Jenis Dukungan Sosial Keluarga

Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol, memengaruhi dan mengubah tingkah laku orang lain. Hasil dari kekuasaan tergantung dari siapa yang membuat keputusan terakhir dalam keluarga. Dimensi ketiga dari struktur keluarga adalah pola dan proses komunikasi keluarga yang dapat berupa komunikasi fungsional pesan dapat diterima dan komunikasi disfungsional. Dimensi yang terakhir dari struktur keluarga adalah system nilai. Nilai merupakan cirri sentral dari system kepercayaan seseorang. Nilai keluarga merupakan suatu system ide, sikap, dan kepercayaan tentang sesuatu yang dapat mengikat seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya yang lazim Asihet al., Eds., 1998

2.2.5. Jenis Dukungan Sosial Keluarga

Terdapat empat jenis dukungan sosial keluarga menurut Friedman dan House dalam Setiadi, 2008 dan Caplan 1976 dalam Asihet al.,Eds.,1998:197; Estu, Ed., 2010, antara lain: 1. Dukungan Informasional Informasi merupakan pemberitahuan, penerangan, kabar atau berita tentang sesuatu, sedangkan dukungan merupakan bantuan atau sesuatu yang didukung Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008. Dukungan informasional didefinisikan sebagai suatu bentuk bantuan dalam wujud pemberian informasi tertentu. Informasi yang disampaikan tergantung dari kebutuhan seseorang. Dukungan informasional dapat bermanfaat untuk menanggulangi persoalan yang dihadapi dalam keluarga, meliputi pemberian nasehat, ide-ide atau informasi yang dibutuhkan House dalam Setiadi, 2008. Dengan keluarga memberikan informasi yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi kepada anggota keluarganya, maka pada individu tersebut akan mempunyai wawasan atau pengetahuan yang dapat dijadikan dasar dalam mengambil tindakan. Pemberian informasi dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin mempunyai persoalan yang sama atau hampir sama. Dalam pemberian dukungan informasional ini keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator penyebar informasi kepada anggota keluarga yang lain Caplan 1976 dalam Asih et al.,Eds., 1998:197; Estu, Ed., 2010. Keluarga dapat memperoleh informasi dari siapapun terkait dengan kebutuhan keluarga. Suatu keluarga yang mempunyai jaringan kerja yang luas akan mempunyai kesempatan ganda dalam menyediakan informasi kesehatan bagi anggota keluarganya karena meningkatkan kemungkinan- kemungkinan untuk mengakses sumber informasi yang tepat terkait masalahnya Shumaker Czajkowski, Eds., 1994. Oleh karena itu sangat diperlukan bagi keluarga untuk menjalin hubungan dengan siapapun baik rekan kerja, teman sekolah, tetangga, maupun pelayanan kesehatan. Informasi dapat memengaruhi kesehatan, perilaku kesehatan atau mencegah terjadinya stress serta situasi yang beresiko. Sebagai contoh seseorang dapat memberikan informasi tentang bagaimana menjangkau tempat pelayanan kesehatan atau tentang manfaat positif dari perilaku yang memengaruhi kesehatan. Meskipun demikian, informasi yang diperoleh dari keluarga juga dapat menimbulkan efek negative atau kerugian bagi kesehatan jika informasi yang diberikan tidak tepat, misalnya keluarga memengaruhi anggotanya untuk meniru perilaku yang menyimpang dari kesehatan Shumaker Czajkowski, Eds.,1994. Keluarga memiliki kekuasaan sebagai karakteristik sistem keluarga yangmenunjukkan kemampuan dari individu anggota keluarga dalam mengubah perilaku anggota keluarga yang lain Olson Cromwell dalam Estu, Ed., 2010. Pengaruh dukungan informasional dari keluarga dapat diwujudkan dalamperilaku jika isi dari informasi diterima oleh penerima informasi. Keluarga mempunyai landasan kekuasaan berupa kekuasaan informasional yang mengacu pada isi pesan. Melalui kekuasaan ini individu akan meyakini kebenaran dari informasi yang disampaikan. Keyakinan kebenaran akan informasi terletak pada kehati-hatian dan keberhasilan penjelasan tentang perubahan yang diperlukan Ravenet. Al dalam Estu, Ed., 2010.

