Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif Tipe STAD
seperti yang telah dilakukan: suasana kelas yang tidak mendukung, membuang waktu yang lebih lama.
3. Pemahaman Siswa
a. Sebelum STAD Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 31 siswi 1 siswi
tidak masuk sekolah, skor data tertinggi untuk variabel pemahaman siswa adalah 100 dan skor data terendah adalah 0. Berdasarkan data
tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut:
Tabel 5.5 Pemahaman Siswa Sebelum STAD
Skor Frekuensi Persentase
Kategori Kecenderungan Variabel
81-100 3 9.677
Sangat Baik
66-80,99 2 6.451
Baik 56-65,99 3
9.677 Cukup
Baik 46-55,99 0
Tidak Baik
46 23
74.195 Sangat Tidak Baik
Jumlah 31
100
Cat: dibulatkan
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 3
9.677; pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 2 6.451; pemahaman siswa dikategorikan cukup baik adalah 3
9.677; pemahaman siswa dikategorikan tidak baik adalah 0 0; pemahaman siswa dikategorikan sangat tidak baik adalah 23
74.195. Jika dilihat dari ketuntasan, siswa yang sudah tuntas lebih sedikit yaitu 5 siswa 16.12 dibandingkan dengan siswa
yang belum tuntas yaitu 27 siswa 87.096. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pemahaman siswa sebelum STAD
dikategorikan sangat tidak baik. b. Sesudah STAD pada siklus pertama
Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk variabel pemahaman siswa adalah 100 dan skor data terendah adalah
0. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai
berikut
Tabel 5.6 Pemahaman Siswa Sesudah STAD
Skor Frekuensi Persentase
Kategori Kecenderungan Variabel
81-100 26 89.656
Sangat Baik
66-80,99 3 10,344
Baik 56-65,99 0
Cukup Baik
46-55,99 0 Tidak
Baik 46
Sangat Tidak Baik Jumlah
29 100
Cat: dibulatkan
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 26
89.656; pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 3 10,344; pemahaman siswa dikategorikan cukup baik adalah 0
0; pemahaman siswa dikategorikan tidak baik adalah 0 0; pemahaman siswa dikategorikan sangat tidak baik adalah 0 0.
Jika dilihat dari ketuntasan, semua siswa sudah dapat dikategorikan tuntas yaitu 29 siswa 100. Berdasarkan hasil tersebut
disimpulkan bahwa pemahaman siswa sesudah STAD dikategorikan sangat baik.
c. Sesudah STAD pada siklus kedua Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk
variabel pemahaman siswa adalah 100 dan skor data terendah adalah 0. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut
Tabel 5.7 Pemahaman Siswa Sesudah STAD
Skor Frekuensi Persentase
Kategori Kecenderungan Variabel
81-100 27 96.4285
Sangat Baik
66-80,99 1 3,5715 Baik
56-65,99 0 Cukup
Baik 46-55,99 0
Tidak Baik
46 Sangat Tidak Baik
Jumlah 28
100
Cat: dibulatkan
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 27
96.4285 pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 1 3,5715; pemahaman siswa dikategorikan cukup baik adalah 0
0; pemahaman siswa dikategorikan tidak baik adalah 0 0; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahaman siswa dikategorikan sangat tidak baik adalah 0 0. Jika dilihat dari ketuntasan, semua siswa sudah dapat dikategorikan
tuntas yaitu 28 siswa 100 bahkan 27 siswa sudah mencapai nilai sempurna. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
pemahaman siswa sesudah STAD dikategorikan sangat baik.
1 Pembahasan
Metode cooperative learning tipe STAD diterapkan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Perbaikan proses tersebut
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para siswa. Hasil pembelajaran dalam hal ini mencakup tiga ranah yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif
Bloom dalam Sudjana 2006:22-23. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil pembelajaran pada ketiga ranah tersebut :
1.Ranah kognitif Hasil pembelajaran ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang
terdiri dari enam aspek, yakni : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh data hasil kuis siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus sebagai berikut:
