Kerangka Pemikiran Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian

demikian adanya pengaruh antara berpikir kritis dengan indeks

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka apat dibuat kerangka pemikiran yang dapat digunakan dalam penyelesaian i nampak pada gambar 2.2 Kerangka Pikir prestasi belajar baik indeks prestasi sementara maupun indeks prestasi kumulatif. d in Gambar 2.2 Berpikir Kritis X 3 Gaya Belajar X 2 Motivasi Belajar X 1 Indeks Prestasi Kumulatif IPK Y Berpikir Kritis X 3 Gaya Belajar X 2 Motivasi Belajar X 1 Indeks Prestasi Kumulatif IPK Y Berpikir Kritis X 3 Gaya Belajar X 2 Motivasi Belajar X 1 Indeks Prestasi Kumulatif IPK Y Berpikir Kritis X 3 Gaya Belajar X 2 Motivasi Belajar X 1 Indeks Prestasi Kumulatif IPK Y Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis mempunyai pengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.” BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Untuk variabel independen X terdiri dari : 1. Motivasi Belajar Learning Motivation Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam batin atau hati seseorang maupun dari orang lain, yang menggerakkan perilaku belajarnya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai sasaran yang ditujunya. 2. Gaya belajar Learning Style Gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya dan mengelola informasi yang telah diperoleh tersebut. 3. Berpikir kritis Critical Thinking Berpikir kritis adalah kecenderungan seseorang dalam penggalian makna suatu pernyataan secara lebih mendalam berdasarkan apa yang diyakini dan rasa ingin tahu yang besar terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita. 63 Untuk variabel dependen Y dalam penelitian ini yaitu : Indeks Prestasi Kumulatif IPK Indeks prestasi kumulatif adalah indikator keberhasilan studi mahasiswa sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh. IPK merupakan nilai penjumlahan mulai dari semester awal hingga semester terakhir.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X yaitu dengan menggunakan Skala Interval, Jogiyanto, 2008; 129 adalah ukuran yang tidak semata-mata menunjukkan urutan ranking obyek penelitian berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang jarak perbedaan interval antara tingkatan obyek yang satu dengan tingkatan obyek lainnya. Variabel Motivasi Belajar X 1 diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa pertanyaan yang berjumlah 14 yang diambil dari penelitian Purwanti 2009 dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Pernah Selalu Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan pertanyaan yang di berikan. Variabel gaya belajar X 2 diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yg berupa pertanyaan berjumlah 14 pertanyaan yang diambil dari Purwanti 2009 dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Pernah Selalu Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan pertanyaan yang diberikan , nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai gaya belajar yang buruk dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai gaya belajar yang baik dengan pertanyaan yang diberikan. Variabel berpikir kritis X 3 diukur dengan menggunakan skala interval dengan instrument yang berupa pertanyaan yang berjumlah 14 pertanyaan yang diambil dari Deborah Smcael Zakrzwski 2006 dengan skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Setuju Setuju Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan. Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode perbedaan semantic Semantik Differetial Scale yaitu skala yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik Sumarsono, 2004; 25. Variabel indeks prestasi kumulatif Y diukur dengan menggunakan skala rasio yaitu skala yang memiliki nilai dasar based value yang tidak dapat dirubah Ghozali, 2006; 5. Variabel indeks prestasi kumulatif ditunjukkan dengan menggunakan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang telah dicapai hingga semester terakhir.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto, 2004 : 323 populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun ajaran 2006 reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 159 mahasiswa. Populasi dipilih karena mahasiswa angkatan 2006 telah mengajukan bimbingan skripsi dan telah menempuh semua SKS yang wajib ditempuh dan masih aktif pada tahun ajaran 20092010.

