6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi:
1. Lingkungan Keluarga Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa faktor.
Lingkungan sosial banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah orang tua keluarga, Muhibbin
Syah,1995:138. Sedangkan menurut Roestiyah 1982:159, faktor- faktor dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:
a. Cara Mendidik Orang tua yang dalam mendidik cenderung memanjakan anak akan
menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi berbagai tantangan. Juga orang tua dalam mendidik anak secara keras,
anak cenderung akan menjadi seorang yang penakut.
b. Suasana Keluarga Hubungan antar keluarga yang kurang intimdinamis, menimbulkan
suasana kaku, tegang didalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh
kasih sayang akan dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak.
c. Pengertian dari Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak
sedang belajar hendaknya jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua
wajib memberi pengertian dan mendukungnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu
menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang
membutuhkan biaya yang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak dalam belajar,
namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan Tingkat pendidikan dan kebiasaan anggota keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Anak sedini mungkin perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk
belajar.
Menurut Winkel 1989:109 keadaan ekonomis menunjuk pada taraf kemampuan finansial keluarga. Keadaan ekonomi menunjukkan
tentang seberapa jauh keluarga membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Sementara keadaan sosial-kultur menunjuk pada
taraf kebudayaan ya ng dimiliki keluarga. Sebenarnya, yang terpenting bukanlah keadaan sosial ekonomi keluarga melainkan kondisi intern pada
siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Tetapi, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya, sikap siswa sendiri
kerap kali memnentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Dari uraian tentang lingkungan belajar
dalam keluarga di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan
berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu
yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Lingkungan Sekolah Dengan belajar manusia akan berkembang. Berdasarkan kesadaran
tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat atau pemerintah telah mendirikan suatu institut yang
mendampingi anak dalam belajarnya dan menyalurkan pengalaman- pengalaman belajar yang sedimikian rupa, sehingga menghasilkan corak
perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah W.S.Winkel, 1989:9.
Sekolah merupakan tempat anak didik belajar dan mengembangkan diri. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-
benar dapat mendukung anak untuk belajar. Menurut Roestiyah 1982:159-61, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang
datang dari sekolah yaitu: a. Interaksi Guru dan Murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa
akan merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
b. Cara Penyajian Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Tetapi jika guru yang progresif dengan berani menggunakan metode-metode baru
akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
c. Hubungan Antar Murid Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak
akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Hubungan dalam kelas tidak terbina, bahkan
hubungan masing- masing individu tidak tampak. Suasana kelas semacam ini tentu tidak diharapkan. Guru harus mampu membina
jiwahubungan kelas, agar dapat hidup gotong royong, saling kebersamaan dalam belajar bersama.
d. Standar Pelajaran diatas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam
mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis
dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan
kemampuan siswa masing- masing.
e. Media Pendidikan Saat ini banyak sekali jumlah anak yang masuk sekolah, maka
memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam
memiliki media dilihat dari jumlah dan kualitasnya.
f. Kurikulum Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar
yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar
dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
g. Keadaan Gedung Keadaan dan jumlah gedung sekolah idealnya sesuai dengan jumlah
siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan nyaman. h. Waktu Sekolah
Akibat meningkatnya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung yang belum seimbang, banyak siswa yang
terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana kurang dipertanggung jawabkan, anak seharusnya dapat istirahat, tetapi terpaksa untuk masuk
sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk, loyo dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, dimana pikiran masih
segar, jasmani dalam kondisi yang baik.
i. Pelaksanaan Disiplin Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan proses belajar kurang
disiplin, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada
sangsi. Untuk itu proses belajar perlu disiplin, guna mengembangkan motivasi belajar yang kuat.
j. Metode Belajar Banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Untuk itu
perlu pembinaan dari guru. Guru dapat mengambil metode pengajaran yang tepat dalam mengajar agar bisa efektif dan memperoleh hasil
yang tepat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k. Tugas Rumah Waktu belajar adalah di sekolah, waktu dirumah biarlah digunakan
untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan rumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lain untuk kegiatan lain.
Proses belajar mengajar di sekolah juga tidak lepas dari cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup
memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat belajar anak Ngalim Purwanto, 1990:104.
Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah lingkungan kelas yang dimana hubungan antara teman-teman tercipta
secara harmonis dan dapat mendukung proses belajar para siswa. Selain itu dalam lingkungan kelas harus mampu memenuhi persyaratan kelas
yang ideal seperti: kebersihan, ruangan yang luas dan nyaman, penerangan yang cukup dan lain- lain.
3. Lingkungan Masyarakat Siswa hidup di masyarakat. Hal ini berarti siswa adalah bagian dari
warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman
sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun yang lebih muda. Menurut Roestiyah 1982:162, anak perlu bergaul denga n anak lain untuk
mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang
tidak baik mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.
Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dapat memberi pengaruh yang baik atau yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah
dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Muhibbin Syah 1995:44 mengatakan bahwa kondisi
sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili dikawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi dibawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum
seperti lapangan olahraga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Dengan kondisi masyarakat yang demikian
akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak akan terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut Roestiyah, 1982:159-162
adalah sebagai berikut: a. Mass Media
Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat
anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan
teknologi yang semakin modern seperti televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak
berkurang dalam belajar.
b. Teman bergaul Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di
lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan
dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
c. Kegiatan lain Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan
di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar
jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.
d. Cara hidup lingkungan Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal,
besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan
dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki
kesadaran untuk belajar sendiri.
Sementara di ma syarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa lain untuk rajin belajar.
Roestiyah 1982:163 mengatakan bahwa dilingkunga n yang anak- anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk
rajin belajar tanpa perlu harus disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat
prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman yang lainnya. Apabila teman-
teman disekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata
pelajaran dapat diatasi. Biasanya dalam lingkungan masyarakat yang aman damai dan
tidak ada gangguan yang yang berarti dalam proses belajar di masyarakat akan mendukung siswa untuk belajar secara optimal yang memperoleh
prestasi belajar siswa tinggi pula. Sebagai contoh diberlakukannya jam belajar malam masyarakat secara menyeluruh ke setiap masyarakat ini
akan membuat para siswa akan merasa memiliki kewajiban sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajar untuk belajar sesuai dengan jam belajar malam di masyarakat. Hal ini akan mendorong agar selama jam belajar di masyarakat, para siswa
tidak main- main dan tidak menyia-nyiakan waktu. Jam belajar masyarakat tersebut harus didukung penuh oleh setiap anggota masyarakat, keluarga
dan juga dari pihak para siswa yang ada dalam masyarakat.
B. Prestasi Belajar Siswa