2. Dukungan Penilaian

Penilaian mengacu pada kemampuan untuk menafsirkan lingkungan dan situasi diri dengan benar dan mengadaptasi suatu perilaku dan keputusan diri secara tepat Karyuni, Ed., 2008. Satu pendekatan yang dapat membantu dalam memahami proses dukungan penilaian adalah melalui teori yang dikemukaka oleh Lazarus Cohen McKay, Tanpa Tahun. Menurut Lazarus dalam Ester, Ed., 2005 penilaian kognitif merupakan suatu proses dengan penilaian tentang apa yang telah dicapai penilaian primer dan tentang apa yang dapat atau mungkin bisa dilakukan penilaian sekunder. Penilaian primer dipengaruhi oleh tujuan pribadi, komitmen dan motivasi pribadi. Hasil dari penilaian primer adalah teridentifikasinya situasi sebagai sesuatu yang dapat atau tidak dapat menyebabkan stres. Sedangkan penilaian sekunder merupakan evaluasi mengenai apa yang mungkin bias dilakukan, meliputi rasa menyalahkan orang lain, memikirkan bagaimana cara memperbaiki suatu keadaan dan menentukan harapan masa depan. Dukungan penilaian merupakan bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai dengan kondisinya. Bantuan penilaian dapat berupa penghargan atas pencapaian kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata. Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif dan penilaian negatif yang pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang House dalam Setiadi, 2008. Melalui interaksi dengan orang lain dan mendapatkan penghargaan atas sesuatu yang dialaminya, seseorang akan dapat mengevaluasi dan memperkuat keyakinan dengan membandingkan pendapat dan sikap orang lain. Sehingga melalui dukungan ini seseorang akan merasa berharga, mampu, dan dihargai. Keluarga yang menggunakan dukungan penilaian berupa penilaian positif cenderung melihat aspek positif dari setiap peristiwa yang mereka alami. Peristiwa atau pengalaman yang penuh dengan stres akan dianggap tidak terlalu penting dalam hierarki nilai keluarga Chesler et. Al dalam Estu, Ed., 2010. Anggota keluarga yang memiliki rasa percaya dalam menangani masalah dengan mempertahankan pandangan positif terhadap peristiwa akan terus memiliki harapan, dan berfokus pada kekuatan serta potensi keluarga. Peran keluarga ketika memberikan dukungan penilaian adalah keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber dan validator identitas keluarga Caplan 1976 dalam Asih et al., Eds., 1998:197; Estu, Ed., 2010. Strategi ini secara kognitif akanmemperbaiki dan menetralkan stimulus yang mengancam hidup. Rolland dalam Estu, Ed., 2010 mengemukakan bahwa keyakinan individu dan keluarga berfungsi sebagai peta kognitif yang akan membimbing tindakan dan keputusan keluarga. Keyakinan ini akan membentuk bagaimana keluarga mengalami dan memandang stimulus dan merupakan faktor penting dalam memberikan dukungan penilaian. 3. Dukungan Instrumental Beberapa peneliti membedakan antara bentuk dukungan sosial psikologis dan non-psikologis. Perbedaan yang utama adalah bahwa dukungan psikologis berarti penyediaan informasi, sedangkan dukungan non-psikologis atau bantuan nyata tangible support berarti menyediakan bantuan materiil. Dukungan psikologis lebih lanjut dibagi menjadi dukungan penilaian dan dukungan emosional Caplan et. Al dalam Cohen McKay, Tanpa Tahun. Dalam hal ini dukungan instrumental disebut juga sebagai bantuan nyata tangible support. Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan nyata bagi anggota keluarganya Caplan 1976 dalam Asih et al.,Eds., 1998:197; Estu, Ed., 2010. Tujuan bantuan instrumental adalah mempermudah seseorang menjalankan aktifitasnya. Aktifitas yang dimaksud adalah aktifitas yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi. Sehingga bentuk dukungan instrumental ini dapat langsung dirasakan oleh pihak yang ditolong. Keluarga dapat memberikan dukungan instrumental untuk mencegah sakit dengan memberikan bantuan nyata dan bantuan ekonomi. Hasil dari bantuan ini akan memberikan dampak berupa kesehatan yang lebih baik pada anggotanya. Misalnya keluarga memberikan makanan, baju, dan rumah untuk mencegah sakit dan membatasi pajanan terhadap faktor resiko Shumaker Czajkowski, Eds.,1994. Bentuk lain dari dukungan instrumental diantaranya berupa bantuan finansial yang terus-menerus, berbelanja, merawat anak, dan melakukan tugas rumah tangga Caplan 1974 dalam Estu, Ed., 2010. Jika dalam suatu keluarga telah memberikan bantuan ini maka secara tidak langsung keluarga tersebut telah menjalankan fungsi keluarga secara nyata. Beberapa kasus menunjukkan adanya sebuah interaksi yang menarik antara pikiran dan tubuh yang selalu menjadi masalah dengan kebutuhan sumber materiil. Meskipun hampir setiap keluarga dapat menyediakan kebutuhan anggotanya dalam bentuk uang, perawatan, atau bantuan dalam bentuk lainnya, bantuan langsung atau instrumental paling efektif ketika bantuan tersebut terlihat dengan tepat oleh individu. Dukungan instrumental dapat memiliki implikasi psikologis jika bantuan instrumental diartikan oleh individu sebagai bukti cinta atau penghargaan Cohen McKay, Tanpa Tahun.

4. Dukungan Emosional

Emosi merupakan perasaan yang mendasar dan memiliki empat komponen yaitu respon atau reaksi tubuh, keyakinan atau penilaian, ekspresi wajah, dan reaksi terhadap emosi Atkinson dalam Sunaryo, 2007. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi. Berkaitan dengan pemberian dukungan emosional, keluarga bertindak sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi Caplan 1976 dalam Asih et al., Eds., 1998:197; Estu,Ed., 2010. Dukungan emosional berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan House dalam Setiadi, 2008. Dengan dukungan ini keluarga mendorong anggota keluarganya untuk mengkomunikasikan segala kesulitan pribadi mereka sehingga dapat merasa tidak sendiri menanggung segala persoalan yang dimiliki. Selain itu keluarga dapat memberikan saran dan bimbingan tersendiri dalam memelihara nilai dan tradisi keluarga Estu, Ed.,2010. Dukungan emosional diungkapkan melalui komunikasi verbal dan non verbal. Termasuk dukungan emosional antara lain mendengarkan, empati, memberikan ketenangan dan menghibur. Melalui bentuk dukungan emosional ini dapat membantu mengembalikan rasa percaya diri atau mengurangi perasaan yang tidak adekuat. Melakukan komunikasi yang penuh perhatian serta menganggap bahwa orang tersebut berharga adalah salah satu cara untuk memberikan dukungan emosional pada orang lain Helgeson Cohen, 1996. Cobb dalam Cohen McKay, Tanpa Tahun menyatakan bahwa dukungan emosional akan mendukung seseorang untuk mempertahankan diri dan keluar dari masalahnya. Dalam hal ini, dukungan emosional dilihat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perasaan seseorang atau meningkatkan usaha dalam melindungi seseorang. Sehingga melalui dukungan ini, dapat meningkatkan tingkat harga diri seseorang. Selain itu, dukungan emosional juga dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya diperhatikan atau dicintai Ester, Ed., 2005. Bentuk dari dukungan emosional dalam keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan bersama. Individu yang mendapatkan dukungan emosional dan fungsional terbukti lebih sehat dari pada individu yang tidak mendapatkan dukungan ini Buchanan dalam Karyuni, 2008. Oleh karena itu, dukungan emosional dapat memperbaiki hasil akhir dari kesehatan dan kesejahteraan pada individu. Individu harus mampu mengandalkan keluarga dalam memberikan bantuan agar mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya, karena komponen dukungan yang memuaskan adalah kemampuan dan keinginan individu untuk meminta dukungan ketika membutuhkan dan kemampuan serta keinginan sistem pendukung untuk berespons Karyuni, 2008. Menurut Watson dalam Friedman 1998, salah satu bentuk dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang, bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam mengatasi ketegangan kehadiran keluarga sangat penting untuk memotivasi dalam meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosi, serta memberikan dorongan yang besar terhadap pencegahan sekunder pada penyakit diabetes mellitus DM.

2.3. Diabetes Mellitus DM

Dokumen yang terkait

Studi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh

15 165 69

Faktor Risiko Yang Memengaruhi Kasus Diabetes Mellitus ( DM ) Komplikasi Gangren Di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014

5 44 121

Pengaruh Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir

3 75 141

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010.

3 49 110

Pengaruh Psikososial Terhadap Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

10 74 135

Rencana Strategi Pengembangan/Peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Langkat Tahun 2007/2015

1 60 31

GAMBARAN PERILAKU SELF-MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK DM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMEDANG.

0 9 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga 2.1.1. Konsep Keluarga - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Sekunder pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 0 30

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Sekunder pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kab

0 0 9

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN SEKUNDER PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DM) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TESIS

0 0 20