3.2.2 Sampel

Menurut Suharyadi dan Purwanto, 2004 : 323 sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling adalah suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik yang digunakan adalah sampling aksidental yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik ciri–cirinya, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel Riduwan, 2004; 63. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus Slovin : n ≥ N .........................................................Umar, 2008: 67 1 + Ne 2 Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat di inginkan, yaitu 10 Maka : n ≥ 159 1+ 159 0,1 2 = 61 responden Sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Tabel 3.1 Data Statistik IPK mahasiswa 2006 reguler pagi IPK Jumlah Mahasiswa Persentase IPK 3.00 81 mahasiswa 50.94 2.75 IPK ≤ 3.00 40 mahasiswa 25.16 2.50 IPK ≤ 2.75 24 mahasiswa 15.09 2.25 IPK ≤ 2.50 8 mahasiswa 5.03 2.00 IPK ≤ 2.25 2 mahasiswa 1.26 IPK 2.00 4 mahasiswa 2.52 Jumlah 159 mahasiswa 100 Sumber : Biro Admik UPN Veteran Jawa Timur.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner. 2. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Jadi data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari biro admik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa data jumlah seluruh mahasiswa beserta IPK masing-masing mahasiwa untuk tahun ajaran 20092010.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Nazir, 2000: 174. Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu : a. Observasi langsung Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara atau kuesioner. b. Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanggung jawab kepada responden di UPN “Veteran” Jawa Timur. Dalam penelitian ini yang menjadi pihak yang diwawancarai adalah para dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. c. Kuesioner Adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas Sekaran, 2006: 82. Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.4 Uji Kualitas Data

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas Sumarsono, 2004; 31. Uji validitas ini menggunakan tehnik korelasi Pearson product moment dengan tingkat signifikansi 5 yakni mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total variabelnya. Pengambilan keputusan : Bila nilai probabilitas 0,05 level of significant maka pertanyaan tersebut valid. Bila nilai probabilitas 0,05 level of significant maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik cronbach alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 Ghozali, 2006:48. a. Menentukan alpha Nilai alpha diketahui dari angka alpha yang terdapat pada akhir output. b. Pengambilan keputusan Jika alpha 0,6 reliabilitas minimum maka butir atau butir variabel tersebut reliabel. Jika alpha 0,6 reliabilitas minimum maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusannya yaitu - Bila nilai probabilitas 0,05 level of significant maka distribusi data tersebut tidak normal. - Bila nilai probabilitas 0,05 level of significant maka distribusi data tersebut normal Sumarsono, 2004; 42.

3.5 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa Ordinary least Square atau OLS merupakan model regresi yang menghasilkan estimator atau BLUE Algifari, 2000; 83. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.

3.5.1 Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu : I. Jika besaran VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. II. Jika besaran VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Ghozali, 2006:95-96

3.5.2 Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitisitas Sugiyono, 2006; 208. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

3.5.3 Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota-anggota sampel dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu time series data. Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J. Durbin dan G. Watson pengujian ini sebagai statistik DW Durbin-Watson yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor gangguan yang berurut Sugiyono, 2006; 209. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu time series data.

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Teknik Analisis

Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen Y dengan tiga variabel independen X 1 , X 2 dan X 3 . Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e Suharyadi dan Purwanto, 2004: 508 Keterangan : Y = Indeks Prestasi Kumulatif X 1 = Motivasi belajar X 2 = Gaya belajar X 3 = Berpikir kritis a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi variabel X1 b 2 = Koefisien regresi variabel X2 e = Standart error

3.6.2 Uji Hipotesis

3.6.2.1 Uji Spesifikasi Model F

Menurut Anonim 2006; L22 Pengujian hipotesis spesifikasi model untuk model regresi yang digunakan dengan variabel X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut : 1. H : b j = 0 model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y H 1 : bj ≠ 0 model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k] Dimana: n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel Kriteria kesimpulan : H diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05 H ditolak jika nilai probabilitas 0,05

3.6.2.2 Uji t

Menurut Anonim 2006; L21 Uji keberartian koefisien dilakukan dengan statistik t. Uji dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y : 1. H : bj = 0 tidak terdapat pengaruh yang nyata X 1 , X 2 atau X 3 terhadap Y H 1 : bj ≠ 0 terdapat pengaruh yang nyata X 1 , X 2 atau X 3 terhadap Y Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas [n-k] Dimana: n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel Kriteria kesimpulan : H diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05 H ditolak jika nilai probabilitas 0,05 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” AAPV Surabaya. Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.062KPTSMENTRANVED68 status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : KEP01111993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran” Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta, menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep0307U1994-10XI1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi Progdi, yang telah terakreditasi BAN-PT. Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst01II1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman YKPBS yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang. Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390DIKTIKEP1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis MMA dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi MM dan Magister Akuntansi MAk dengan ijin penyelenggaraan No. 2307JDT2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 20032004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140DT2005 tanggal 11 Juli 2005 serta program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183DT2007 tanggal 30 Januari 2007.