Tabel 5.8 Hasil Kuis Siswa
XI IPS 3 No
Nama Kuis 1
Kuis 2
1 Rani Susanto
60 -
2 Regina Septia hardani
68.33 86.66
3 Rina Sugianto
100 100
4 Riscky Ellya Yuniawati
93.33 92.5
No Nama
Kuis 1 Kuis 2
5 Rosi Susanti
54.75 95
6 Rr. Triyanna Purnama Bulan
70 96.66
7 Servatia Mayang Setyowati
93.33 92.5
8 Shafura Febriana
54.75 95
9 Shita Agustin
100 100
10 Soni Pretty
Marpaung -
- 11 Stella
Agustina 75
83.33 12 Stella
Octaviani 80
91.25 13
Stephani Novya Putriana P. 80
91.25 14 Stephanie
Winarto 68.33
86.66 15
Susana Gramita Jati 80
91.25 16
Teresa Laura Kristi 80
91.25 17
Theresia Tri Lianita Sari 75
- 18
Tri Julian Dewi Sianturi 75
83.33 19 Tria
Anvida Elvandari
70 -
20 Triana Puspita Sari
- -
21 Valentina Cindy Steviliva F. Y.
70 96.66
22 Veneranda Puri
K. 60
88.33 23
Veronica Desi Asri Yani 75
83.33 24 Yoana
Pramudya Wardani
60 88.33
25 Yohana Ayu Permatasari
60 88.33
26 Yohana Keni Rahayu Budi S.
70 96.66
27 Yolanda Kambuaya
54.75 95
28 Yosefa Gracia Lestari S.
68.33 86.66
29 Yosephine Laura Rachelita P.
100 100
30 Yulia Fianti
- -
31 Yulia Yozephin Mainake
54.75 95
32 Yunita Hediana
93.33 -
Rata-rata kelas
73,93034 91,7976
Tabel di atas menunjukkan bahwa Pada kuis yang dilaksanakan pada siklus pertama terdapat 21 siswa yang tuntas dari 29 total siswa 72, 41
sedangkan pada kuis yang dilaksanakan pada siklus kedua terdapat 25 siswa yang tuntas dari 25 siswa 100 pada siklus kedua dapat dikatakan
semua siswa tuntas dalam pelajaran akuntansi Dari nilai kuis siklus pertama ke siklus kedua terdapat peningkatan 27, 59.
Selain itu juga, dari kedua kuis yang dilaksanakan, ternyata pada komponen rata-rata kelas terdapat kenaikan pada siklus 2 91,7976
dibanding dengan siklus 1 73,93034. Pada kuis kedua ini 80 siswa meningkat pemahamannya, 8 mengalami penurunan dan 12
memperoleh nilai sempurna. Jika dilihat dari nilai kuis tersebut, yang semakin meningkat untuk siklus kedua menandakan bahwa adanya
peningkatan pemahaman siswa. Ketika siswa tersebut paham akan materi maka ketika diadakan test hasilnya akan baik pula.
Apabila guru hendak meningkatkan pemahaman siswa, maka guru perlu memperbaiki proses pembelajaran. Guru perlu melakukan model-
model pembelajaran yang bervariatif, dengan gaya belajar yang berbeda, dapat memahami materi dengan baik. Kreatifitas dan penguasaan guru
dalam menggunakan berbagai model pembelajaran akan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran yang berfokus pada siswa dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran dalam hal ini diukur dengan menggunakan capaian nilai siswa. Ada perbedaan capaian nilai siswa
apabila dilihat dari PAP tipe II. Sebelum STAD nilai siswa dikategorikan sangat tidak baik 74.195, sedangkan sesudah STAD dikategorikan
sangat baik 89.656 untuk siklus pertama dan 96.4285 untuk siklus kedua.
2. Ranah psikomotorik Perbaikan proses pembelajaran akan berdampak pada pemahaman
siswa. Siswa akan lebih menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh guru apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Keaktifan siswa ini akan membantu siswa dalam mengingat pengetahuan lebih lama dan lebih mendalam. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni gerakan refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisasian atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif. Tabel keterlibatan siswa dalam pengerjaan tugas di dalam kelompok pada masing-masing siklus sebagai
berikut:
Tabel 5.9 Daftar keaktifan
No Nama
Siklus 1 Siklus 2
1 Rani Susanto
1 -
2 Regina Septia hardani
1 2
3 Rina Sugianto
7 2
4 Riscky Ellya Yuniawati
6 2
5 Rosi Susanti
2 2
6 Rr. Triyanna Purnama Bulan
5 2
7 Servatia Mayang Setyowati
2 2
8 Shafura Febriana
2 2
9 Shita Agustin
2 2
10 Soni Pretty
Marpaung 1
- 11 Stella
Agustina 1
2 12 Stella
Octaviani 2
3 13
Stephani Novya Putriana P. 1
2 14 Stephanie
Winarto 1
2 15
Susana Gramita Jati 1
2 16
Teresa Laura Kristi 1
2 17
Theresia Tri Lianita Sari 2
- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Nama
Siklus 1 Siklus 2
18 Tri Julian Dewi Sianturi
2 2
19 Tria Anvida
Elvandari 2
- 20
Triana Puspita Sari 1
- 21
Valentina Cindy Stevilova F. Y. 1
2 22 Veneranda
Puri K.
2 2
23 Veronica Desi Asri Yani
2 2
24 Yoana Pramudya
Wardani 1
2 25
Yohana Ayu Permatasari 1
2 26
Yohana Keni Rahayu Budi S. 1
2 27 Yolanda
Kambuaya 5
2 28
Yosefa Gracia Lestari S. 5
2 29
Yosephine Laura Rachelita P. 2
2 30 Yulia
Fianti 1
2 31
Yulia Yozephin Mainake 2
2 32 Yunita
Hediana 1
-
Tabel 5.10 Keterlibatan Siswa
Jumlah Siswa Terlibat No. Jenis Keterlibatan
Siklus 1 Siklus 2
1. Bertanya kepada anggota kelompok
5 -
2. Mengerjakan bahan
diskusi 10 21
3. Bertanya kepada guru -
2 4. Menjelaskan jawaban di
depan kelas 4 -
5. Menanggapi jawaban
1 2
6. Menyimpulkan jawaban
- -
Jumlah 20
25 Prosentase
62,5 2032 100
Keterlibatan siswa dalam bentuk bertanya merupakan keterlibatan yang sering terjadi. Aktifitas bertanya sering dilakukan pada setiap kali
pertemuan ketika siswa berada di dalam kelompok dan dalam diskusi di kelas. Dalam kelompok siswa menjadi lebih lebih berani bertanya.
Pertanyaan yang diajukan tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk kebaikan kelompok. Pada saat bertanya siswa merasa bahwa bukan
hanya dirinya sendiri saja yang kurang mengerti tentang materi yang
diberikan, tetapi juga siswa lain dalam kelompok memerlukan penjelasan lebih lanjut dari guru yang bersangkutan. Hal inilah yang memotivasi
siswa untuk bertanya kepada guru untuk memperoleh penjelasan lebih detail. Tampak dalam video disetiap kelompok terdapat proses diskusi
yang baik dimana siswa yang kurang mengerti mau aktif bertanya kepada siswa yang lebih paham. Dalam hal ini, dapat disimpulkan adanya
peningkatan keaktifan meskipun dalam diskusi kecil saja. Dalam diskusi besar, siswa menanggapi jawaban kelompok lain dan menjelaskan
jawaban di depan kelas. Selain itu juga, dari hasil refleksi siswa secara individu didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 5.11 Rekap keaktifan Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD siklus 1
Keterangan Ya
Tidak Selama kerja kelompok, saya….
a. mendengarkan orang lain 96.875
6.25 b. mengajukan pertanyaan
75 25
c. mengorganisasi ide-ide saya 75
25 d. mengorganisasi kelompok
68.75 31.25
e. mengacaukan kegiatan 25
75 f. melamun 15.625
84.375 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.12 Rekap keaktifan Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD siklus 2
Keterangan Ya
Tidak Selama kerja kelompok, saya….
a. mendengarkan orang lain 100
b. mengajukan pertanyaan 92
8 c. mengorganisasi ide-ide saya
80 20
d. mengorganisasi kelompok 88
12 e. mengacaukan kegiatan
100 f. melamun 0
100
3. Ranah afektif Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner di
dapat rata-rata minat siswa terhadap pelajaran akuntansi sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 66.04,
sedangkan rata-rata minat siswa terhadap pelajaran akuntansi setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 75.70. Hasil
dari kedua uji coba tersebut berbeda cukup jauh signifikan. Hasil analisis, selain dapat diperoleh dari nilai rata-rata sampel juga
dapat diperoleh dari nilai signifikan pada table Paired Samples T Test. Hasil yang diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 yang berarti kurang
dari dari 0,05. Jadi minat siswa terhadap pelajaran akuntansi sebelum diterapkan metode STAD dan sesudah diterapkan model kooperatif tipe
STAD terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Minat siswa terhadap pelajaran akunatnsi cenderung naik setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Jadi, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran
akuntansi. Selain itu juga, dari hasil refleksi siswa secara individu didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.13 Rekap Minat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Indikator Keberhasilan Tindakan
Komponen
Siklus 1 Siklus 2
Diskriptor
Minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
100 100 Jumlah siswa yang
memiliki minat belajar tinggi dibagi jumlah
seluruh siswa
Berdasarkan lembar refleksi yang diberikan kepada siswa menunjukkan hasil bahwa 100 siswa berminat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD baik dari
siklus pertama dan siklus kedua.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa menjadi terlatih untuk mengungkapkan pendapatnya, mendengarkan orang lain
dalam kelompok, dapat saling bertanya satu sama lain, dan saling bekerjasama untuk mengerjakan dan memecahkan tugas yang diberikan.
Selain itu juga, muncul juga sikap untuk berbagi pengetahuan dengan siswa yang lain, kejujuran siswa dalam mengerjakan soal, dan keinginan
siswa untuk lebih maju. Mereka juga senang dengan penampilan guru selama pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan selama melakukan
pembelajaran jika kelompok bertanya kepada guru, maka guru akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manjelaskan kepada kelompok sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kelompok. Penjelasan guru mendorong siswa menjadi fokus pada materi
pelajaran dan siswa menjadi mudah memahami materi yang dipelajari. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran jika dibandingkan
dengan kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan yaitu menggunakan metode tanya jawab dan ceramah. Dalam penelitian ini, siswa yang tidak
dapat mengerjakan materi terdorong untuk bertanya dan berdiskusi dengan teman yang lebih pandai dalam kelompoknya. Siswa menanyakan dan
mendiskusikan materi tersebut atas kemauan sendiri dan tidak disuruh oleh guru. Kesadaran dan keingintahuan akan materi yang dibahas muncul dari
diri siswa sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN