Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Teams Tournament pada mata pelajaran akuntansi SMA studi kasus siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri I Ngaglik

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS

TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi Kasus: Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

CHRISTINA DWI HARTANTI NIM: 041334080

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(2)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS

TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi Kasus: Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

CHRISTINA DWI HARTANTI NIM: 041334080

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. My Lord and savior Jesus Christ, yang selalu mengasihiku lebih dari yang aku tahu dan selalu menemaniku serta menguatkanku dalam menghadapi hari-hariku.

2. Orangtuaku St. Yohanes Tukijo, SE dan Florentina Sri Purwanti, S.Pd., yang telah memberikan pengorbanan, perhatian dan kasih sayang, serta dukungan dari aku lahir sampai saat ini.

3. Saudara-saudaraku: Gianta, M. Sri Hastuti W., Ign. Tri Hartanto, Yohanna Sri W., dan Natasha Meicha Unifildasari, yang memberikan inspirasi kepadaku agar aku bisa jadi kakak, adik, dan tante yang baik dan bisa menjadi teladan.

4. Drg. Dmitri Syasta Agusta, M.Kes., yang telah banyak membantu dalam banyak hal, memberikan perhatian, kasih sayang, wawasan, semangat, masukan yang berarti, dan selalu sabar dalam memberi bimbingan.


(6)

v

MOTTO

Jadilah otentik, yakni menjadi dirimu sendiri,

maka kedamaian akan selalu besertamu


(7)

(8)

(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS

TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi Kasus: Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman

Christina Dwi Hartanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman melalui penerapan metode kooperatif tipe Teams Tournament. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman bulan April-Mei 2010.

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengumpulan data lewat observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang terdapat pada Bab V.

Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Tournament dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman pada mata pelajaran Akuntansi. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan setelah diterapkan model pembelajaran sebesar 100% baik siklus pertama maupun siklus kedua. Prestasi belajar siswa juga menunjukkan prestasi yang bagus yaitu

mencapai nilai rata-rata siklus pertama 86,54 dan siklus kedua 89,81. Selain itu juga jika dilihat dari kognitif, afektif dan psikomotorik siswa juga

terdapat peningkatan yaitu untuk kognitif siswa 86,54% untuk siklus pertama sedangkan 93,70% untuk siklus kedua. Untuk ranah psikomotorik dapat dilihat dari jenis keterlibatan siswa dalam hal: bertanya kepada anggota kelompok (siklus pertama 61,54% ; siklus kedua 66,67%); mengerjakan bahan diskusi (siklus pertama 80,77% ; siklus kedua 88,89%); bertanya kepada guru (siklus pertama 46,15% ; siklus kedua 55,56%); menanggapi jawaban (siklus pertama 30,77% ; siklus kedua 33,33%) dan menyimpulkan jawaban (siklus pertama 11,54% ; 14,81%). Ranah afektif menunjukkan bahwa 91,67% untuk siklus pertama dan 100% untuk siklus kedua.


(10)

ix ABSTRACT

INCREASING STUDENT’S UNDERSTANDING BY APPLYING TEAMS TOURNAMENT TYPE LEARNING MODEL OF COOPERATIVE

LEARNING METHOD ON ACCOUNTING IN SENIOR HIGH SCHOOL A Case Study on the Eleventh Grade of Two

Social Sciences Departement of One State Senior High School in Ngaglik Sleman

Christina Dwi Hartanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to identify whether there is an improvement on understanding of the students of the 11th students of 2 Social Sciences Department Ngaglik 1 Senior High School Sleman through the cooperative model type of Teams Tournament. This research is a classroom action research which was done at the 11th students of 2 Ngaglik 1 Senior High School Sleman from April-May 2010.

The technique of data collection were observation, interview, and documentation. The data were analyzed descriptively and it can be found in Chapter V.

Based on the analysis of the data, it could be concluded that Teams Tournament learning model could improve the comprehension of the students of the IIth Grade of 2 Social Sciences Department Ngaglik 1 Senior High School Sleman in Accounting subject. It could be seen from the completion of the students who reached 100% after the application of this model in the first cycle as well as in the second cycle. Student’s learning achievement also indicated a great attainment performance that reached an average value of the first cycle (86.54) and second cycle (89.81). Besides, the effect also could be seen from students’ cognitive, affective, and psychomotoric domain which all increased. In the first cycle, students’ cognitive domain only reached 86,54%, but increased in the second cycle to 93,70%. It could be seen that the students participation in their questiont to the member of grup (first cycle is 61,54% ; second cycle is 66,67%); did the material discussion (first cycle is 80,77% ; second cycle is 88,89%); asked to the teacher (first cycle is 46,15% ; second cycle is 55,56%); responsed the answer (first cycle is 30,77% ; second cycle is 33,33%) and concluded the answer (first cycle is 11,54% ; second cycle is 14,81%). Students’ affective domain confirmed 91,67% in the first cycle and increased in the second cycle to 100% by using Teams Tournament type.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yang Mulia Yesus Kristus karena berkat kasih karunia yang besar dan dampinganNya maka penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul ”PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA: Studi Kasus: Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman” dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

9. Drs. Suharno, Kepala Sekolah, SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian; 10. Drs. Ignas Suryadi SW., SE. M.Pd., selaku Guru Mitra Penelitian, yang telah

berkolaborasi, membantu, dan membimbing peneliti dalam melakukan penelitian.

11. Para guru, tenaga administrasi, dan siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

12. Saudara-saudaraku: Gianta, M. Sri Hastuti W., Ign. Tri Hartanto, Yohanna Sri W., mbah Atmodiarjo, Natasha Meicha U., Erry, Ayu, dan mbak sisil, yang memberikan inspirasi kepadaku agar aku bisa jadi kakak, adik, dan cucu yang baik dan bisa menjadi teladan;


(12)

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 7

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 7

2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif... 9

3. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif... 9

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif... 10

5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ... 11

6. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 12

7. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 13

8. Lima Tipe Pembelajaran Kooperatif... 13

B. Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe TGT ... 14

1. Pengertian TGT... 14

2. Komponen dalam TGT ... 15

C. Pemahaman Siswa... 17

1. Pengertian Pemahaman ... 17

2. Pengertian Akuntansi ... 18

3. Pengukuran Tingkat Pemahaman... 18

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 19

1. Pengertian PTK ... 19

2. Karakteristik PTK ... 20

3. Tujuan PTK... 20

4. Manfaat PTK... 21


(14)

xiii

E. Kerangka Berpikir... 22

F. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian... 25

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Prosedur Analisis dan Interprestasi Data Penelitian ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 36

A. Sejarah Berdirinya Sekolah... 36

B. Visi Misi Sekolah... 37

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 38

D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik... 40

E. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngaglik ... 55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Observasi ... 56

1. Observasi Pendahuluan ... 56

a. Observasi Guru ... 57

b. Observasi Siswa ... 58

c. Observasi Kelas... 59

B. Temuan Lapangan... 63

1. Siklus Pertama... 63

a. Perencanaan... 64

b. Tindakan... 66

c. Observasi... 70

d. Refleksi ... 74

2. Siklus Kedua ... 82

a. Perencanaan ... 82

b. Tindakan ... 85

c. Observasi ... 88

d. Refleksi ... 91

C. Pemahaman Siswa... 96

1. Sebelum Teams Tournament... 96

2. Sesudah Teams Tournament pada siklus pertama... 97

3. Sesudah Teams Tournament pada siklus kedua ... 98

D. Pembahasan... 99

a. Ranah Kognitif ... 100

b. Ranah Psikomotorik ... 102

c. Ranah Afektif ... 105

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Keterbatasan Penelitian... 109


(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN...