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi

Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 program studi yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Studi Pembangunan memiliki status akreditasi B, sedangkan Akuntansi memiliki status akreditasi A.

4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi

Program Studi Akuntansi dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu : 1. Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi keuangan akuntan publik yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan. 2. Akuntansi Manajemen bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi manajemen akuntan internal yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen. 3. Akuntansi Sektor Publik bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi sektor publik akuntan pemerintah yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.

4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi

4.1.4.1 Visi

Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.

4.1.4.2 Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional. 2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya. 3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada deskripsi hasil penelitian dibahas tentang jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis. Sedangkan untuk indeks prestasi kumulatif menjelaskan rata-rata nilai indeks prestasi kumulatif.

4.2.1 Motivasi Belajar

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel motivasi belajar : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Motivasi Belajar Skor Item 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean X1.1 1 2 2 7 24 16 9 318 5.21 X1.2 0 0 3 5 15 27 11 343 5.62 X1.3 0 3 10 15 21 8 4 277 4.54 X1.4 1 2 4 11 18 18 7 308 5.05 X1.5 2 5 7 18 14 12 3 268 4.39 X1.6 0 1 1 9 30 17 3 314 5.15 X1.7 0 1 6 11 26 10 7 303 4.97 X1.8 0 0 1 10 7 23 20 356 5.84 X1.9 1 9 14 13 13 9 2 246 4.03 X1.10 4 9 2 14 17 12 3 262 4.30 X1.11 3 1 4 8 14 16 15 320 5.25 X1.12 0 0 2 7 9 17 26 363 5.95 X1.13 0 0 2 2 13 24 20 363 5.95 X1.14 0 0 2 3 14 20 22 362 5.93 Total 12 33 60 133 235 229 152 4403 5.16 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel 4.1, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4.03 pada item pertanyaan X1.9 “Apakah saudarasaudari mudah menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit?”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak pernah pada item pertanyaan X1.9, artinya rata-rata mahasiswa regular S1 program studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung mempunyai motivasi belajar yang rendah dengan menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5.95 dengan dua item pertanyaan X1.12 “Apakah nasehat orang tua bermanfaat bagi saudarasaudari?”, dan X1.13 “Apakah teman saudarasaudari sering memberi motivasisupport pada saudarasaudari?”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item-item pertanyaan X1.12 dan X1.13, artinya rata-rata mahasiswa reguler pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan mendengarkan nasehat orang tua masing-masing dan motivasi dari teman-teman responden juga sangat bermanfaat bagi diri responden dalam memotivasi belajarnya. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai variabel Motivasi Belajar adalah 5.16, hal ini menunjukkan motivasi belajar mahasiswa reguler pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur cenderung sudah baik.

4.2.2 Gaya Belajar

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel gaya belajar : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Gaya Belajar Skor Item 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean X2.1 0 0 1 8 25 16 11 333 5.46 X2.2 0 3 4 10 24 14 6 304 4.98 X2.3 6 13 4 5 14 17 2 250 4.10 X2.4 11 10 9 5 16 9 1 219 3.59 X2.5 2 12 9 4 15 13 6 264 4.33 X2.6 5 4 6 14 19 10 3 263 4.31 X2.7 0 2 13 12 21 11 2 276 4.52 X2.8 1 4 10 12 19 12 3 275 4.51 X2.9 3 6 5 15 14 15 3 271 4.44 X2.10 2 7 8 22 14 6 2 248 4.07 X2.11 2 5 8 20 17 8 1 256 4.20 X2.12 6 6 13 12 18 5 1 232 3.80 X2.13 5 4 4 17 17 12 2 264 4.33 X2.14 3 10 10 14 16 7 1 238 3.90 Total 46 86 104 170 249 155 44 3693 4.32 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel 4.2, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 3.59 pada item pertanyaan X2.4 “ Apakah saudarasaudari selalu datang tepat waktu dalam kegiatan perkuliahan? ”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung tidak pernah pada item pertanyaan X2.4 artinya rata-rata mahasiswa reguler pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung mempunyai gaya belajar yang buruk dengan selalu tidak datang tepat waktu dalam setiap kegiatan perkuliahan. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5.46 dengan item pertanyaan X2.1 “ Apakah saudarasaudari pernah berdiskusi dalam mempelajari seluruh mata kuliah? ”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X2.1, artinya rata-rata mahasiswa reguler pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung mempunyai gaya belajar yang baik dengn selalu melakukan diskusi dalam mempelajari seluruh mata kuliah. Hal ini juga didukung dengan adanya mata kuliah seminar, sehingga mewajibkan para mahasiswa berdiskusi dengan teman-teman kelompoknya. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai variabel Gaya Belajar adalah 4.32, hal ini menunjukkan gaya belajar mahasiswa reguler pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur cenderung cukup baik.

4.2.3 Berpikir Kritis

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel berpikir kritis. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Berpikir Kritis . Skor Item 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean X3.1 1 1 3 11 19 19 7 314 5.15 X3.2 0 2 3 10 26 14 6 309 5.07 X3.3 0 1 4 17 14 17 8 310 5.08 X3.4 0 1 4 11 21 18 6 313 5.13 X3.5 0 0 2 8 20 23 8 332 5.44 X3.6 1 1 4 8 21 22 4 312 5.11 X3.7 0 0 3 11 18 22 7 324 5.31 X3.8 0 0 2 11 18 24 6 326 5.34 X3.9 0 0 2 9 17 24 9 334 5.48 X3.10 2 2 8 11 18 17 3 287 4.70 X3.11 2 2 6 19 19 9 4 277 4.54 X3.12 2 1 6 26 14 10 2 270 4.43 X3.13 3 2 4 11 26 9 6 289 4.74 X3.14 2 2 2 15 16 18 6 302 4.95 Total 13 15 53 178 267 246 82 4299 5.03 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan tabel 4.3 nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4.43 pada item pertanyaan X3.12 “Jika saya percaya sepenuhnya, bukti- bukti yang berlawanan tidak relevan”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban netral antara tidak setuju dengan setuju pada item pertanyaan X3.12, artinya rata-rata mahasiswa regular pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian berpendapat bahwa responden kadang-kadang percaya sepenuhnya, jika bukti-bukti nyata suatu hal yang berlawanan tidak relevan. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5.48 pada item pertanyaan X3.9 “Tidak penting seberapa rumit masalahnya, dapat dipastikan bahwa selalu ada penyelesaiaan yang sederhana”, hal ini menunjukkan rata-rata responden memberikan jawaban cenderung setuju pada item X3.9, artinya rata-rata mahasiswa regular pagi S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung berpendapat bahwa serumit apapun masalahnya pasti selalu ada penyelesaian yang sederhana. Nilai rata-rata total jawaban responden mengenai variabel berpikir kritis adalah 5.03, hal ini menunjukkan berpikir kritis pada program studi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur cenderung baik.

4.2.4 Indeks Prestasi Kumulatif IPK

Berikut ini deskripsi hasil penelitian untuk variabel indeks prestasi kumulatif . Tabel 4.4 Distribusi Data Hasil Penelitian Nilai IPK Ketentuan IPK Nilai dg Huruf Nilai dg Angka Jumlah responden Persentase IPK 3.00 A 4 31 50.82 2.75 IPK ≤ 3.00 B 3 19 31.15 2.50 IPK ≤ 2.75 C 2 10 16.39 2.25 IPK ≤ 2.50 D 1 1 1.64 2.00 IPK ≤ 2.25 E 0 0 - Total 61 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan dari tabel 4.4 nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa Akuntansi S1 reguler pagi “Veteran” Jawa Timur menunjukkan persentase sebesar 50.82 telah mempunyai nilai IPK yang baik. Sedangkan indeks prestasi kumulatif terendah hanya dimiliki oleh 1 mahasiswa dengan persentase sebesar 1.64 . Hal ini berarti rata-rata mahasiswa Akuntansi S1 reguler pagi UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai IPK yang tinggi.

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Kualitas Data

4.3.1.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur apa yang seharusnya diukur dan seberapa baik suatu instrumen yang digunakan dapat mengukur suatu konsep tertentu. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing item pertanyaan yang membentuk variabel tertentu, dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis. Untuk mengukur validitas dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05, maka item pertanyaan tersebut bisa dikatakan valid Sumarsono, 2004; 31. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Motivasi Belajar : Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Item pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X1.1 0.535 0.000 Valid X1.2 0.548 0.000 Valid X1.3 0.548 0.000 Valid X1.4 0.544 0.000 Valid X1.5 0.463 0.000 Valid X1.6 0.457 0.000 Valid X1.7 0.539 0.000 Valid X1.8 0.388 0.002 Valid X1.9 0.387 0.002 Valid X1.10 0.483 0.000 Valid X1.11 0.628 0.000 Valid X1.12 0.604 0.000 Valid X1.13 0.434 0.000 Valid X1.14 0.331 0.009 Valid Sumber : Lampiran 2 Pada pengujian validitas variabel Motivasi Belajar diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel motivasi belajar pada Tabel 4.5 digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel gaya belajar : Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Belajar Item pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X2.1 0.401 0.001 Valid X2.2 0.604 0.000 Valid X2.3 0.759 0.000 Valid X2.4 0.791 0.000 Valid X2.5 0.840 0.003 Valid X2.6 0.783 0.000 Valid X2.7 0.732 0.000 Valid X2.8 0.752 0.000 Valid X2.9 0.718 0.000 Valid X2.10 0.814 0.000 Valid X2.11 0.385 0.002 Valid X2.12 0.724 0.000 Valid X2.13 0.760 0.000 Valid X2.14 0.731 0.000 Valid Sumber : Lampiran 2 Pada pengujian validitas variabel Gaya Belajar diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Gaya Belajar pada Tabel 4.6 digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel Berpikir Kritis : Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Berpikir Kritis Item pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan X3.1 0.520 0.000 Valid X3.2 0.443 0.000 Valid X3.3 0.483 0.000 Valid X3.4 0.661 0.000 Valid X3.5 0.542 0.000 Valid X3.6 0.579 0.000 Valid X3.7 0.605 0.000 Valid X3.8 0.526 0.000 Valid X3.9 0.672 0.000 Valid X3.10 0.513 0.000 Valid X3.11 0.399 0.001 Valid X3.12 0.601 0.000 Valid X3.13 0.503 0.000 Valid X3.14 0.452 0.000 Valid Sumber : Lampiran 2 Pada pengujian validitas variabel Berpikir Kritis diketahui semua item pertanyaan valid karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian semua item pertanyaan variabel Berpikir Kritis pada Tabel 4.7 digunakan dalam proses analisis selanjutnya.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji valliditas, selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika koefisien cronbach alpha lebih besar dari 0.6, maka instrumen dikatakan reliabel Ghozali, 2006; 48. Untuk melakukan uji reliabilitas, digunakan item pertanyaan yang valid. Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa semua item pertanyaan pada variabel motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis adalah valid. Dengan demikian semua item pertanyaan pada keempat variabel tersebut digunakan dalam uji reliabilitas. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel penelitian : Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel Independen Variabel Penelitian Cronbach Alpha Nilai Alpha Keterangan Motivasi Belajar X 1 0.755 0.60 Reliabel Gaya Belajar X 2 0.922 0.60 Reliabel Berpikir Kritis X 3 0.811 0.60 Reliabel Sumber : Lampiran 2 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa besarnya nilai cronbach alpha pada variabel motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis lebih besar 0.6 berarti dinyatakan reliabel.

