18 | RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2010 - 2014
Dampak krisis fi nansial global sangat dirasakan oleh beberapa industri terutama yang melakukan ekspor dengan tujuan pasar Amerika Serikat, Uni
Eropa dan Jepang akibat melemahnya pasar di negara tersebut. Produk yang terkena dampak cukup berarti antara lain: TPT, Produk Karet, Produk Kayu,
serta Pulp dan Kertas, Minyak Sawit, dan produk-produk Logam. Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan, mengalami pertumbuhan negatif karena
sulitnya pasokan bahan baku dan menurunnya pasar ekspor. Kondisi yang sama juga terjadi pada Industri Kertas Barang Cetakan. Industri Makanan,
Minuman Tembakau mengalami penurunan permintaan akibat penurunan daya beli masyarakat. Kondisi melemahnya pasar global tersebut, berakibat
terganggunya rencana perluasan investasi.
Sebagaimana terlihat pada Tabel 1.3, semua cabang industri Pengolahan Non Migas mendapat tekanan hebat. Dari sembilan cabang industri yang
mengalami pertumbuhan positif sampai tahun 2009 adalah Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami pertumbuhan sebesar
11,29 persen, Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet sebesar 1,51 persen, Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki sebesar 0,53 persen,
Industri Kertas dan barang cetakan sebesar 6,27 persen dan Barang Lainnya 3,13 persen. Sedangkan beberapa cabang industri yang mengalami
pertumbuhan negatif pada tahun 2009 adalah industri Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya yang mencapai -1,46 persen, Industri Semen dan Barang
Galian bukan logam sebesar -0,63 persen dan Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya sebesar -2,94 persen. Sedangkan cabang industri Logam
Dasar Besi dan Baja mengalami penurunan terbesar dibanding cabang industri yang lain mencapai -4,53 persen.
Tabel 1.3 Pertumbuhan PDB: tradables persen
No LAPANGAN USAHA
2004 2005
2006 2007
2008 2009
1 PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
2.82 2.72
3.36 3.47
4.83 4.13
a. Tanaman Bahan Makanan 2.89
2.60 2.98
3.35 6.06
4.71 b. Tanaman Perkebunan
0.40 2.48
3.79 4.55
3.67 2.46
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.35
2.13 3.35
2.36 3.52
3.72 d. K e h u t a n a n
1.28 -1.47
-2.85 -0.83
-0.03 1.51
e. P e r i k a n a n 5.56
5.87 6.90
5.39 5.07
5.20
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2010 - 2014 | 19
No LAPANGAN USAHA
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2 PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN -4.48
3.20 1.70
1.93 0.68
4.37 a. Minyak dan gas bumi
-4.32 -1.77
-1.07 -1.15
0.45 0.07
b. Pertambangan Bukan Migas. -7.96
12.24 4.84
5.27 -1.10
10.56 c. Penggalian.
7.46 7.69
8.33 8.53
7.51 7.04
3 INDUSTRI PENGOLAHAN
6.38 4.60
4.59 4.67
3.66 2.11
a. Industri M i g a s -1.95
-5.67 -1.66
-0.06 -0.34
-2.21 1. Pengilangan Minyak Bumi
-0.23 -5.00
-1.89 -0.13
0.92 0.48
2. Gas Alam Cair -3.22
-6.19 -1.48
-0.01 -1.30
-4.32 b. Industri bukan Migas
7.51 5.86
5.27 5.15
4.05 2.52
1. Makanan. Minuman dan Tembakau
1.39 2.75
7.21 5.05
2.34 11.29
2. Tekstil, Brg. kulit Alas kaki 4.06
1.31 1.23
-3.68 -3.64
0.53 3. Brg. kayu Hasil hutan
lainnya. -2.07
-0.92 -0.66
-1.74 3.45
-1.46 4. Kertas dan Barang cetakan
7.61 2.39
2.09 5.79
-1.48 6.27
5. Pupuk, Kimia Barang dari karet
9.01 8.77
4.48 5.69
4.46 1.51
6. Semen Brg. Galian bukan logam
9.53 3.81
0.53 3.40
-1.49 -0.63
7. Logam Dasar Besi Baja -2.61
-3.70 4.73
1.69 -2.05
-4.53 8. Alat Angk., Mesin
Peralatannya 17.67
12.38 7.55
9.73 9.79
-2.94 9. Barang lainnya
12.77 2.61
3.62 -2.82
-0.96 3.13
4 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
5.30 6.30
5.76 10.33
10.92 13.78
a. L i s t r i k 5.13
6.68 6.36
7.64 6.65
6.96 b. Gas Kota
9.40 6.48
5.33 30.16
33.21 41.03
c. Air bersih 2.47
4.53 3.57
3.28 3.74
3.91 5
KONSTRUKSI 7.49
7.54 8.34
8.53 7.51
7.05 6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
5.70 8.30
6.42 8.93
6.87 1.14
a. Perdagangan Besar dan Eceran 5.52
8.82 6.60
9.41 7.03
0.02 b. H o t e l
7.93 6.23
5.18 5.37
4.51 3.60
c. R e s t o r a n 6.08
5.88 5.75
7.08 6.58
7.53 7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
13.38 12.76
14.23 14.04
16.57 15.53
a. P e n g a n g k u t a n 8.76
6.25 6.61
2.82 2.74
5.46 1. Angkutan Rel
-0.92 -2.98
6.44 1.28
14.31 -6.83
20 | RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2010 - 2014
No LAPANGAN USAHA
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2. Angkutan Jalan raya 4.99
4.84 4.93
3.71 4.93
5.67 3. Angkutan laut
3.63 8.75
7.24 -2.30
-5.05 -2.50
4. Angk. Sungai, Danau Penyebrangan
4.11 3.94
3.81 3.31
4.75 5.02
5. Angkutan Udara 30.07
10.42 10.65
8.02 5.32
11.65 6. Jasa Penunjang Angkutan
8.73 5.56
7.06 0.60
0.43 5.05
b. K o m u n i k a s i 22.88
24.58 26.03
28.74 31.04
23.80 8
KEUANGAN, REAL ESTAT JASA PERSH.
7.66 6.70
5.47 7.99
8.24 5.05
a. B a n k 6.02
4.50 1.55
7.96 7.41
2.40 b. Lembaga Keuangan Bukan
Bank 9.24
8.35 7.15
8.14 9.03
7.61 c. Jasa Penunjang Keuangan
9.18 6.66
7.55 9.68
3.40 7.00
d. Real Estate 8.89
8.17 8.47
7.85 8.88
5.24 e. Jasa Perusahaan
9.23 9.28
9.49 8.15
8.97 9.64
9 JASA – JASA
5.38 5.16
6.16 6.44
6.23 6.40
a. Pemerintahan Umum 1.65
1.90 3.96
5.43 4.46
5.10 1. Adm. Pemerintahan
Pertahanan 1.46
1.81 3.74
5.15 4.07
4.91 2. Jasa Pemerintahan lainnya
2.00 2.06
4.34 5.92
5.12 5.43
b. S w a s t a 8.96
8.09 8.02
7.27 7.65
7.40 1. Sosial Kemasyarakatan
7.78 7.22
6.96 6.62
7.07 7.32
2. Hiburan dan Rekreasi 8.34
6.52 7.95
6.97 8.08
8.20 3. Perorangan dan Rumah
tangga 9.51
8.62 8.45
7.56 7.82
7.34
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5.03
5.69 5.50
6.35 6.01
4.55
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
5.97 6.57
6.11 6.95
6.46 4.93
Sumber : BPS, diolah Angka sementara, Angka sangat sementara
Industri Non Migas terus mengalami penurunan sejak tahun 2005 sebagaimana dilihat pada Tabel 1.4. Dari tabel tersebut terdapat lima industri
yang mengalami pertumbuhan negatif sampai dengan tahun 2009 yakni: Barang kayu Hasil Hutan Lainnya sebesar -1,46 persen; Semen Barang
Galian bukan logam sebesar -0,63 persen; Logam Dasar Besi dan Baja sebesar -4,53 persen; serta Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya sebesar
-2,94 persen. Sedangkan cabang industri yang menunjukkan pertumbuhan
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2010 - 2014 | 21
positif ada empat yakni Makanan, Minuman dan Tembakau 11,29 persen; Tekstil, Barang. Kulit Alas Kaki sebesar 0,53 persen; Kertas dan Barang
Cetakan sebesar 6,27 persen; Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet sebesar 1,51 persen; serta Barang Lainnya sebesar 3,13 persen.
Tabel 1.4 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas
No Cabang Industri
Pertumbuhan 2004
2005 2006
2007 2008 2009
1 Makanan, Minuman dan
Tembakau 1.39
2.75 7.21
5.05 2.34
11.29 2
Tekstil, Brg. kulit Alas kaki 4.06
1.31 1.23
-3.68 -3.64
0.53 3
Brg. kayu Hasil hutan lainnya.
-2.07 -0.92
-0.66 -1.74
3.45 -1.46
4 Kertas dan Barang cetakan
7.61 2.39
2.09 5.79
-1.48 6.27
5 Pupuk, Kimia Barang dari
karet 9.01
8.77 4.48
5.69 4.46
1.51 6
Semen Brg. Galian bukan logam
9.53 3.81
0.53 3.40
-1.49 -0.63
7 Logam Dasar Besi Baja
-2.61 -3.70
4.73 1.69
-2.05 -4.53
8 Alat Angk., Mesin
Peralatannya 17.67
12.38 7.55
9.73 9.79
-2.94 9
Barang lainnya 12.77
2.61 3.62
-2.82 -0.96
3.13
Total Industri Pengolahan Non Migas
7.51 5.86
5.27 5.15
4.05 2.52
Sumber: BPS, diolah Angka sementara, Angka sangat sementara.
Kondisi cabang-cabang industri masih menunjukkan kondisi tidak stabil pada tahun 2009, dimana ada lima cabang industri yang mengalami pertumbuhan negatif
dan empat cabang industri yang positif. Terdapat dua industri yang mengalami penurunan dan kenaikan yang cukup tinggi, untuk kenaikan terjadi pada Industri
Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 11,29 persen dan penurunan terjadi pada Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya sebesar -2,94 persen. Alat Angkut,
Mesin dan Peralatan yang semula membukukan pertumbuhan positif 9,79 persen pada tahun 2008, turun drastis menjadi -2,94 persen, kemudian Industri Makanan,
Minuman dan Tembakau pada tahun 2008 sebesar 2,34 persen menjadi 11,29 persen pada tahun 2009. Perkembangan Pertumbuhan Industri Pengolahan Migas
Tahun Tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Gambar 1.1 .
22 | RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2010 - 2014
Gambar 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas 2004-2009
Ditinjau dari realisasi investasi dalam negeri PMDN, sebagian besar Industri Manufaktur mengalami peningkatan realisasi investasi pada
tahun 2009 dibanding tahun 2008, dengan nilai realisasi tertinggi pada cabang Industri Kimia dan Farmasi sebesar Rp 5.850,1 miliar diikuti dengan
Industri Makanan sebesar Rp 5.768,5 miliar. Nilai realisasi Industri Makanan mengalami penurunan sangat besar pada tahun 2009 sebesar 29,6 persen
dibanding tahun sebelumnya Tabel 1.5 dari Rp 8.192,9 miliar pada tahun 2008 hanya dibukukan senilai Rp 5.768,5 miliar di tahun 2009. Apabila
ditinjau dari jumlah izin usaha tetap yang dikeluarkan, maka industri yang mencapai perkembangan signifi kan dibanding tahun 2008 adalah cabang
Industri Tekstil, diikuti cabang Industri Karet dan plastik dan industri lainnya.