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian ... 19

Tabel 4.1 Daftar Sarana/ Ruang SMA Negeri Ngaglik... 38

Tabel 4.2 Daftar Pengadaan Barang dan Perbaikan Gedung SMA Negeri 1 Ngaglik ... 39

Tabel 4.3 Daftar Guru SMA Negeri 1 Ngaglik... 50

Tabel 4.4 Daftar Karyawan SMA Negeri 1 Ngaglik... 52

Tabel 4.5 Daftar Siswa SMA Negeri 1 Ngaglik... 54

Tabel 5.1 Aktivitas Guru Pada Siklus I... 71

Tabel 5.2 Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 73

Tabel 5.3 Daftar Nilai Kelas XI IPS 2 Siklus I ... 76

Tabel 5.4 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament... 77

Tabel 5.5 Refleksi Siswa terhadap perangkat Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament ... 79

Tabel 5.6 Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 88

Tabel 5.7 Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 90

Tabel 5.8 Daftar Nilai Kelas XI IPS 2 Siklus II... 91

Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament... 92

Tabel 5.10 Refleksi Siswa terhadap perangkat Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament ... 94

Tabel 5.11 Pemahaman Siswa Sebelum Teams Tournament... 97

Tabel 5.12 Pemahaman Siswa Sesudah Teams Tournament ... 98

Tabel 5.13 Pemahaman Siswa Sesudah Teams Tournament ... 99

Tabel 5.14 Hasil Turnamen Siswa Kelas XI IPS 2 ... 100

Tabel 5.15 Daftar Keaktifan... 103

Tabel 5.16 Keterlibatan Siswa ... 103

Tabel 5.17 Rekap Keaktifan Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus I... 104

Tabel 5.18 Rekap Keaktifan Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus II ... 105

Tabel 5.19 Rekap Minat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament ... 106


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I... 113

Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ... 136

Lampiran 2a Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran ... 153

Lampiran 2b Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 155

Lampiran 2c Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran ... 157

Lampiran 3a Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I... 159

Lampiran 3b Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran siklus II ... 160

Lampiran 4a Instrument Penilaian Proses Belajar Terhadap Siswa Siklus I ... 161

Lampiran 4b Instrument Penilaian Proses Belajar Terhadap Siswa Siklus II ... 162

Lampiran 5a Instrument Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus I... 163

Lampiran 5b Instrument Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus II ... 165

Lampiran 6a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus I ... 167

Lampiran 6b Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Tournament Siklus II ... 168

Lampiran 7 Daftar Nilai Kleas XI IPS 2 Siklus I ... 170

Lampiran 8 Daftar Nilai Kleas XI IPS 2 Siklus II... 171

Lampiran 9 Hasil Turnamen Siswa XI IPS 2 ... 172

Lampiran 10 Daftar Nama Kelompok ... 173

Lampiran 11 Kuesioner Minat... 174

Lampiran 12a Tabulasi Minat Siswa Pra penelitian... 176

Lampiran 12b Tabulasi Minat Siswa Siklus I ... 177

Lampiran 12c Tabulasi Minat Siswa Siklus II ... 178

Lampiran 12 Perhitungan Rata-Rata Minat Siswa Mengikuti Pelajaran Akuntansi ... 179

Lampiran 13 Surat Keterangan Ijin dari BAPEDA KOTA ... 180

Lampiran 14 Surat Keterangan Ijin dari BAPEDA Kabupaten... 181


(19)

BAB I PENDAHULUAN .

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia pendidikan kegiatan belajar-mengajar merupakan proses komunikasi antara siswa dan guru. Di dalam komunikasi tersebut guru melibatkan siswa sebagai sasaran sekaligus sebagai subjek pembelajaran. Komunikasi ini tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan dapat menimbulkan kebingungan bagi siswa sebab di dalam proses komunikasi dapat terjadi salah pengertian dan salah dalam memahami konsep si pembicara. Di dalam interaksi belajar berhasilnya proses belajar-mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk kepentingan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar-mengajar adalah siswa dapat mengerti dan memahami konsep materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Namun demikian, terdapat juga faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut, yakni kreativitas siswa. Ini mengandaikan bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran pada hakikatnya lebih ditentukan oleh si siswa itu sendiri.

Oleh karena itu, tugas seorang guru tidaklah mudah. Seorang guru harus menyadari dan memahami segala sesuatu yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif, dapat mengantarkan peserta didik sampai ke tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,


(20)

menyenangkan, dan menantang. Hal tersebut akan memotivasi peserta didik dalam berpartisipasi aktif, memotivasi mereka untuk lebih kreatif, mandiri, mengembangkan bakat dan minat, serta mendukung perkembangan fisik serta psikologis mereka.

Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik aspek pengetahuan dan keterampilan maupun sikap. Proses pembelajaran yang formal ini akan membuat tujuan pembelajaran lebih terarah.

Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa guru dan siswa kerap kali menemukan berbagai kesulitan yang menghambat berlangsungnya proses pembelajaran di semua bidang pelajaran. Pada pelajaran Akuntansi misalnya, hambatan tersebut terjadi karena akuntansi lebih banyak bergelut dengan angka-angka dan penjurnalan yang lebih menitik beratkan pada logika matematika. Ironisnya, pelajaran Akuntansi merupakan salah satu pelajaran yang harus dipahami dengan baik karena pelajaran ini merupakan salah satu pelajaran yang diujikan pada saat Ujian Nasional. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui hambatan-hambatan yang sering muncul pada saat proses komunikasi atau pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan pembelajaran belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan siswa. Metode yang sering dipakai pada saat ini adalah metode ceramah dan tanya jawab yang oleh sebagian besar siswa


(21)

dianggap tidak menarik dan membosankan. Sebagian besar siswa belum menyadari tanggungjawabnya untuk menyelesaikan tugas atau latihan soal yang diberikan oleh guru. Mereka cenderung lebih senang bermain telephon

cellular (HP), acuh tak acuh, tidur-tiduran, mendengarkan musik,

membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru memberikan latihan soal. Sikap seperti ini terjadi karena mereka merasa kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Metode ceramah dan tanya jawab tadi bahkan menjadi sangat tidak obyektif ketika harus diimplementasikan pada jam terakhir (pukul 12.15-13.45 wib) sebab pada durasi waktu tersebut pada umumnya siswa sudah terlihat lelah, bahkan mengantuk.

Seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Salah satu metode pengajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode

cooperative learning. Cooperative learning adalah pemanfaatan kelompok

kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama anggota lainnya di dalam satu kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe, salah satunya adalah tipe Teams Tournament. Teams

Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan. Metode ini melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur latihan soal yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Diharapkan penggunaan metode


(22)

Teams Tournament ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan

pemahaman belajar akuntansi melalui kerja kelompok. Siswa akan berdiskusi dengan teman-temannya. Selain itu, dengan menggunakan sistem latihan soal akademik pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE

TEAMS TOURNAMENT PADA

MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tindakan dilakukan untuk mengetahui tentang metode-metode kooperatif. Penelitian ini akan memfokuskan pada tipe Teams Tournament pada variabel peningkatan pemahaman siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalahnya dapat dirumuskan, apakah ada peningkatan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi melalui penerapan metode kooperatif tipe Teams


(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ada peningkatan pemahaman dalam rangka menyelesaikan soal-soal akuntansi melalui penerapan metode kooperatif tipe

Teams Tournament.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan semakin terbiasa melakukan penelitian tindakan, khususnya dalam meningkatkan pemahaman belajar. 2. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam belajar untuk mempermudah mereka dalam memahami materi.

3. Bagi SMA Negeri I Ngaglik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan dampak pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas sekolah.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memberikan dukungan para guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk peningkatan pemahaman belajar,


(24)

khususnya pendekatan pembelajaran cooperative learning sebagai salah satu cara memecahkan masalah pembelajaran.

5. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian lebih lanjut.


(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut pendapat (Solihatin dan Raharjo, 2007:4), cooperative

learning adalah suatu model pembelajaran tempat siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Menurut (Catur R dan Suseno, 2007:227), pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikan rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi di dalam suatu kelompok dan masing-masing peserta bertanggung jawab penuh atas aktivitas yang mereka jalani. Seperti yang dikemukakan oleh (Solihatin dan Raharjo, 2007:4-5) cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model

cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat

kooperatif”, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interpedensi (saling melengkapi) yang efektif di antara anggota kelompok. Selain itu, Stahl mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa


(26)

sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar (Solihatin dan Raharjo, 2007:5).

Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari (Solihatin dan Raharjo, 2007:5).

Model belajar cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikap mereka sesuai dengan kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sama antar kelompok dalam meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.

Model belajar cooperative learning mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi (Solihatin dan Raharjo, 2007:5).

Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok. Dalam hal ini setiap


(27)

anggota mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama.

2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Unsur pembelajaran kooperatif menurut Muslimin Ibrahim (Widanarto, 2006:17), yaitu:

1) Adanya anggapan bahwa kelompok “sehidup sepenanggungan bersama”.

2) Adanya tanggung jawab setiap anggota kelompok. 3) Adanya kesamaan tujuan yang hendak dicapai.

4) Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab yang sama.

5) Adanya kesamaan hadiah atau penghargaan terhadap semua anggota kelompok.

6) Adanya pertanggungjawaban terhadap materi secara individual.

7) Adanya kebutuhan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.

3. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Menurut (Sanjaya, 2006:242-244), mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki empat karakteristik. Empat karakteristik tersebut adalah:

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran secara tim (kelompok) diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap anggota dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif Empat fungsi pokok manajemen kooperatif:


(28)

a) Fungsi perencanaan

Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik, agar proses belajar dapat berjalan efektif.

b) Fungsi pelaksanaan

Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai perencanaan.

c) Fungsi organisasi

Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.

d) Fungsi kontrol

Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja sama, bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, tetapi juga diperlukan adanya sikap saling membantu.

4) Keterampilan bekerja sama

Setelah memiliki kemampuan untuk bekerjasama, siswa perlu didorong untuk mau dan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota kelompoknya sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut (Sanjaya, 2006:244-245), pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip yaitu:

1) Prinsip ketergantungan positif

Dengan pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok sangat tergantung usaha setiap anggota kelompok dalam mengerjakan tugasnya. Pembagian tugas didasarkan pada kemampuan masing-masing anggota kelompok.

Ketergantungan positif artinya bahwa semua tugas dapat terselesaikan karena adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih, diharapkan mau membantu anggota yang lain untuk melaksanakan tugasnya.


(29)

2) Tanggung jawab perseorangan

Keberhasilan kelompok tergantung pada anggotanya. Maka, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan tugasnya dan memberikan yang terbaik bagi keberhasilan kelompoknya.

3) Interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang luas kepada kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi, dan saling membelajarkan dengan cara bekerjasama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4) Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk mampu melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali kemampuan berkomunikasi.

5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Menurut pendapat (Sanjaya, 2006:246-247), mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif memiliki empat tahap yaitu:

1) Penjelasan materi

Pada tahap ini, guru menyampaikan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Untuk menguasai materi tersebut siswa akan dibagi dalam kelompok. Pada kegiatan ini guru dapat menggunakan metode ceramah dan diskusi serta dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar lebih menarik perhatian siswa.

2) Belajar dalam kelompok

Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan anggotanya, baik itu gender, agama, sosial-ekonomi, maupun perbedaan kemampuan akademisnya. Dalam kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Ini dimaksudkan agar anggota yang memiliki kemampuan akademis tinggi dapat berbagi ilmu dan pengetahuan kepada anggota yang memiliki kemampuan akademis yang kurang. Melalui pembelajaran dalam kelompok siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan, membandingkan jawaban dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.


(30)

3) Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan tes atau kuis, baik secara individual maupun kelompok. Tes individual akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, sedangkan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap individu adalah penggabungkan dari penilaian tes individual dan tes kelompok dibagi dua.

4) Pengakuan tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Hal ini diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan memotivasi kelompok lain untuk mampu meningkatkan prestasi mereka.

6. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Menurut pendapat (Sanjaya, 2006:247-248) juga memaparkan beberapa keunggulan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:

1) Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru, akan tetapi siswa dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dan gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

3) Siswa dapat menyadari atas segala keterbatasannya dan menerima segala perbedaan.

4) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5) Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan akademiknya maupun sosialnya.

6) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamanya sendiri, serta dapat menerima umpan balik belajar abstrak menjadi nyata.

7) Meningkatkan kemampuan siswa dengan informasi dan kemampuan yang ada.


(31)

8) Interaksi siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir.

7. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Disamping keunggulan (Sanjaya, 2006:248-249) juga memaparkan beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif, antara lain:

1) Siswa yang memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap memiliki kemampuan kurang. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. 2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

3) Penilaian yang diberikan kepada kelompok dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Dengan demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil prestasi yang diharapkan adalah hasil individu siswa.

4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang panjang. Hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan.

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

8. Lima Tipe Pembelajaran Kooperatif Stavin (Catur R dan Suseno, 2007:228):

1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah


(32)

semua kelompok sudah selesai mengerjakan, dosen memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.

2) Teams Games Tournament (TGT)

Tipe ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakan adalah dalam tipe TGT tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan latihan soal akademik seperti cerdas cermat. Skor (nilai) team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok.

3) Jigsaw

Tiap kelompok dalam tipe ini akan terdiri 5 atau 6 orang. Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.