4.3.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusannya yaitu nilai probabilitas 0,05 level of significant maka distribusi data adalah normal. Jika nilai probabilitas 0,05 maka distribusi adalah data tidak normal. Sumarsono, 2004; 42 Berikut adalah hasil pengujian normalitas pada masing-masing variabel penelitian : Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Nilai Kolmogorov Smirnov Nilai Signifikan Keterangan IPK Y 0.644 0.05 Normal Motivasi Belajar X 1 0.601 0.05 Normal Gaya Belajar X 2 0.866 0.05 Normal Berpikir Kritis X 3 0.790 0.05 Normal Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan hasil tabel diatas didapat nilai kolmogorov smirnov variabel dependen yaitu IPK memiliki nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga distribusi data adalah normal. Untuk variabel independen yaitu motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis memiliki nilai kolmogorov smirnov yang lebih besar dari 0.05 sehingga distribusi data adalah normal, sehingga saat disimpulkan bahwa asumsi normalitas data terpenuhi.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari uji asumsi klasik analisis regresi adalah untuk mengetahui secara pasti apakah model regresi linier berganda, menghasilkan keputusan yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator.

4.3.2.1 Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu : I. Jika besaran VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. II. Jika besaran VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Ghozali, 2006: 95-96 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil untuk uji multikolinearitas seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Penelitian VIF Keterangan Motivasi Belajar X 1 1.510 Non-Multikolinearitas Gaya Belajar X 2 1.030 Non-Multikolinearitas Berpikir Kritis X 3 1.474 Non-Multikolinearitas Sumber : Lampiran 3 Nilai VIF dari ketiga variabel bebas, semuanya menunjukkan angka kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengindikasikan adanya multikolinearitas.

4.3.2.2 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitisitas Sugiyono, 2006; 208. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas untuk masing-masing variabel bebas : Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Penelitian Signifikansi Korelasi Rank Spearman Keterangan Motivasi Belajar X 1 0.688 Non-Heteroskedastisitas Gaya Belajar X 2 0.834 Non-Heteroskedastisitas Berpikir Kritis X 3 0.954 Non-Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 3 Hasil analisis diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi korelasi Rank Spearman untuk variabel Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berpikir Kritis lebih besar dari 0.05, yang berarti tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3 Analisis Regresi Berganda

Dari hasil pengujian asumsi diatas, terlihat bahwa asumsi-asumsi klasik yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda untuk membuktikan secara empiris apakah motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berikut adalah nilai estimasi koefisien regresi : Tabel 4.12 Hasil Estimasi Koefisien Regresi Unstandarized Coefficient Model ß Nilai Signifikansi Konstanta 2.243 0.000 Motivasi Belajar -0.004 0.136 Gaya Belajar 0.017 0.000 Berpikir Kritis 0.001 0.697 Sumber : Lampiran 4 Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 2.243 – 0.004X 1 + 0.017X 2 + 0.001X 3 Dari persamaan regresi diatas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut : ß = Konstanta = 2.243 Artinya besarnya indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 akuntansi adalah sebesar 2.243, apabila pengaruh dari motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis adalah nol. ß 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = - 0.004 Artinya apabila motivasi belajar naik 1 satuan, maka indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi akan turun sebesar 0.004 satuan, dengan asumsi gaya belajar dan berpikir kritis adalah konstantidak berubah. ß 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0.017 Artinya apabila gaya belajar naik 1 satuan, maka indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi akan naik sebesar 0.017 satuan, dengan asumsi motivasi belajar dan berpikir kritis adalah konstantidak berubah. ß 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0.001 Artinya apabila gaya belajar naik 1 satuan, maka indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi akan naik sebesar 0.001 satuan, dengan asumsi motivasi belajar dan gaya belajar adalah konstantidak berubah.

4.3.4 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi atau R-square menunjukkan persentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat. Berikut adalah nilai R-square yang diperoleh dari hasil analisis: Tabel 4.13 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the estimate 1 0.885 0.784 0.773 0.13784 Sumber : Lampiran 4 Dari tabel 4.13 diketahui nilai R Square sebesar 0.784 hal ini berarti bahwa indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis sebesar 78,4 .

