Dampak Konflik terhadap Kinerja Organisasi

b. potensi biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan konflik lebih besar daripada nilai solusinya. c. Untuk menenangkan para karyawan dan mengurangi ketegangan, serta menciptakan suasana kerja yang kondusif dan tenang sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 5. Mengakomodasi accommodating Gaya ini mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan berupaya memuaskan kepentingan lawan konfliknya. Gaya akomodasi memberi kesan seakan-akan mudah menyetujui ide seorang dan ingin bekerja sama dan kesan demikian hanya bersifat diperlukan bukan kenyataan. Gaya ini bermanfaat apabila sebuah persoalan konflik bersifat lebih penting bagi orang lainnya. K e a Kompetisi Kolaborasi s e r Kompromi t i f Menghindar Mengakomodasi a n Kerja sama Gambar. 2.1 Kerangka Gaya Manajemen Konflik Thomas dan Kilmann Sumber : Wirawan 2009

5. Dampak Konflik terhadap Kinerja Organisasi

Mengingat bahwa konflik tidak dapat dihindari, maka pendekatan yang baik untuk diterapkan para manajer adalah pendekatan yang mencoba memanfaatkan konflik sedemikian rupa sehingga konflik dapat memberikan sumbangan yang efektif untuk mencapai sasaran-sasaran Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang diinginkan. Konflik sesungguhnya dapat menjadi energi yang kuat jika dikelola dengan baik, sehingga dapat dijadikan alat inovasi. Akan tetapi sebaliknya jika tidak dapat dikendalikan mengakibatkan kinerja organisasi rendah. Berkaitan dengan hal ini Robbins 2003:162 mengemukakan bahwa konflik dapat konstruktif maupun destruktif terhadap berfungsinya suatu kelompok atau unit. Tingkat konflik dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suatu tingkat yang optimal adalah kalau ada cukup konflik untuk mencegah kemacetan, merangsang kreativitas, memungkinkan lepasnya ketegangan, dan memprakarsai benih-benih untuk perubahan, namun tidak terlalu banyak, sehingga tidak menggangu atau mencegah koordinasi kegiatan. Tingkat konflik yang tidak memadai atau berlebihan dapat merintangi keefektifan dari suatu kelompok atau organisasi, dengan mengakibatkan berkurangnya kepuasan dari anggota, meningkatnya kemangkiran dan tingkat keluarnya karyawan, dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Tetapi bila konflik itu berada pada tingkat yang optimal, puas-diri dan apatis seharusnya diminimalkan, motivasi ditingkatkan lewat penciptaan lingkungan yang menantang dan mempertanyakan dengan suatu vitalitas yang membuat kerja menarik, dan sebaiknya ada sejumlah karyawan yang keluar untuk melepaskan yang tidak cocok dan yang berprestasi buruk dari organisasi itu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Konflik Dan Kinerja Unit Sumber : Stephen P. Robins dalam Wirawan 2009:116 Tabel 2.1 Hubungan tingkat konflik dan kinerja Situasi Tingkat Konflik Tipe Konflik Karakteristik Unit Hasil Kerja Unit A Rendah atau Tidak Ada Tidak Berfungsi Apatis Stagnasi Tidak ada tanggapan pada perubahan Kurang pada ide baru Rendah B Optimal Berfungsi Bersemangat terhadap inovasi yang mengarah pada diri sendiri Tinggi C Tinggi Tidak Berfungsi Mengacau Kacau balau Tidak dapat bekerja sama Rendah Sumber : Stephen P. Robins dalam Wirawan 2009:116 A B C Rendah Tinggi K ine rja U ni t Tingkat Konflik Rendah Tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

C. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja