Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle.

35 3. Kecepatan akses ke jaringan internet, kondisi existing volume lalu lintas dijaringan internet terkait, dan unjuk kerja server yang bersangkutan selalu menjadi faktor kendara bagi aplikasi SIG webbased. Sementara desktop based tidak mengalaminya. 4. Pengguna bebas menjalankan query dan analisis spasialnya di aplikasi SIG desktop-based. Ia bebas menjalankan fungsi terkait selama perangkat lunak yang bersangkutan menyediakannya. Tetapi di aplikasi SIG webbased, fungsionalitas yang sama akan sangat bergantung pada komponen map server dan application server. 5. Pada SIG desktop, pengguna berinteraksi secara langsung dengan user-interface dan engine-nya. Sementara pada SIG webbased, pengguna tidak dapat berhubungan langsung dengan GIS-engine-nya.

2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle.

Dalam suatu pengembangan sistem perangkat lunak, sebelum solusi – solusi dibuat, maka diperlukan suatu analisis terhadap masalah – masalah. Ada beberapa model proses salah satu diantaranya adalah waterfall. Model proses ini merupakan model yang telah lama digunakan secara luas untuk mengembangkan suatu aplikasi. Dan model ini dinamakan SDLC Sistem Development Life Cycle yang merupakan metodologi klasik. 36 Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan bagaimana proses desain sistem sebagai kerangka untuk pengembangan sistem dalam upaya membantu secara teratur dan efisien melalui suatu rangkaian tahapan dengan analisa kelayakan sistem termasuk atas release sistem dan pemeliharaannya. Dinamakan waterfall karena model tersebut menggambarkan arah kemajuan sistem dari puncak ke bawah, seperti air yang terjun dari suatu ketinggian dengan berbagai panoramanya. Berfase tunggal pada waktu yang sama ke arah bawah dalam suatu efek cascading. Sekarang ini, model waterfall dipertimbangkan sebagai suatu model klasik dan model jenis sistem konservatif tetapi bagaimana pun juga masih sangat dibutuhkan dan harus tetap ada untuk suatu pemahaman pokok pengembangan sistem dalam upaya merancang manajemen sistem perangkat lunak. Model ini bersifat terstruktur dimana memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial didalam pengembangan sistem. Tahapan pengembangan yang dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi pemograman atau coding , pengujian testing , pengoperasian, dan pemeliharaan. 37 Gambar 2.9. Model Waterfall Sumber : Prahasta 2009 :565 Menurut Prahasta 2009 : 566 terbagi dalam tahapan berikut ini : 1. Tahap Sistem Enginering atau Rekayasa Sistem Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem sistem requirements dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang dapat menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasil akhir dari tahap ini adalah spesifikasi sistem. 2. Tahap Analisis analysis Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen ditingkat perangkat lunak. Pada tahap ini dapat menentukan informasi, fungsi, proses atau prosedur yang diperlukan beserta unjuk-kerjanya dan interface. Rekayasa Sistem Analisis Perancangan Design Pemrograman Pengujian Testing Operasi Pemeliharaan 38 3. Tahap Perancangan design Pada tahap perancangan, kebutuhan atau spesifikasi perangkat lunak, yang dihasilkan dari tahap analisis akan ditransformasikan kedalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki karakteristik yang mudah dimengerti dan tidak sulit untuk diimplementasikan. Dan pada tahap ini dilakukan dalam dua tahap ; preliminary design dan detailed design. Tahap pertama akan menghasilkan rancangan yang bersifat global, sedangkan yang kedua akan menghasilkan suatu tahapan yang lebih spesifikasi hingga semua modul kelas , model atau tipe data , fungsi dan prosedurnya terdefinisi. 4. Tahap Pemograman code Tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi perangkat lunak atau coding. Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh mesin computer . 5. Tahap Pengujian testing Pada tahap pengujian, terlebih dahulu adalah pengujian terhadap fungsi atau prosedur yang terdapat dalam modul kelas . Jika setiap fungsi dan prosedur tersebut selesai diuji dan tidak mengalami masalah, maka modul-modul yang bersangkutan dapat diintegrasikan hingga membentuk suatu perangkat lunak yang utuh. 39 6. Tahap Pengoperasian dan Pemeliharaan maintenance Tahap ini ditandai oleh penyerahan perangkat lunak kepada pemesannya yang kemudian dioperasikan. Operasional awal, ketika digunakan di lokasi kerja , suatu perangkat lunak mengalami suatu kegagalan dalam menjalani beberapa fungsi error atau bugs . Jika hal tersebut terjadi, maka pada tahap inilah pengembang memberikan perbaikan hingga aplikasi yang bersangkutan dapat berjalan kembali. 2.8 Tools Analysis and Design Sistem Informasi 2.8.1 Bagan Alir