4.3.5 Uji Hipotesis

4.3.5.1 Uji Spesifikasi Model F

Uji F digunakan untuk menguji apakah model analisis sesuai sebagai alat analisis untuk variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi uji F 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa kesesuaian model analisis untuk variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika F 0.05 maka H diterima dan H 1 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis kesesuaian model analisis pengaruh variabel motivasi belajar X 1 , gaya belajar X 2 dan berpikir kritis X 3 terhadap indeks prestasi kumulatif Y dengan menggunakan uji F. Tabel 4.14 Hasil uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Model Sum of Squares df Mean Square F hitung Sig Regresi 3.932 3 1.311 68.986 0.000 Residual 1.083 57 0.019 Total 5.015 60 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai F hitung sebesar 68.986 dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini cocok untuk mengetahui pengaruh antara variabel motivasi belajar X 1 , gaya belajar X 2 dan berpikir kritis X 3 terhadap indeks prestasi kumulatif Y.

4.3.5.2 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi uji t 0.05, maka H ditolak dan H 1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika nilai signifikansi uji t 0.05, maka H diterima dan H 1 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pengaruh secara parsial variabel motivasi belajar X 1 , gaya belajar X 2 dan berpikir kritis X 3 terhadap indeks prestasi kumulatif Y dengan menggunakan uji t. Tabel 4.15 Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Koefisien Regresi Parameter bi Std. Error t hitung Sig. Koefisien Korelasi Parsial Konstanta 2.243 0.192 11.680 0.000 Motivasi belajar X 1 -0.004 0.003 -1.514 0.136 -0.115 Gaya belajar X 2 0.017 0.001 13.810 0.000 0.863 Berpikir Kritis X 3 0.001 0.003 0.392 0.697 0.029 Sumber : Lampiran 4 Hasil uji t antara variabel motivasi belajar dengan variabel indeks prestasi kumulatif menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.136 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka H diterima dan H 1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Motivasi Belajar tidak berpengaruh secara nyata terhadap Indeks Prestasi Kumulatif. Hasil uji t antara variabel Gaya Belajar dengan variabel indeks prestasi kumulatif menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.000 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Gaya Belajar berpengaruh secara nyata terhadap Indeks Prestasi Kumulatif. Hasil uji t antara variabel Berpikir Kritis dengan variabel indeks prestasi kumulatif menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0.697 yang berarti lebih besar dari 0.05 maka H diterima dan H 1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Berpikir Kritis tidak berpengaruh secara nyata terhadap Indeks Prestasi Kumulatif.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pada analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa kesesuaian model analisis variabel motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis cocok untuk mengetahui pengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Jadi adanya motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif. Untuk koefisien determinasi atau R square menunjukkan nilai sebesar 0.784, hal ini berarti bahwa indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis sebesar 78,4 . Untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya maka peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain agar R square antar variabel meningkat seperti kebiasaan belajar, keahlian intelektual, metode pengajaran dan lingkungan belajar. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Tusaida 2009 yang hasil uji statistiknya diketahui bahwa motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena Tusaida 2009 menggunakan pertanyaan-pertanyaan kuesioner dalam mengukur variabel terikatnya, sedangkan dalam penelitian ini variabel terikat tidak diukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan kuesioner tetapi menggunakan nilai indeks prestasi kumulatif setiap responden. Berdasarkan pengujian uji t terhadap variabel motivasi belajar, dapat diketahui bahwa motivasi belajar secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.136 yang berarti lebih besar dari 0.05. Secara statistik variabel motivasi belajar tidak signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap indeks prestasi kumulatif. Konsep yang dikemukakan Mcclleland dalam Purwanti, 2009 tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini juga disebabkan kemampuan intelegensi mahasiswa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, kemampuan bawaan ini mahasiswa dalam menangkap penjelasan yang diberikan dosen dan jawaban responden yang tidak dapat memahami pertanyaan-pertanyaan kuesioner sesuai dengan yang diharapkan serta image dosen yang kurang baik di mata