BAB 4 H A S I L
4.1. Gambaran Umum
Kecamatan Bagan Sinembah memiliki luas wilayah + 847,35 Km
2
, dengan jumlah penduduk 104.916 jiwa dan memiliki 17 kepenghuluan. Mempunyai batas
administratif sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Simpang Kanan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bangko Pusako.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pujud dan Kab. Rokan Hulu.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara.
Kecamatan Bagan Sinembah merupakan Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir yang memiliki kawasan industri terbesar dan penduduk terpadat. Daerah ini
banyak dihuni oleh pekerja buruh perkebunan, migas dan pabrik yang pada umumnya adalah pendatang dan sebagian besar adalah kelompok laki-laki usia produktif.
Lokasi yang berada di lintas Timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara sehingga mobilitas penduduknya sangat tinggi. Kecamatan Bagan Sinembah ini
memiliki 2 lokalisasi yang mana salah satu diantaranya adalah lokalisasi Perbatasan. Lokalisasi Perbatasan terletak sekitar 6 Km dari ibukota kecamatan yakni
Kota Bagan Batu, didirikan pada tahun 2003 oleh pemuda setempat. Di mana tujuan awalnya adalah untuk mencegah para pekerja seks individual menjajakan dirinya atau
beroperasi secara terbuka di pinggir jalan sepanjang jalan Kota Bagan Batu. Luas
Universitas Sumatera Utara
Lokalisasi ini + 2,3 Ha, di mana lokalisasi ini dikelilingi oleh tembok setinggi 4 meter sehingga para PSK maupun tamu tidak dapat keluar masuk dengan mudahnya.
Di lokalisasi ini terdapat 3 buah kantin dan 19 buah bangunan permanen berupa rumah yang masing-masing bangunan dihuni oleh + 6 atau 7 PSK dengan di bawah
pengawasan 1 orang pengasuh germo. Jumlah penghuni yang bermukim di kawasan ini sampai pada bulan Juni 2008
tercatat sebanyak +104 PSK dengan 12 pengasuh dan 1 orang pemilik lokalisasi. Jumlah ini bukanlah angka yang pasti mengingat adanya kesulitan untuk dapat
mengumpulkan data yang tepat karena tingginya turn over PSK dari satu kota ke kota lain. PSK yang bekerja di sana adalah kebanyakan berasal dari Propinsi Sumatera
Utara, khususnya berasal dari Aekkanopan dan Rantau Perapat, namun demikian ada juga yang berasal dari Jawa seperti Banyuwangi dan Cianjur.
Sistem pendapatan mereka adalah bagi hasil, di mana pendapatan PSK dari melayani tamu biasanya disetorkan kepada pengasuh sekitar 20-30, untuk pemilik
lokalisasi biasanya memperoleh pendapatan dari makan maupun minuman dari para tamu, di sini PSK juga di bebani dengan kewajiban untuk membayar iuran listrik dan
keamanan. Pelayanan Kesehatan yang rutin diperoleh dari PSK di sana adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir bekerjasama dengan Puskesmas Bagan Batu.
Minimal setiap bulan sekali diadakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan untuk para PSK. Pemeriksaan rutin ini dilakukan atas kerjasama dengan pihak
Universitas Sumatera Utara
pengelola. Di samping pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pembekalan berupa penyuluhan guna memberikan pengetahuan kepada PSK di mana kerapkali para PSK
menyebutnya “sekolah” bulanan.
3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas