Analisis Latar Deskripsi Data
Kutipan 158 menujukkan peristiwa murid-murid masuk ke kelas meskipun masih ada jam istrahat.
h. Kantin
Latar tempat ketujuh yaitu kantin. Tokoh “aku” dan teman- temannya pergi ke kantin untuk istrahat. Hal ini ditunjukkan beberapa
dalam kutipan berikut ini : 159.
Anehnya saat kami akan memasuki kantin anak-anak pada berlarian menuju kantin, lalu di sudut ada sebuah tembok yang
cukup besar, ada banyak anak-anak berkerumun menghadap kea rah tembok itu Zaez, 2014: 182.
160. Seharusnya dari awal aku tahu siapa orang tua Reva, Aku jadi
kecewa waktu istrahat berada di kantin Zaez, 2014: 228. Kutipan 159 menunjukkan peristiwa anak berlarian memasuki
kantin. Kutipan 160 menunjukkan peristiwa kekecewaan tokoh aku ketika berada istrahat di kantin.
i. Perpustakaan
Latar tempat kedelapan yaitu perpustkaan. Tokoh “aku” sebelum memasuki perpustakaan harus mengisi daftar pengunjung. Hal ini di
tunjukkan dalam kutipan berikut ini : 161.
Kami memasuki perpustakaan. Sebelum mengambil buku di rak, setiap orang diminta untuk mengisi daftar pengunjung Zaez,
2014: 156. 162.
Sesampai di dalam perpustakaan aku mengisi daftar pengunjung lalu aku menuju rak sastra Zaez, 2014: 194.
Kutipan 161 menunjukkan peristiwa untuk memasuki perpustakaan harus mengisi daftar pengunjung. Kutipan 162 tokoh aku menuju rak
sastra yang ada di dalam perpustakaan. j.
Kafe Latar tempat kesembilan yaitu kafe. Tokoh “ aku “ menemani
temannya Kaka yang menyanyikan sebuah lagu di dalam sebuah kafe. Hal ini di tunjukkan dalam kutipan berikut ini :
163. Tidak jarang kaka menoleh ke arahku, lagu yang dibawanya
menarik semua perhatian yang ada di ruang kafe Zaez, 2014: 140
k. Riau
Latar tempat kesepuluh yaitu Riau. Tokoh “ aku” dan temannya Kaka pergi berkunjung ke rumah Makde Nunu. Hal ini di tunjukkan dalam
kutipan berikut ini : 164.
Ongkos pergi ke terminal pusat dan ongkos pergi ke Riau memang membayarnya masing-masing, tapi Kaka menolak uangku saat aku
memberi ongkos pada taksi Zaez, 2014: 293.
165. “Aku ke Riau bukan untuk mengikuti andrenalin, Bu. Aku ke
rumah Makde Nunu.” Aku menghapus air mata dan mengajak mereka duduk kembali bersama Aldi dan Rifka Zaez, 2014: 300.
2. Analisis Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Masalah kapan
biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pada novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez latar waktu terjadi pada pagi hari, siang,
dan malam hari. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini : a.
Pagi hari Berikut ini akan dikutipkan beberapa peristiwa dalam cerita yang
terjadi pada pagi hari. 166.
Pagi sebelumnya saat di sekolah aku diberi PR oleh Ibu Guru Zaez, 2014: 35.
167. Dan ini yang kedua kalinya Ibu terlihat buru- buru diwaktu pagi-
pagi sekali Zaez, 2014: 91. 168.
Hari minggu, pagi-pagi sekali Ibu membangunkanku. Tidak ada sarapan istimewa seperti minggu biasa Zaez, 2014: 63.
169. Hari ini kuberi nilai plus seratus buat pagiku yang cerah Zaez,
2014: 114. 170.
Ibu tidak pernah lihat kamu pulang sampai sore”. Topik pagi yang dibuka ibu sambil menikmati roti bakar membuat aku jadi terkesan
curiga Zaez, 2014: 116. 171.
Senin paginya, aku terbangun lebih cepat lagi. Bahkan sebelum azan subuh pun aku sudah terbangun Zaez, 2014: 150.
172. Anehnya pagi ini tidak ada kabar tentang Risma sampai bel masuk
pun aku tidak melihat Risma Zaez, 2014: 192. 173.
Maka saat sarapan pagi aku menguatkan mental untuk berbohong pada Ibu Zaez, 2014: 288.
174. Kami tiba tepat pukul Sembilan pagi, suasana ramah dan cerah.
Kami harus turun dan mencari bus lain untuk menyambung menuju tempat Ayah Zaez, 2014: 292.
Kutipan di atas menunjukkan latar waktu yang terjadi pada pagi hari, pagi hari pada hari minggu, dan pagi hari di hari senin. Kutipan 166
menunjukkan peristiwa pagi hari tokoh aku menceritakan mendapatakan pekerjaan rumah dari gurunya. Pada kutipan 167 melihat ibunya tergesa-
gesa pergi pada pagi hari.Pada kutipan 168 menujukkan peristiwa pada hari minggu pagi tokoh “aku” dibangunkan oleh ibunya dan tidak ada
sarapan yang begituistimewa seperti biasanya. Kutipan 169 menujukkan peristiwa ucapan syukur atas kecerahan pada pagi yang cerah. Kutipan 170
menujukkan peristiwa kecurigaan yang dimiliki ibu kepada anaknya pada pagi hari. Kutipan 171 menujukkan peristiwa pada pagi senin tokoh aku
Mimi bangun tidur lebih cepat dari sebelumnya. Kutipan 172 menujukkan peristiwa pada pagi hari tokoh aku Mimi tidak mendapatkan berita Risma
tidak masuk sekolah. Kutipan 173 menujukkan peristiwa tokoh “aku”
mempunyai rencana untuk berbohong kepada Ibunya saat makan di pagi hari. Kutipan 174
menujukkan peristiwa tokoh “aku” tiba di rumah Ayahnya dengan suasana ramah dan cerah pada pagi hari.
b. Siang Hari
Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada pagi hari.
175. Makan siang ini, adik-adikku, dan aku bisa berkumpul bareng pada satu meja Zaez, 2014: 130.
Kutipan 175 menujukkan peristiwa kebersamaan makan siang tokoh “aku” dan adik-adiknya.
c. Sore Hari
Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada sore hari :
176. Kaka benar-benar menjemputku selepas magrib. Maka sebelum
magrib tadi aku sudah bilang ke Ibu kalau aku tidak ikut makan malam bareng ibu dan adik-adikku Zaez, 2014: 198.
177. Sehabis mandi di sore hari sebelum azan magrib Ibu mulai berhias
wajah di cermin kamarnya Zaez, 2014: 70. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kutipan 176 menujukkan peristiwa tokoh “aku” dijemput
temannya Kaka untuk pergi makan malam diluar rumah. Kutipan 177 menunjukkan peristiwa Ibu yang berhias diri di cermin ketika habis mandi
di sore hari. d.
Malam Hari Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada
malam hari. 178.
Sarapan dan makan malam adalah waktu yang paling tepat buat adikku, ibuku, dan aku berkumpul secara utuh Zaez, 2014: 115.
179. Malam ini kudekati Ibu duduk sendiri di teras samping
rumahZaez, 2014: 160. 180.
Makan malam bersama keluarga Kaka buat aku awalnya sedikit gerogi, Mama Kaka sangat akrab dan juga bersahaja seperti Kaka
Zaez, 2014: l 199. 181.
Sebelum aku berangkat tidur, aku mencium dahi Ibu, mengucapkan selamat malam dan semoga Ibu dapat mimpi yang indah Zaez,
2014: 208. 182.
“Ayah ada di mana, Bu?” akhirnya setelah sekian lama kalimat itu tidak tak terucap oleh, kini malam ini aku menanyakannya kembali
pada Ibu Zaez, 2014: 210 183.
Malam ini setelah acara makan malam bersama keluarga Kaka aku merasakan Ayah ada di antara kami, Aku juga merasakan Ayah
duduk di sampingku saat makan malam Zaez, 2014: 205. 184.
Maka selesai makan malam tadi, aku mencoba mendekati Ibu sekalipun Ibu sibuk di dalam kamarnya untuk menyelesaikan
program mengajarnya Zaez, 2014: 234. 185.
Malam ini Ibu terlalu sibuk sehingga tidak seperti malam kemarin, Ibu mau membantuku mencarikan baju yang tepat Zaez, 2014:
283.
Kutipan 178 menujukkan peristiwa selalu ada kebersaam untuk makan malam. Kutipan 179 menujukkan peristiwa kedekatan antara
seorang anak dan Ibunya ketika berbincang di teras rumah pada malam hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kutipan 180 menujukkan peristiwa tokoh “aku” gugup saat berkumpul
untuk makan malam bersama keluarga Kaka. Kutipan 181 menujukkan peristiwa kasih sa
yang seorang anak tokoh “aku” kepada ibunya ketika ingin tidur. Kutipan 182
menujukkan peristiwa tokoh “aku” bertanya keberadaan Ayahnya kepada Ibu yang telah sekian lama tidak pernah
kembali ke rumah saat makan malam. Kutipan 183 menujukkan peristiwa malam hari tokoh aku Mimi teringat akan sosok Ayahnya ketika ia
berkumpul bersama keluarga Kaka. Kutipan 184 menujukkan peristiwa tokoh “aku” mendekati ibunya yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya.
Kutipan 185 kesibukan Ibunya di malam hari ketika membantu tokoh aku Mimi untuk mencarikan salah satu baju yang tepat untuk digunakannya.
3. Analisis Latar Sosial
Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yangdiceritakan
dalam karya fiksi. Latar sosial dalam novel ini menujukkan lingkungan yang tidak nyaman. Kehidupan Ayah yang tidak pernah mendapatkan ketenangan
di dalam keluarganya sehingga menimbulkan rasa tidak suka dan tidak adanya rasa kasih sayang yang ditunjukkan terhadap anak-anaknya. Hal ini
ditunjukkan dalam kutipan berikut ini : 186.
Aku tidak menemukan kesukaan di wajah Ayah atas kelahiran Rifka bahkan dia juga tidak membencinya. Mungkin dipikir Ayah
tidak ada kami anak-anaknya di rumah ini sehingga dia tidak memperdulikan semuanya Zaez, 2014: 54.
Latar sosial pada novel ini menujukkan kekayaan dimiliki keluarga nenek dari Antoni membuat dia mudah untuk keluar dari jeratan hukum. Hal
ini di tunjukkan dalam kutipan berikut ini : 187.
“Apakah kau kenal siapa Antoni?” dia penasaran. Aku menggeleng.
Dulu dia itu buronan.” Aku terkejut.
“Tapi dia berhasil keluar dari penjara berkat Neneknya punya banyak uang makanya dia bisa bebas saat tertangkap. Zaez,
2014: 253.
Selain itu, pada novel ini menunjukkan adanya sistem perjodohan yang tidak diinginkan, sehingga pernikahan tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh orang tua mereka. Hal ini dapat dibuktikan dalam kalimat berikut ini:
188. Ayah menikahi dengan seorang janda beranak satu. Perempuan itu
dulu adalah pilihan Nenek yang harus dinikahi Ayah. Mereka tidak saling mencintai dan pernikahan itu hanya bertahan dua puluh
bulan Zaez, 2014: 296.
Kutipan 186 menunjukkan peristiwa ke tidaksukaan Ayah atas kelahiran Rifka. Kutipan 187 menunjukkan peristiwa antoni berhasil
keluar dari penjara berkat neneknya. Neneknya punya banyak uang makanya dia bisa bebas saat tertangkap. Kutipan 188 menunjukkan
peristiwa Ayahnya tokoh aku telah menikahi seorang janda yang dijodohkan oleh Neneknya.
Dalam kutipan di bawah ini menunjukkan latar sosial sahabat. Mimi yang tidak hanya disayang keluarganya, tetapi ia juga memiliki sahabat-
sahabat yang sayang padanya. Sahabat Mimi selalu ada di sisi Mimi, mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selalu memberikan dukungan terhadap Mimi. Hal ini dapat terlihat dalam kutipan berikut ini
: 189.
“Sabar aja, aku yakin pasti pembelaan itu ada untukmu.” Aku berharap apa yang dikatakan Risma itu benar. Tapi aku merasa
tidak yakin pembelaan itu ada untukku kecuali bila Reva mau jujur siapa yang menaruh lembar ujian dan jawaban itu ke dalam tasku
Zaez, 2014: 180.
190.
“Nggak usah terlalu dipikirin, Mi “Terus aku harus apa? Tanyaku lagi.
“Ya aku doakan deh, semoga datang keajaiban atau dapat pembelaan”. “Aku pikir keajaiban itu ada Cuma didongeng aja Ris,” aku
berkata ketus. Risma tersenyum. Dia tetap sabar. “Iya aku tahu keajaiban itu memang banyak aku dengar dan aku
baca dari dongeng-donngeng. Tapi setidaknya kan kita bisa membuktikan bahwa keajaiban itu bisa ada dalam hidup nyata kita.
Ya dalam kehidupan nyata ini Zaez, 2014: 180-181.
191. “Aku ingin bertemu dengan Ayah. Aku sudah mendapatkan
alamatnya dari Antoni. Tapi aku tidak tahu arah ke alamat rumah Ayah.”
“Aku tahu. Aku pernah ke sana.” Bagiku ini bukan mukjizat. Ini kebetulan yang tidak direncanakan. Aku merasa mendapatkan
bintang jatuh dan dapat memeluk harapan untuk bertemu dengan Ayah dari Kaka Zaez, 2014: 286-287.
Kutipan di bawah ini menunjukkan latar sosial dalam keluarga Mimi. Keluarga yang hanya terdiri dari mimi, Ibu, adik-adiknya. Keluarga Mimi
yang selalu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan menceritakan keseharian mereka lewati. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :
192. Sarapan dan makan malam adalah waktu yang paling tepat buat
ibu, adik-adikku, dan aku berkumpul secara utuh. Di hadapan meja makan pula kami sering menceritakan keseharian yang telah kami
lebih sering menceritakan yang telah dan akan kami lewati sambil menikmati menu yang disiapkan Ibu Zaez, 2014: 115 .
Latar sosial di bawah ini kebencian yang dimiliki oleh Mimi tentang Ayahnya yang tidak bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Hal
ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini : 193.
Semakin hari, tidak ada perubahan yang menuju kebahagiaan dalam hidupku. Bahkan aku bisa semakin membenci Ayah. Tidak
ada cerita menyenangkan setiap kali bertemu dengan Ayah. Mungkin juga Ibu juga sudah jenuh dengan prianya itu. Sampai
detik lahiran adikku yang nomor dua, aku tidak tau keberadaan Ayah. Aku menganggap Ayah lari dari kenyataan ini Zaez, 2014:
49 .
194. Aku tidak terima dengan pengakuan Antoni tentang Ayah.
Bagiku, Ayah itu laki-laki brengsek, tidak tahu tanggung jawab sebagai Ayah, Tapi aku tidak menunjukkan kekecewaanku atas
fakta yang sebenarnya Zaez, 2014: 256.
Latar sosial yang lainnya adalah latar sosial yang menunjukkan kemudahan untuk memiliki kekayaan dengan melakukan persugihan yang
dilakukan oleh Neneknya Mimi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :
195. “Tidak tahu yang jelas tentang kematian Nenek. Perempuan itu
meninggal dalam kondisi yang sangat aneh. Sebelum meninggal tubuhnya kaku dan menghitam. Dengar-dengar dari Ibu, Ibu bilang
Nenek mengikuti ilmu persugihan maka bisa seperti itu”. “persugihan itu apa?” Antoni menatapku. “Itu ilmu hitam.
memanfaatkan setan untuk menjadikan hidup kaya. Orang yang seperti itu diakhir matinya tidak pernah tenang. Dia tidak akan
selamat.” Zaez, 2014: 273. 196.
“Paman Li Wung korban persugihan nenek. Tapi dia sudah meninggal seb
elum nenek meninggal.” Aku menarik napas. Seburuk inikah peristiwa yang dialami oleh keluarga dan saudara
dari Ayah Zaez, 2014: 274. Latar sosial di bawah ini menunjukkan status Ibunya Mimi janda
dianggap sebagai perempuan yang merusak hubungan keluarga orang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan menjadi bahan sindiran temannya Reva di sekolah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :
197. “Bilang sama Ibu kamu” dia membentak. Aku terkejut, lalu
senyumku hilang. Kaka juga bingung. Tapi dia tidak turun, masih tetap di at
as motornya. “Kalau sudah menjanda jangan coba-coba membawa suami orang sampai pulang malam.” Hatiku terpukul.
Dia menghina Ibu, tapi aku tidak bisa membela Ibu karena terkejut dan bingung Zaez, 2014: 223.
198. “Anak janda itu nggak tahu diuntung, Reva melanjutkan
pembicaraannya. “Ibunya juga tidak tahu diri,” Reva melirik padaku. Hatiku tertusuk
seperti anak panah yang lepas dari busurnya Zaez, 2014: 229. 199.
“Anaknya lumayan cantik, Mamanya yang janda mungkin nggak kalah cantiknya sama anaknya. Makanya, laki-laki yang digaetnya
itu mau kecantol sama mamanya”. Reva menunjukku. Semua mata menatap ke arahku. Aku menunduk dan menggenggam kepal
tangan menahan geram Zaez, 2014: 231.
200. “Dia itu anak janda sekarang ini, berani -beraninya mamanya
menggaet Papa orang, anak janda tidak tau diuntung, malu-maluin keluarga saja.” Zaez, 2014: 231.
Kutipan 197 menunjukkan peristiwa seorang perempuan yang tidak menyukai kedekatan Wiana terhadap suaminya yang bekerja di satu sekolah
yang sama. Kutipan 198-200 menunjukkan peristiwa latar sosial yang terjadi karena ketidaksukaan Reva terhadap tokoh aku Mimi sehingga Reva
selalu menyindir dengan kehidupan rumah tangga Ibunya Mimi.