mahasiswa, sehingga menimbulkan ketakutan pada mahasiswa terhadap dosen secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi mental mahasiswa menjadi turun sehingga menyebabkan materi yang disampaikan tidak dapat tersampaikan. Secara statistik variabel motivasi belajar tidak signifikan maka tidak ada pengaruh secara nyata antara motivasi belajar dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Untuk hasil penelitian ini variabel gaya belajar sesuai dengan penelitian Purwanti 2009 yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar dan gaya belajar menjadi variabel yang dominan. Penelitian ini mempunyai hasil pengujian uji t berpengaruh secara nyata terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, bahwa semakin sering seseorang belajar dengan giat maka semakin besar peluang untuk memperoleh hasil nilai prestasi yang lebih baik terbukti pada penelitian ini. Konsep yang dikemukakan Howard Gardner terbukti. Gaya belajar seseorang yang berbeda-beda dalam menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh dosen membutuhkan cara kerja otak dalam berlogika dan kebudayaan cara kerja siswa untuk menyerap pengetahuan sehingga dibutuhkan adanya gaya belajar yaitu visual yaitu orang yang memiliki belajar, auditory yaitu belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya., reading yaitu orang yang memiliki gaya belajar reading, belajar dengan menitikberatkan pada tulisan atau catatan dan kinesthetic yaitu orang yang memiliki gaya belajar kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar orang tersebut bisa mengingatnya Anonim; 2009. Oleh karena itu modalitas dalam belajar juga sangat diperlukan untuk mendukung mahasiswa dalam memahami gaya belajarnya. Gaya belajar mahasiswa yang tinggi diikuti dengan peningkatan indeks prestasi kumulatifnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Secara statistik variabel gaya belajar berpengaruh signifikan, yang berarti terdapat pengaruh secara nyata antara gaya belajar terhadap indeks prestasi kumulatif. Pengaruh gaya belajar terhadap indeks prestasi kumulatif adalah positif yang ditunjukkan dengan nilai koesfisien regresi sebesar 0.017. Artinya semakin baik gaya belajar yang ditunjukkan dengan cara belajar yang, mengulang materi yang telah didapat dapat menambah pengetahuan maka indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur akan menjadi semakin meningkat. Berdasarkan pengujian uji t terhadap variabel berpikir kritis, dapat diketahui bahwa berpikir kritis secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa S1 reguler pagi program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.697 yang berarti lebih besar dari 0.05. Secara statistik variabel berpikir kritis tidak signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh antara berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif. Konsep yang dikemukakan Santrock 1995 bahwa berpikir kritis mengandung pengertian memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, berpikir reflektif dan bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan serta melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan Anonim, 2009 dan Shukor 2001 di zaman perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis Muhfahroyin; 2009 tidak terbukti dalam penelitian ini karena variabel berpikir kritis tidak berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif. Hal ini disebabkan kemampuan intelegensi mahasiswa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga kemampuan bawaan ini mahasiswa dalam menangkap penjelasan yang diberikan dosen dan jawaban responden yang tidak dapat memahami pertanyaan-pertanyaan kuesioner sesuai dengan yang diharapkan serta image dosen yang kurang baik di mata mahasiswa, sehingga menimbulkan ketakutan pada mahasiswa terhadap dosen secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi mental mahasiswa menjadi turun sehingga menyebabkan materi yang disampaikan tidak dapat tersampaikan, ketidakdisiplinan mahasiswa pada saat kuliah berlangsung yang cenderung malah berbicara dengan teman sebelahnya. Secara statistik variabel berpikir kritis tidak signifikan maka tidak ada pengaruh secara nyata antara berpikir kritis dengan indeks prestasi kumulatif.

4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

15 153 72

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 4 94

PENGARUH MOTIVASI, KUALITAS DOSEN PENGAJAR, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

1 4 104

PENGARUH MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 5 100

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 103

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

PENGARUH PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 95

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 20

PENGARUH PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 1 21

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 23