatan pada suatu
perusahaan untuk tujuan tertentu. Sinungan 2007:135, untuk dapat mengetahui seseorang disiplin dalam
bekerja atau tidak dapat dilihat dari :
20
a. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang berlaku termasuk tepat
waktu dan tanggung jawan pada pekerjaan. b.
Bekerja sesuai prosedur yang ada. c.
Memelihara perlengkapan kerja dengan baik.
2.2.2Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan salah suatu faktor penentu meningkatnya kinerja karyawan yang amat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan dalam
sebuah perusahaan. Peran serta disiplin kerja dalam menentukan kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dapat dikatakan apabila karyawan mempunyai
disiplin kerja yang baik maka disiplin kerja tersebut dapat mempermudah tercapainya tujuan perusahaan.
Menurut Nitisemito dalam Muhaimin 2004:6 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja yaitu tujuan pekerjaan dan
kemampuan pekerjaan, teladan pimimpin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat waskat, sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.
Terdapat berbagai faktor yang sering digunakan dalam menilai atau mengukur disiplin kerja karyawan. Menurut Haries 2006 : 21 indikator disiplin
kerja dapat diukur dengan variabel-variabel dibawah ini: a.
Ketaatan dan kepatuhan b.
Kepatuhan terhadap perintah pimpinan c.
Kesanggupan menerima sanksi-sanksi. Menurut Gibson dalam Muhaimin 2004:7, mengemukakan beberapa
perilaku karyawan tidak disiplin yang dapat dihukum adalah keabsenan, kelambanan, meninggalkan tempat kerja, mencuri, tidur ketika bekerja, berkelahi,
21
mengancam pimpinan, mengulangi prestasi buruk, melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan kerja, pembangkangan perintah, memperlakukan
pelanggaran secara tidak wajar, memperlambat pekerjaan, menolak kerja sama dengan rekan, menolak kerja lembur, memiliki dan menggunakan obat-obatan
ketika bekerja, merusak peralatandan menggunakan bahasa atau kata-kata kotor.
2.2.3 Jenis-jenis Disiplin Kerja