4) Learning Together

Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pelajaran. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dalam 4 sampai 6 orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok, kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual, yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

5) Group Investigation

Dalam metode ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskan kepada seluruh siswa di kelas.

B. Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe Teams Games Tournament (TGT)

1. Pengertian TGT

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement (penguatan kembali), seperti memberi apresiasi terhadap yang dilakukan


(33)

siswa. Misalnya mengungkapkan kata, “Ya!”, “Benar!”, “Betul!”, atau dengan mimik atau gerakan tubuh (mengacungkan ibu jari, mengangguk, tersenyum). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. (http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html), sedangkan menurut Saco (http://suhadinet.wordpress.com/2008/03/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments/), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

2. Komponen dalam TGT

Komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut (Slavin, 1995:84-88), yaitu:

a. Presentasi Kelas

Materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar diperkenalkan kepada siswa melalui pengajaran secara langsung yang dipandu oleh guru. Selama guru menyampaikan materi, siswa harus memperhatikan. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal pada kegiatan belajar kelompok. Presentasi materi oleh guru menurut (Slavin, 1995:77), mencakup tiga hal yaitu pendahuluan, pengembangan dan memandu latihan.


(34)

a) Pendahuluan

Dalam pendahuluan guru menyampaikan kepada siswa apa yang akan mereka pelajari hari itu dan mengapa hal itu penting dipelajari.

b) Pengembangan

1) Dalam menyampaikan materi guru tidak menyimpang dari materi yang akan diujikan

2) Guru memperagakan konsep bisa dengan alat peraga

3) Guru menguji pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan

4) Guru menjelaskan mengapa suatu jawaban benar dan mengapa suatu jawaban salah, kecuali memang telah jelas

5) Segera berganti konsep jika siswa telah menangkap pengertian dari materi yang disampaikan

c) Memandu latihan

1) Guru mengkondisikan siswa untuk menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh guru

2) Guru memanggil siswa secara acak, hal ini penting agar seluruh siswa menyiapkan jawaban atas pertanyaan guru.

b. Kelompok (Teams)

Kelompok atau tim terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen berdasarkan kemampuan siswa. Selama kegiatan kelompok berlangsung, masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pelajaran tersebut. Sebelum memulai belajar kelompok, guru dapat menjelaskan beberapa sikap yang perlu diterapkan kepada siswa agar kerja sama dalam kelompok dapat berjalan dengan efektif. Pada waktu diskusi, seluruh anggota kelompok hendaknya berbicara dengan suara pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan jawaban secara bersama-sama, jika ada pertanyaan hendaknya bertanya dahulu pada teman lain dalam kelompok sebelum bertanya pada guru, membantu teman lain yang mengalami kesulitan. Selama siswa belajar dalam kelompok, sebaiknya guru berkeliling kelas, memuji pekerjaan siswa, memonitor pekerjaan siswa dan jalannya belajar kelompok.

c. Permainan (Games)

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa selama mengikuti kelas presentasi dan belajar dalam kelompok. Dimana permainan ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi sewaktu guru menyajikan materi dan latihan kelompok. Permainan dilakukan di meja turnamen oleh wakil dari masing-masing kelompok. Permainan adalah berupa pertanyaan yang dinomori pada selembar kertas, seorang siswa mengambil nomor kartu dan mencoba


(35)

menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diambil itu kemudian mencocokan jawaban bersama-sama dengan teman dalam satu meja turnamen.

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen dalam hal ini adalah suatu pertandingan antaranggota kelompok yang berbeda. Turnamen diadakan sesudah guru menyajikan materi dan siswa belajar dalam kelompok. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 5 meja turnamen yaitu meja I ada 4 siswa dengan kemampuan tinggi, meja II ada 4 siswa dengan kemampuan sedang, meja III ada 4 siswa dengan kemampuan sedang, meja IV ada 3 siswa dengan kemampuan rendah, dan meja V ada 2 siswa dengan kemampuan rendah. Jalannya turnamen adalah sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang benar dalam menjawab pertanyaan berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

Kelompok yang telah memenangkan pertandingan akan mendapat sertifikat penghargaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlah poin yang didapat pada skor lembar Latihan soal setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya.

C. Pemahaman Siswa

1. Pengertian Pemahaman

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991)

pemahaman adalah “proses, perbuatan atau cara memahami dan memahamkan”.


(36)

2. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2002:7).

3. Pengukuran Tingkat Pemahaman

Menurut (Suwardjono, 1991:23), menyatakan ukuran pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata kuliah dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Menurut (Arikunto, 1991:241-245), ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

a. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50, ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.

b. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10 adalah tertinggi.

c. Skala 100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 0-10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

d. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D, dan E.


(37)

Tabel 2.1 Skala Penilaian

Angka 10 Angka 100 Huruf Keterangan 8.0 – 10 80 – 100 A Sangat baik

6.6 – 7.9 66 - 79 B Baik

5.6 – 6.5 56 - 65 C Cukup

4.0 – 5.5 40 - 55 D Kurang

3.0 – 3.9 30 - 39 E Gagal

Sumber: Suharsimi Arikunto (1991)

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK

Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007:16). Sedangkan dalam Bahasa Inggris PTK diartikan dengan

Classroom Action Research, disingkat CAR. Ada tiga kata yang

membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan (Aqib, 2006:12) yaitu:

a. Penelitian

Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas

Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.


(38)

2. Karakteristik PTK

Yang dimaksud dengan karakteristik adalah ciri utama yang membedakan penelitian tindakan kelas dengan berbagai jenis penelitian lainnya (Susilo, 2007:17), yaitu:

a. Ditinjau dari segi permasalahan, karakteristik PTK adalah masalah yang diangkat berangkat dari persoalan praktik dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.

b. Penelitian tindakan kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik dan proses pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan masalah melalui suatu tindakan aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.

c. Karakteristik yang unik dari penelitian tindakan kelas, yaitu adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas. Jika penelitian yang dilakukan hanya sekedar ingin tahu tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan atau permasalahan maka penelitian itu tidak bisa disebut sebagai penelitian tindakan kelas.

d. Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.

3. Tujuan PTK (Susilo, 2007:17)

a. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.


(39)

e. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.

4. Manfaat PTK (Susilo, 2007: 18)

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara lain:

a. Inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik.

Disamping itu ada manfaat lain yang akan diperoleh guru baik secara professional dan fungsional dalam meningkatkan kariernya, antara lain:

a. Melalui PTK secara kolaboratif akan tercipta peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru.

b. Karya tulis ilimiah semakin diperlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya, dan dalam rangka membuat rancangan penelitian tindakan kelas yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

5. Siklus PTK

Model PTK secara umum dilakukan melaui proses berulang yang tiap siklus terdiri dari 4 langkah sebagai berikut:


(40)

a. Perencanaan tindakan

Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Observasi tindakan

Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru biasa dibantu pengamat luar (teman sejawat atau orang yang berkompeten).

d. Refleksi terhadap tindakan

Memproses data yang diperoleh dari observasi tindakan. Data yang diperoleh ditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan. Refleksi dapat dilakukan guru dengan bantuan pengamat atau orang lain yang berkompeten. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dilakukan evaluasi terhadap tindakan, yaitu untuk menilai sejauh mana tindakan telah dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK selesai. Jika tindakan belum dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK masih dilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru.

E. Kerangka Berpikir

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan


(41)

bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan Latihan soal akademik. Dalam Latihan soal akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, di mana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja latihan soal diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat

pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam Latihan soal akademik

dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu. (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-Latihan soal-tournaments-tgt/).

F. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Widiarti, 2009:106), yang memiliki judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)” menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif menunjukkan adanya peningkatan dalam hal: hasrat dan keinginan berhasil; dorongan dan kebutuhan dalam


(42)

belajar; harapan dan cita-cita masa depan; penghargaan dalam belajar; kegiatan yang menarik dalam belajar; dan lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Akuntansi dalam penelitian

ini sudah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X jurusan Akuntansi.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan (Hapsari, 2009:102) dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA” menyatakan bahwa model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas

XI IPS pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar refleksi yang diberikan kepada siswa yang menunjukkan hasil bahwa 100% siswa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD baik dari siklus pertama dan siklus kedua.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), tetapi menggunakan data-data kuantitatif, yakni data-data yang

mendasarkan diri pada angka-angka dan jumlah. Menurut (Arikunto, 2007:58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian ini merupakan satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, penelitian tindakan kelas diterapkan pada mata pelajaran akuntansi. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N I Ngaglik Sleman.


(44)

2. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament dalam mata pelajaran Akuntansi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA N I Ngaglik Sleman 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010.

D. Prosedur Penelitian

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan prapenelitian a. Observasi pada guru

Salah satu bentuk instrumen observasi adalah observasi anekdoktal (anecdotal record). Observasi terhadap guru meliputi kegiatan prapembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media/ sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar,


(45)

penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup (melakukan refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut setelah pembelajaran).

b. Observasi pada siswa

Observasi anekdotal terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing individu (siswa) dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat pembelajaran. Observasi terhadap siswa meliputi kegiatan prapembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok).

c. Observasi pada kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan suasana pembelajaran dalam kelas (kerjasama dan hubungan antar siswa).


(46)

2. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan/ tatap muka di kelas. Kegiatan tersebut meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament, yaitu meliputi:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa. Dasar yang digunakan untuk memetakan siswa adalah daftar nilai sebelumnya. Setelah mengetahui hasil siswa, kemudian peneliti dan guru merangking siswa dari siswa yang mempunyai nilai tertinggi sampai dengan siswa yang mempunyai nilai terendah. Kemudian membagi siswa secara heterogen berdasarkan tingkat prestasi dan jenis kelamin, menjadi kelompok kecil yang masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe

Teams Tournament, materi presentasi, latihan soal, lembar jawab

siswa, meja turnamen, hadiah sebagai penghargaan. 2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) Instrument pengamatan terhadap Guru dalam proses pembelajaran.


(47)

(Adopsi: Rini Hapsari, 2009 point 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15 dan Crescentiana Sri Widiarti, 2009 poit 1, 2, 5, 12, 13, 14).

b) Instrument penilaian proses belajar terhadap siswa (Adopsi Lusia Rini Hapsari, 2009).

c) Instrument refleksi kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Tournament (Adopsi Crescentiana Sri Widiarti, 2009).

d) Instrument refleksi siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament (Adopsi Crescentiana Sri Widiarti, 2009).

e) Lembar penilaian kemampuan siswa merangkum dengan benar presentasi guru dalam catatan kelompok.

f) Lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerja sama. g) Lembar penilaian kemampuan siswa dengan mengadakan

evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami tiap siswa selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament. b. Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Team Tournament sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(48)

1) Presentasi kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi pelajaran dalam presentasi kelas, baik dengan metode ceramah maupun diskusi. Selama guru menyampaikan materi, siswa diharapkan untuk memperhatikan dengan tujuan agar mereka dapat membantu siswa lainnya dalam kerja kelompok.

2) Membagi siswa dalam kelompok

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan 4-5 siswa, dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut.

3) Latihan soal

Latihan soal ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan tujuan untuk menguji pengetahuan siswa dalam presentasi kelas oleh guru dan belajar kelompok. 4) Turnamen

Turnamen dilakukan pada akhir siklus atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Setiap kelompok akan bertanding dalam meja turnamen dan akan dipertandingkan kemampuannya. Setiap kelompok yang benar dalam menjawab pertanyaan akan mendapat skor.


(49)

5) Penghargaan kelompok

Berdasarkan skor yang diperoleh dalam turnamen, guru akan mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat penghargaan sesuai skor yang didapatkan. c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: pengamatan terhadap guru, pengamatan terhadap siswa dalam diskusi di kelas, dan pengamatan terhadap interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Pengamatan juga dilakukan menggunakan perekaman dengan video

camcorder.

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan yaitu:

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan atau instrument yang perlu disempurnakan).

2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.


(50)

e. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini: 1. Instrumen prapenelitian

a. Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas

b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas

c. Instrumen observasi terhadap kelas

d. Kuesioner minat (Adopsi Lusia Rini Hapsari, 2009) 2. Siklus pertama

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Tournament dengan menggunakan instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini disusun oleh peneliti untuk menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, seperti materi pelajaran dan strategi pembelajaran serta


(51)

kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang direncanakan.

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

Teams Tournament yang diperlukan meliputi: format daftar nilai siswa

kelas XI IPS 2, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar kerja kelompok, lembar skor kelompok.

c. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru dan lembar refleksi siswa.

F. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data presentasi belajar siswa.

1) Pengumpulan data

a. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan untuk


(52)

mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga melihat partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara dilakukan terhadap siswa untuk mendapat masukan mengenai kesulitan siswa dalam proses pembelajaran, harapan siswa pada guru dan usulan siswa untuk memperbaiki proses pembelajaran. c. Dokumentasi menyangkut para partisipan penelitian untuk

menyediakan kerangka bagi data mendasar, termasuk di dalamnya hasil diskusi, keaktifan siswa, minat siswa, persiapan siswa sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar), hubungan antara guru dan siswa. 2) Proses pengumpulan data dan pembagian tugas

No Kegiatan Petugas Output

1 Pengembangan rencana

pembelajaran

Peneliti dan guru •

Rencana pembelajaran dengan model Teams Tournament 2 Pengajaran di

kelas

Guru •Data keaktifan siswa bertanya.

•Interaksi siswa dengan kelompok.

•Interaksi guru dan siswa.

•Minat siswa

•Dinamika kelompok berdasarkan rencana pembelajaran yang dibuat 3 Evaluasi Peneliti

dan guru •

Tingkat pemahaman siswa terhadap materi Akuntansi

•Skor masing-masing kelompok

•Ketuntasan belajar 4 Refleksi Peneliti

dan guru •

Outcome hasil pembelajaran •Rancangan pelaksanaan siklus

kedua 3) Analisis hasil pengamatan

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang melihat kecenderungan terjadinya aktivitas pada setiap indikator yang diamati dengan pendekatan Teams Tournament.


(53)

4) Analisis pemahaman belajar siswa

Untuk mengukur pemahaman belajar siswa digunakan analisis deskriptif (skor rata-rata tiap satu siklus), kemudian membandingkan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Pada siklus I dikumpulkan semua nilai ke dalam daftar nilai. Dalam siklus I dapat dilihat dari nilai pre

test dan post test. Nilai pre test dibandingkan post test dengan

menggunakan PAP tipe II, lalu dilihat apakah ada kemajuan atau tidak dari siswa. Untuk siklus II sama dengan siklus I. Jika telah dilakukan siklus II, maka nilai yang ada dalam siklus I dibandingkan dengan siklus II. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah hasil dari pre test dan post test siklus I dibandingkan dengan post test siklus II. Dari perbandingan nilai tersebut apakah ada peningkatan pemahaman secara signifikan. Nilai pre test dibandingkan dengan nilai post test menggunakan nilai minimal ketuntasan yang telah ditentukan oleh SMA N 1 Ngaglik yaitu 65.

Selain itu juga pemahaman siswa dapat dilihat dari segi kognitif siswa, afektif dan psikomotorik. Segi kognitif dapat diperoleh dengan membandingkan turnamen siklus I dan turnamen siklus II, sedangkan segi psikomotorik dapat diamati dari setiap siswa serta segi afektif dapat dilihat dengan membandingkan kuesioner minat yang dibagikan sebelum menerapkan metode Teams Tournament dan setelah menerapkan metode


(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Sekolah

SMA Negeri 1 Ngaglik di Donoharjo, Ngaglik, Sleman dibuka pada tanggal 2 Februari 1968 dengan nama SMA Negeri Donoharjo SMA Negeri Sleman. Pada waktu itu jabatan Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak R. Sukar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Agustus 1974, Nomor 0219/O/1974, yang memutuskan mulai tanggal 1 Juli 1974 berubah menjadi SMA Negeri Donoharjo. Untuk pelaksanaan proses belajar-mengajar SMA Negeri Donoharjo ini menempati gedung milik Kelurahan Donoharjo. Selain itu, untuk sementara waktu SMA Negeri Donoharjo pengelolaan dan pembinaannya diserahkan kepada SMA Negeri Sleman.

Kepedulian para tokoh masyarakat di Desa Donoharjo, Ngaglik, Sleman menjadi latar belakang didirikannya SMA Donoharjo ini. Mereka mengusulkan kepada pemerintah agar mendirikan SMA di Desa Donoharjo, Ngaglik, Sleman. Alasan lain adalah waktu dan jarak tempuh yang cukup jauh bagi mereka yang ingin bersekolah di tempat lain. Biasanya mereka bersekolah di SMA di sekitar Medari, Sleman.

Berbagai pertimbangan diatas melalui Proyek Peningkatan Gedung Sekolah dan bantuan anggota BPPP. Pada akhirnya berdirilah SMA Negeri Donoharjo pada tanggal 2 Februari 1968, kini SMA Negeri Donoharjo dikenal


(55)

dengan nama SMA Negeri 1 Ngaglik. Adapun letak geografis SMA Negeri 1 Ngaglik berada di Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, tepatnya di dusun kayunan, jalan Yogya pulo Watu dari arah Monumen Yogya kembali ke utara kurang lebih tujuh km.

B. Visi dan Misi Sekolah 1. Visi Sekolah

Unggul dalam berprestasi berakar pada budaya bangsa 2. Misi Sekolah

a. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sekolah baik guru, staf tata usaha siswa maupun sarana dan prasarana yang tersedia.

b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan bimbingan guna mengembangkan kreativitas siswa.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

d. Membudayakan semangat peningkatan mutu kerja secara intensif

e. Meningkatkan keterampilan dan pelatihan melalui kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang dimiliki

f. Menciptakan wahana dan suasana kondusif

g. Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada sistem dan nilai, adat istiadat, agama, budaya masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan dunia luar.


(56)

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan

Lokasi SMA Negeri 1 Ngaglik jauh dari keramaian kota yaitu terletak kurang lebih tujuh km ke arah utara dari jalan Ring Road Utara. SMA Negeri 1 Ngaglik juga memiliki lingkungan fisik yang cukup baik dan memiliki bangunan permanen. Dengan adanya jendela dalam setiap ruangan maka sirkulasi udara menjadi lancar, sehingga proses belajar mengajar menjadi kondusif. Halaman dengan rumput serta tanaman yang rindang menimbulkan kesejukan di lingkungan sekolahan. Untuk kegiatan olah raga dan upacara SMA Negeri 1 Ngaglik mempunyai lapangan yang cukup luas. Lapangan tersebut oleh masyarakat sekitar juga sering digunakan untuk sepak bola, sedangkan halaman belakang SMA Negeri 1 Ngaglik digunakan sebagai tempat parkir kendaraan siswa. Adapun rincian keadaan Sarana Prasarana sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar sarana/ ruang SMA Negeri 1 Ngaglik Jenis sarana/Ruang Jumlah Luas Keterangan

Ruang kelas 18 1.793

Laboratorium IPA 3 449.74 Laboratorium Komputer 1 217

Perpustakaan 1 225.5

Keterampilan 1 117

UKS 1 9

Aula 1 137.5

OSIS 1 73.75


(57)

Guru 1 315.6

Kepala Sekolah 1 39.6

Tata usaha 1 156

Kamar mandi/ WC 14 46.1

BK/BP 1 52.8

Gudang 2 44

Tempat Parkir 2 366 Guru/ karyawan/ siswa

Lapangan basket 1 Untuk umum

Lapangan Volli 1 Untuk umum

Lapanan Sepak bola 1 Untuk umum Kebun/ halaman 3.331.50

Tabel 4.2

Daftar pengadaan barang dan perbaikan gedung SMA Negeri 1 Ngaglik

Nama barang/ jenis ruang Jumlah Keterangan Meja kursi ruang guru 35 unit

Mesin jahit 10 buah

Mesin obras 1 buah

Komputer 30 unit

Printer 4 unit

Laptop 4 unit

LCD 3 unit

Foto kopi 1 unit

Mesin Riso 1 unit

Scaner 1 unit

Handycam 1 unit

Tustel Digital 1 unit


(58)

Ruang 17 ruang

Ruang gedung 1 ruang

Ruang lab. Fisika/ Kimia 2 ruang Ruang agama khatolik 1 ruang

Ruang BP/ BK 1 ruang

Ruang Masjid 1 ruang

Tempat sepeda siswa 1 ruang

Aula akibat gempa

Penambahan ruang guru

D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik

1. Kepala Sekolah yang pernah memimpin sekolah ini sejak berdirinya sekolah sampai sekarang adalah:

(1) R. Sukar (2) Drs. Suratno (3) Soewarno, B. A (4) Drs. A. Sulistiyo (5) Teguh Harnadi, B. A (6) Suroso Budi Santoso (7) Dr. Hj. Alipyanti

(8) Drs. Mawardi Hadisuyitno (9) Drs. Suharno

Secara garis besar tanggung jawab kepala sekolah adalah sebagai berikut:


(59)

a. Kegiatan Kepala Sekolah meliputi semua kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan di dalam sekolah.

b. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sekolah dapat menunjuk seorang atau beberapa guru yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan sekolah.

c. Kepala Sekolah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah yang dipimpinnya.

d. Terhadap kegiatan sekolah yang belum diatur oleh pihak berwenang, sifatnya insidental dan tidak berpengaruh luas prakarsa dapat mengambil prakarsa sementara sebagai pelaksana kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut segera dilaporkan kepada kepala kantor wilayah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat.

e. Kepala sekolah mengajukan usul atas dasar pertimbangan rapat guru Kanwil Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi mengenai pelaksanaan. Kegiatan sekolah tertentu yang mempunyai pengaruh atau akibat yang luas tetapi belum diatur oleh pihak yang berwenang. f. Organisasi siswa intra sekolah atau OSIS adalah salah satunya

organisasi siswa yang bersifat intra sekolah dan bertugas mengkoordinasi dan melaksanakan ekstrakurikuler dengan bimbingan kepala sekolah.

g. Semua kegiatan sekolah pelaksanaannya harus berpedoman pada peraturan sekolah.


(60)

h. Kurikulum secara menyeluruh merupakan pedoman dan sumber bagi kegiatan belajar mengajar.

i. Kepala sekolah mengadakan pencatatan yang lengkap terhadap semua kegiatan sekolah.

Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan sekolah dengan rincian sebagai berikut:

a. Mengatur proses belajar mengajar

a) Program tahunan, semesteran berdasarkan kalender akademik pendidikan

b) Jadwal pelajaran tahunan, termasuk penetapan jenis-jenis mata pelajaran atau bidang pengembangan, bidang studi, keterampilan dan pembagian tugas guru-guru

c) Program satuan pelajaran (teori dan praktik) menurut lokasi waktu yang telah ditentukan

d) Pelaksanaan ulangan atau test/evaluasi hasil belajar untuk kenaikan dan UAN

e) Penyusunan kelompok murid berdasarkan norma kepengurusan f) Penyusunan norma penilaian

g) Penentuan kenaikan kelas

h) Laporan kemajuan hasil belajar murid


(61)

b. Mengatur administrasi kantor c. Mengatur administrasi murid

d. Mengatur administrasi perlengkapan e. Mengatur administrasi pegawai f. Mengatur administrasi keuangan g. Mengatur pembinaan siswa

h. Mengatur hubungan dengan masyarakat

i. Melaksanakan supervisi sebagai bagian dari administrasi sekolah j. Administrasi dan pelaksanaannya secara bersama-sama

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Wakil kepala sekolah urusan administrasi yang dilakukan oleh bagian tata usaha yang meliputi:

1) Kepegawaian/ Personalia 2) Gaji guru/ pegawai 3) Buku induk siswa 4) Surat menyurat

5) Program kegiatan Ketatausahaan

6) Mengerjakan semua kegiatan yang berkaitan dengan bidangnya b. Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan

Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Urusan penerimaan siswa baru (PSB) 2) Urusan kegiatan ekstra kurikuler


(62)

3) Urusan tata tertib siswa

4) Mengelola pelaksanaan upacara bendera dan upacara peringatan hari-hari besar

5) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan (6K).

6) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah

7) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa

8) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan siswa secara keseluruhan. c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.

1) Menyusun Program pengajaran 2) Urusan kegiatan belajar-mengajar

a) Membuat/ Menyusun format kerja: formulir, blangko, dan sebagainya yang diperlukan untuk proses belajar mengajar

b) Melaksanakan koordinasi dan memantau kelengkapan mengajar dari para pamong

c) Mengusahakan agar kegiatan belajar mengajar tiap hari berjalan dengan lancar

3) Mengatur pembagian tugas guru 4) Menyusun jadwal pelajaran, tes, UAN 5) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas


(63)

7) Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (Rapor) d. Wakil kepala sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

1) Urusan Inventarisasi sarana dan prasarana

a) Menyusun inventarisasi semua fasilitas yang dimiliki sekolah b) Menginventariskan barang-barang yang rusak untuk dilaporkan

penghapusannya

c) Mencatat dan menempatkan barang-barang baru serta laporannya

2) Urusan pendayagunaan sarana dan prasarana

a) Merencakan dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada secara maksimal

b) Merencanakan dan melaksanakan perbaikan fasilitas agar dapat didayagunakan secara maksimal

3) Urusan Pemeliharaan sarana prasarana

a) Mengatur/ merapikan, merawat semua fasilitas agar bersih, rapi dan siap pakai

b) Mengkoordinasikan wali kelas untuk merawat dan merapikan serta menjaga kebersihan fasilitas siswa.

c) Mengkoordinasikan para karyawan untuk merawat, merapikan, menjaga kebersihan fasilitas sekolah

e. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat, orang tua/ wali siswa


(64)

2) Urusan guru piket

a) Menyusun jadwal piket guru

b) Mengkoordinasikan guru piket untuk selalu mengisi buku piket 3) Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga

pemerintah, dunia usaha, lembaga sosial lainnya. 4) Membimbing para siswa dalam kegiatan sosial:

a) Memberi pengarahan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan sosial

b) Mengkoordinasikan pengumpulan dan penyerahan dana sosial kepada yang berhak menerima

5) Menyusun laporan pelaksnaan hubungan masyarakat secara berkala.

3. Guru

SMA Negeri 1 Ngaglik memiliki 53 staf pengajar dan 15 karyawan, baik statusnya tetap maupun tidak tetap.

Tugas-tugas guru antara lain sebagai berikut:

a) Guru mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Selain tugas tersebut para guru juga melakukan kegiatan:

1) Membuat program pengajaran (rencana kegiatan belajar mengajar, semesteran, tahunan).

2) Membuat satuan pengajaran


(65)

4) Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi bidangnya

5) Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran

6) Membuat, menyusun lembar kerja untuk mata pelajaran yang memerlukan lembar kerja

7) Membuat catatan tentang kemajuan kelas

8) Mengatur kebersihan ruang dan tempat praktik, pemeliharaan dan keamanan sarana

9) Memeriksa apakah siswa sudah memahami benar akan penggunaan masing-masing peralatannya untuk menghindari terjadinya kerusakan dan kecelakan

10)Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan alat-alat lain pada akhir pelajaran.

b) Guru mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai wali kelas, melakukan kegiatan:

1) Pengelolaan kelas

2) Penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi:

ƒ Denah tempat duduk

ƒ Papan presensi

ƒ Daftar pelajaran

ƒ Daftar piket kelas

ƒ Buku presensi siswa


(66)

ƒ Tata tertib kelas

3) Menyusun atau pembuatan statistik bulanan kelas 4) Pengisian daftar nilai siswa

5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa 6) Pengisian buku laporan pendidikan siswa

c) Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dalam bidang bimbingan penyuluhan atau bimbingan karir, melakukan kegiatan:

1) Penyuluhan program dan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan 2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah

yang dihadapi siswa dalam kesulitan belajar

3) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam belajar

4) Melaksanakan koordinator dengan urusan praktik/ kepala instansi, wali kelas dan guru dalam menilai siswa bila terjadi pelanggaran yang dilakukan siswa

5) Penyusunan dan pemberian saran serta bimbingan dalam pemilihan jurusan

6) Memberikan saran dan pertimbangan pada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan yang sesuai. 7) Mengadakan penilaian pelaksanaan BP/BK

8) Menyusun statistik hasil penilaian BP/BK


(67)

d) Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dalam pembinaan OSIS, melakukan kegiatan:

1) Membina OSIS agar menjadi organisasi intra sekolah yang betul-betul bermanfaat untuk siswa dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

2) Mengupayakan agar kegiatan OSIS selalu sesuai dengan program dan tata tertib sekolah.

3) Membimbing penyusunan program OSIS.

4) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan OSIS.

5) Memberikan pengarahan dalam pengurusan OSIS.

6) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.

e) Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dibidang perpustakaan sekolah, melakukan kegiatan sebagai barikut: 1) Perencanaan pengadaan buku-buku perpustakaan.

2) Pengurusan pelayanan perpustakaan. 3) Perencanaan pengembangan perpustakaan. 4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku. 5) Inventarisasi buku perpustakaan.

6) Penyimpanan buku perpustakaan.

f) Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dalam bidang laboratorium, melakukan kegiatan:


(68)

2) Mempersiapkan ruang laboratorium

3) Pemeliharaan/ penyimpanan bahan dan alat laboratorium 4) Inventarisasi buku/ bahan laboratorium

5) Pengawasan pelaksanaan waktu praktik

6) Penyusunan laporan keadaan bahan, alat praktik 7) Menerima, memeriksa dan meneliti alat laboratorium 8) Mengetahui kegunaan dan alat kerja laboratorium

9) Melaporkan kerusakan atau kehilangan alat laboratorium

Tabel 4.3

Daftar Guru SMA Negeri 1 Ngaglik

NO NAMA BIDANG STUDI

1 Drs. Suharno Matematika

2 Drs. Syamsul Hadi Agama Islam 3 Drs. Perodin, M.Pd.I Agama Islam 4 Paulus Misidi,SFK Agama Katholik 5 Immanuel Hadinegoro, SPAK Agama Kristen

6 Tugimin, S. Ag Agama Hindu

7 Riyanto Agama Budha

8 Dra. Gunarti Pkn

9 Drs.Pratiknyo Pkn

10 Sujarwati, S. Pd Bhs. Indonesia 11 Drs. Bambang Sumitro Bhs. Indonesia 12 Sutini, S. Pd Bhs. Indonesia 13 Dra.Dwi Lestari Bhs. Indonesia 14 Dra. Sri Handayani Bhs. Inggris 15 Widayati, S. Pd Bhs. Inggris 16 Dewi Rahayu, S.Pd Bhs. Inggris 17 Sumiasih, S.Pd Bhs. Inggris 18 Wawan Dewanto, S.Pd Bhs. Jawa 19 Ardi Harwiyanti, SS Bhs. Jawa


(69)

21 Dra. Rin sutartinah Matematika

22 Drs. Widarta Matematika

23 Partini, S.Pd Matematika

24 Hartitik, S. Pd Matematika 25 Saptiwi Rohayati, S. Pd Fisika

26 Sugiyana Fisika

27 Sri Setiyati Fisika

28 Siti Joharmiyati Biologi

29 Dra. Ch. Dasaratih SESS Biologi 30 Titik Krisnawati, S. Pd Biologi 31 Hj. Sri Yuniati, S. Pd Kimia 32 Drs. St. Sutrisna Kimia

33 Sudjijana S. Pd Kimia

34 Triyana, S. Pd Sejarah

35 Sutinah, S. Pd Geografi

36 Kresensiana Ninik Sriningsih, S. Pd Geografi

37 Drs. Margino Ekonomi

38 Dra. Siwi Wahyuni Ekonomi/ Akuntansi 39 Drs. Ignatius Suryadi, SE. M. Pd Ekonomi/ Akuntansi 40 Siti Rochani, S. Pd Ekonomi/ Akuntansi

41 Drs. Sukasdiman Sosiologi

42 Drs. Suharyono Sosiologi

43 Drs. Rahmad Saptanto Sosiologi/ bhs. Jerman 44 Drs. Alip Wiyono Seni Budaya (Seni Rupa)

45 Doni Darmawan Seni Musik

46 Drs. Sumardjo Penjaskes

47 Putri Sujarwanti Penjaskes

48 Prasetyo Wibowo TIK

49 Drs. Hadi Siswanto BK

50 Drs. Rochmadi BK

51 Martini Hasanah, S. Pd BK 52 Rita Adiningrum, S. Psi BK


(1)

2

Tabulasi Minat Siswa Siklus I No Item

No

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jumlah 1 4 4 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 1 2 3 2 3 3 70 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 73 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 1 1 3 80 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 75 5 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 76 6 4 4 2 1 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 1 2 3 3 68 7 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 73 8 3 3 1 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 76 9 3 4 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 72 10 3 3 1 2 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 1 2 3 75 11 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 70 12 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 74 13 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 73 14 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 72 15 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 74 16 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 71 17 4 4 2 1 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 70 18 4 3 1 2 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 2 75 19 4 4 1 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 73 20 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 2 1 1 2 1 3 70 21 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 79


(2)

3 No Item No

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jumlah 1 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4 1 2 3 2 3 2 74 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 76 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 1 1 3 83 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 2 77 5 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 78 6 4 4 2 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 1 2 3 3 70 7 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 75 8 4 4 1 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 79 9 4 4 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 1 3 2 76 10 3 3 1 2 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 1 2 2 73 11 3 3 1 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 2 2 2 73 12 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 78 13 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 2 3 78 14 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 77 15 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 76 16 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 4 2 3 2 74 17 4 4 2 1 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 71 18 4 3 1 2 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 74 19 4 4 1 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 2 2 75 20 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 73 21 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 81


(3)

179 Lampiran 13

Perhitungan rata-rata minat siswa mengikuti pelajaran akuntansi

No Responden

Pra Penelitian Siklus I Siklus II

1

55 70 74 2

52 73 76 3

65 80 83 4

54 75 77 5

53 76 78 6

50 68 70 7

51 73 75 8

53 76 79 9

51 72 76 10

47 75 73 11

51 70 73 12

54 74 78 13

53 73 78 14

52 72 77 15

60 74 76 16

52 71 74 17

51 70 71 18

52 75 74 19

56 73 75 20

58 70 73 21

63 79 81


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 200

0 7 88

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Godean.

0 2 279

Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X4 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 5 263

Peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 204

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 4 186

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

1 4 188

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 2 BOYOLALI PADA MATA PELAJARAN FISIKA

0 0 17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT KELAS IV SD NEGERI 2 PEKUNCEN

0 0 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan

0 0 186