Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

(1)

viii  

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mimilia Sulastri

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 melalui penerapan model kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bulan Agustus sampai September 2011.

Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada mata pelajaran Akuntansi. Peningkatan pemahaman siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test dan

post test. Pada saat pre test, jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 0(0%); pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 4 siswa (23,529%). Jika dibandingkan pada saat post test, jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 5 siswa (25%); pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 10 siswa (50%). Jika dilihat dari KKM yaitu 72, siswa yang sudah tuntas lebih banyak yaitu 13 siswa (65%) dibandingkan dengan siswa yang belum tuntas yaitu 7 siswa (35%). Target dari keberhasilan yaitu 65% siswa mengalami ketuntasan belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran Akuntansi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

ix  

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ COMPREHENSION THROUGH THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL OF

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE IN ACCOUNTING SUBJECT IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study on Students of XII Grade Two Social Sciences Department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta

Mimilia Sulastri Sanata Dharma University

2011

The purpose of this research is to improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta through the implementation of cooperative teaching model STAD type. This research is a case study which was held in XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta from August to September 2011.

The data gathering techniques were test, observation, interview, and documentation, whereas, the data analysis techniques were descriptive analysis and comparative analysis.

Based on the result of data analysis, STAD teaching model can improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta in accounting subject. The comprehension improvement can be seen from students’ score on pre-test and post-test. The results of the pre-test are the students whose comprehension is categorized as very good is 0 (0%), the students whose comprehension is categorized as very good are 4 students (23,529%). Compared with the post-test result, the students whose comprehension is categorized as very good are 5 students (25%); and for the students whose comprehension is categorized as good are 10 (50%). There are 13 students (65%0 out of 72 students who passed the passing grade. This is much better than those 7 students (35%) who did not pass the passing grade. The success target of this research was 65% students pass the passing grade.

It can be concluded that the implementation of cooperative teaching model STAD type can improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

 

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Mimilia Sulastri NIM: 07 1334 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

i  

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Mimilia Sulastri NIM: 07 1334 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

ii  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

iii  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

iv  

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas Berkat dan Anugerah yang telah diberikan kepadaku

Apakku Sadi Markus dan Umakku Martha A. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan kalian selama ini

Bang Doni, Kak tati & De Lili atas Dukungan Kalian

My Honey Ignasius Urada dan Keluarga atas Dukungan dan Motivasinya

 

 

 

 

     

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

v  

MOTTO

 

 

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (1 Tesalonika, 5:21)

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan

kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,

sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Karena TUHANlah yang akan menjadi sandaranmu, dan

akan menghindarkan kakimu dari jerat. (Amsal, 3 :5,26)

 

                   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

vi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 November 2011

Mimilia Sulastri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama :Mimilia Sulastri

Nomor Mahasiswa :07 1334 002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

” PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 November 2011

Yang menyatakan

Mimilia Sulastri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

viii  

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mimilia Sulastri

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 melalui penerapan model kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bulan Agustus sampai September 2011.

Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada mata pelajaran Akuntansi. Peningkatan pemahaman siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test dan

post test. Pada saat pre test, jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 0(0%); pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 4 siswa (23,529%). Jika dibandingkan pada saat post test, jumlah siswa yang berada pada pemahaman siswa dikategorikan sangat baik adalah 5 siswa (25%); pemahaman siswa dikategorikan baik adalah 10 siswa (50%). Jika dilihat dari KKM yaitu 72, siswa yang sudah tuntas lebih banyak yaitu 13 siswa (65%) dibandingkan dengan siswa yang belum tuntas yaitu 7 siswa (35%). Target dari keberhasilan yaitu 65% siswa mengalami ketuntasan belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran Akuntansi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

ix  

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ COMPREHENSION THROUGH THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL OF

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE IN ACCOUNTING SUBJECT IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study on Students of XII Grade Two Social Sciences Department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta

Mimilia Sulastri Sanata Dharma University

2011

The purpose of this research is to improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta through the implementation of cooperative teaching model STAD type. This research is a case study which was held in XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta from August to September 2011.

The data gathering techniques were test, observation, interview, and documentation, whereas, the data analysis techniques were descriptive analysis and comparative analysis.

Based on the result of data analysis, STAD teaching model can improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta in accounting subject. The comprehension improvement can be seen from students’ score on pre-test and post-test. The results of the pre-test are the students whose comprehension is categorized as very good is 0 (0%), the students whose comprehension is categorized as very good are 4 students (23,529%). Compared with the post-test result, the students whose comprehension is categorized as very good are 5 students (25%); and for the students whose comprehension is categorized as good are 10 (50%). There are 13 students (65%0 out of 72 students who passed the passing grade. This is much better than those 7 students (35%) who did not pass the passing grade. The success target of this research was 65% students pass the passing grade.

It can be concluded that the implementation of cooperative teaching model STAD type can improve the comprehension of students of XII grade two social sciences department of BOPKRI 2 Senior High School.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

x  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul” PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyususn mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,.M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd,.M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xi  

6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

7. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian;

8. Ibu Dra. Arina Rahayu selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini; 9. Siswa siswi kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta selaku subjek

dalam penelitian ini;

10. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Sadi Markus dan Ibu Martha A., serta kakakku tercinta Bang Doni, Kak Tati, adikku tersayang Lilis, terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral yang telah diberikan selama ini;

11. Keluarga besar Paman Munau dan Ibu Miluh, Paman Anyang, Om Supardi dan Tante Yuliana M., terima kasih atas bantuan, dukungan, serta doanya; 12. My Honey Ignasius Urada terkasih, terima kasih untuk waktu dan perhatian

yang selalu diberikan untuk menemani hari-hariku selama ini, untuk segala kesabaran dan pengertiannmu dalam menghadapiku, bantuan, semangat, serta doa yang telah kamu berikan selama ini;

13. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu dan mau direpotkan Yakob, S.,Pd, Lian, Deon, Urada, Tina, Wati, Oda, dan Mas Tyo terima kasih atas segala bantuan, dukungan, doa, semangat, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan, keceriaan tawa, senyum kalian serta tempatku berbagi dan berkeluh kesah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xii  

14. Seluruh teman PAK angkatan 2007 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lewati selama empat tahun lebih serta kenangan indah yang telah kita ukir bersama-sama di Universitas Sanata Dharma tercinta ini;

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

Mimilia sulastri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 7

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 7

B. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif ... 14

C. Pemahaman Siswa ... 21

D. Kerangka Berpikir ... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xiv  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Instrumen Penelitian ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 36

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 36

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2- Yogyakarta ... 40

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA BOPKRI- 2 Yogyakarta ... 41

D. Kurikulum Satuan pendidikan SMA BOPKRI 2- Yogyakarta ... 42

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA- BOPKRI 2 Yogyakarta ... 47

F. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA- BOPKRI 2 Yogyakarta ... 49

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta . 53 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan- Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 54

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 59

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 62

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA BOPKRI- 2 Yogyakarta dengan Instansi Lain ... 62

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

xv  

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Penelitian ... 68

1. Observasi Pra Penelitian ... 68

2. Siklus Pertama ... 72

a. Perencanaan ... 72

b. Tindakan ... 78

c. Observasi ... 80

d. Refleksi ... 85

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa dalam- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe- STAD ... 88

1. Sebelum STAD ... 89

2. Sesudah STAD Pada Siklus Pertama ... 90

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN . 93 A. Kesimpulan ... 93

B. Keterbatasan Penelitian ... 94

C. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

xvi  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian ... 24

Tabel 3.1 Penilaian Acuan Patokan II ... 28

Tabel 3.2 Contoh Panduan Skor Perkembangan ... 34

Tabel 3.3 Contoh Penilaian Model STAD ... 34

Tabel 3.4 Contoh Lembar Nilai Kelompok ... 35

Tabel 5.1 Daftar Pembagian Kelompok ... 73

Tabel 5.2 Lembar Penilaian STAD ... 76

Tabel 5.3 Lembar Nilai Kelompok ... 78

Tabel5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus 1 ... 80

Tabel 5.5 Perilaku Pada Siklus 1. ... 83

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ... 84

Tabel 5.7 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan- Metode STAD pada Siklus 1... 86

Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Siswa Terhadap- Komponen Pembelajaran dan Metode STAD pada- Siklus 1 ... 87

Tabel 5.9 Nilai Siswa Siklus 1 ... 89

Tabel 5.10 Pemahaman Siswa sebelum STAD ... 90

Tabel 5.11 Pemahaman siswa Sesudah STAD ... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

xvii  

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sekolah ... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

xviii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses-

Pembelajaran STAD ... 98

Lampiran 2a. Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan- STAD ... 100

Lampiran 3a. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam- Kelompok (secara umum) ... 101

Lampiran 4a. Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen- dan Metode STAD ... 102

Lampiran 5a. Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen- dan Metode STAD ... 103

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Terhadap Guru Mitra ... 104

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 105

Lampiran 8a. Soal Pre Test ... 119

Lampiran 8b. Soal Post Test ... 120

Lampiran 9a. Lembar Kerja Siswa (LKS). ... 121

Lampiran 9b. Soal LKS ... 130

Lampiran 10a. Soal Kuis A ... 131

Lampiran 10b. Soal Kuis B ... 132

Lampiran 10c. Soal Kuis C ... 133

Lampiran 10d. Soal Kuis D ... 134

Lampiran 11. Daftar Nilai XII IPS 2 Sebelum diterapkan- Metode STAD ... 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

xix  

Lampiran 12. Lembar Pemetaan Kemampuan siswa ... 136 Lampiran 13. Hasil Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses-

Pembelajaran STAD ... 138 Lampiran 14. Hasil Pengamatan Kelas Saat Penerapan STAD... 140 Lampiran 15. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa-

Dalam Kelompok (secara umum) ... 142 Lampiran 16. Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap-

Komponen dan Metode STAD ... 143 Lampiran 17. Refleksi siswa Terhadap Komponen dan-

Metode STAD ... 144 Lampiran 18. Daftar Kelompok XII IPS 2 ... 151 Lampiran 19. Penilaian Metode STAD ... 152 Lampiran 20. Lembar Nilai Kelompok XII IPS 2... 153 Lampiran 21. Data Hasil penelitian ... 156 Lampiran 22. Pernyataan Telah Melakukan penelitian ... 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru dituntut selalu berpikir kreatif dalam mencari strategi pembelajaran yang lebih baik, dan berusaha memperbaiki proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat menarik. Guru dituntut berusaha memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan cara mencoba menerapkan metode-metode baru dalam pembelajaran sehingga bermanfaat bukan saja untuk siswa yang dididik, melainkan juga untuk guru lainnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagaimana yang dimaksud adalah berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/01/16/peraturan-pemerintah-no-74-tahun-2008-tentang-guru/

Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi pedagogik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, salah satunya adalah pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

serta kompetensi profesional yang merupakan kemampuan menguasai pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

http://dikti.go.id/tatalaksana/upload/uu_14_2005.pdf

Guru sebagai tenaga pendidik dituntut mempunyai keterampilan dan pemahaman dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran. Untuk itu, perlu diciptakan sistem lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang mementingkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, dengan demikian siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta kelas XII IPS 2 dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran Akuntansi Ibu Dra. Arina Rahayu, beliau mengatakan banyak siswa kurang memahami materi pelajaran Akuntansi. Pada saat mengajar, guru sudah menerapkan metode pembelajaran seperti diskusi, ceramah dan jigsaw. Hal ini dilakukan oleh guru dengan harapan siswa tertarik untuk mempelajari pelajaran akuntansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

3

dan mudah memahaminya namun hasilnya belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil ulangan rata-rata siswa yang kurang baik. Berdasarkan hasil pengamatan, yang menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi Akuntansi yaitu saat guru menjelaskan materi di depan kelas, beberapa siswa hanya mendengarkan saja, siswa yang lain asyik mengobrol, satu orang siswa mengantuk dan merebahkan kepalanya di atas meja, dan ada yang bermain HP. Hal ini karena siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Selain itu, pada saat menjelaskan guru menggunakan metode ceramah sedangkan pada saat membahas soal guru menggunakan metode diskusi sehingga siswa kurang mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pengetahuannya.

Dari hasil pengamatan pada saat observasi, peneliti menemukan akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa yaitu metode pembelajaran yang dilakukan guru cenderung tradisional (ceramah). Oleh karena itu, guru perlu mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa di kelas. Beberapa metode yang dapat dilakukan selain metode yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain metode Teams Games Tournament, metode Student Teams Achievement Divisions, metode Learning Together.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

Alasan peneliti memilih metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD karena

STAD merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran karena prinsip STAD yang terdiri atas siklus pembelajaran membawa siswa pada suasana kerja sama yang diharapkan dan tidak menuntut siswa berpikir tingkat tinggi, melainkan hasil kerja kelompok tanpa mengesampingkan nilai setiap siswa karena diuji sendiri-sendiri sehingga siswa diharapkan dapat bertukar pikiran serta keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sehingga tiap individu dalam kelompok akan berusaha membantu anggota kelompok untuk memahami materi dan setiap individu dalam kelompok akan memacu keberhasilan dirinya sendiri agar kelompok berhasil.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai dan agar tepat sasaran, serta adanya keterbatasan pada penelitian ini maka tidak semua metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan membahas tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah apakah ada peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi inspirasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas menyenangkan.

2. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya terkait dengan penerapan stategi dan metode pembelajaran di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

4. Bagi peneliti

Sebagai calon guru, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran kelak sehingga tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

7   

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran yaitu upaya meningkatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian+Tindakan+Kelas sebagai berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Sedangkan menurut David Hopkins dalam Kunandar (2006:46) pengertian PTK adalah:

Sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

 

   

2. Prinsip Dasar PTK

Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat dan akan melakukan penelitan tindakan kelas. Prinsip tersebut dalam Arikunto (2008:6) adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, dengan kata lain dalam situasi tidak wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya.

b. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja

Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan tentunya setelah itu melakukan perbaikan.

c. SWOT sebagai Dasar Berpijak

Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri dari Strenght (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat

(ancaman). Empat hal tersebut harus dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisis yang ada pada guru dan juga pada siswa.

Kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses) yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan yang diidentifikasikan secara cermat sebelum mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

9  

   

yang lain. Dua unsur yang lain, yaitu kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat), diidentifikasikan dari yang ada di luar diri guru atau peneliti dan juga di luar diri siswa atau subjek yang dikenai tindakan.

d. Upaya Empiris dan Sistematik

Dengan telah dilakukan analisis SWOT, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.

e. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan

SMART adalah kata bahasa inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut:

1) S-Spesific, khusus, tidak terlalu umum; 2) M-Managable, dapat dikelola, dilaksanakan;

3) A-Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau

Achievable, dapat dicapai, dijangkau;

4) R-Realistic. Operasional, tidak di luar jangkauan, dan 5) T-Time-Bound, diikat oleh waktu, terencana.

3. Tahap Pelaksanaan PTK

Rincian kegiatan pada setiap tahapan yaitu (Arikunto, 2008:75-80): a. Perencanaan

Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah

2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan

3) Merumuskan masalah secara jelas

4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban

5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis 6) Membuat secara rinci rancangan tindakan b. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

 

   

c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Instrument yang dipakai dalam adalah (1) soal tes, kuis, (2) lembar observasi, (3) catatan lapangan.

d. Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

4. Tujuan PTK

Tujuan PTK menurut Kunandar dalam buku Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2008:63-64) sebagai berikut:

a. Untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (sub summatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat non akademis, seperti motivasi, perhatian, aktivias, minat dan lain sebagainya.

b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

11  

   

g. Meningkatnya sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pedidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis (Kunandar, 2008:68) yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajran dalam jangka pendek.

b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: 1) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas; 2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

 

   

6. Model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2008:17) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

a. Menyusun Rancangan Tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perecanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

c. Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru sedang melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

13  

   

7. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajaran.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dosen dan Guru Nomor 14 tahun 2005 bab 2 mengenai kompetensi dan sertifikat. Guru sebagai tenaga yang profesional harus mempunyai kompetensi yang disyaratkan salah satunya yaitu dalam memahami dan memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, siswa menjadi termotivasi dan mau aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran tercapai.

Memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dibutuhkan imajinasi dan kreativitas. Guru di kelas dapat memilih metode belajar yang tepat untuk mencapai kemampuan muridnya secara maksimal. Guru dapat membangkitkan potensi siswanya lewat metode-metode belajar kreatif dan imajinatif, sehingga proses belajar mengajar efektif. Metode mengajar tidak terpaku pada satu macam saja, tetapi dapat menggabungkan dari berbagai metode yang ada seperti metode penemuan, pemberian tugas, pemecahan masalah, penelitian, bahkan metode ceramah.

Suyatno (2009:27) memandang cara kreatif memilih metode pembelajaran, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

 

   

Guru perlu memilih metode pembelajaran yang cocok untuk strategi pembelajaran yang diterapkan menurut caranya sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran dalam rangka membelajarkan siswa harus dibangun atas dasar asumsi bahwa tidak ada satupun metode atau apapun namanya yang dapat digunakan dengan baik untuk semua bahan kajian. Semua metode memiliki keunggulan dan kekurangan. Metode tertentu hanya baik untuk mencapai tujuan tertentu (spesifik), sementara metode yang lainnya baik digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.

Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar ketika proses belajar mengajar. Guru yang kreatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi terhadap kebutuhan belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa meninggalkan nilai-nilai keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.

B. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Pembelajaran Tim Siswa

Dalam Slavin (2008:10-11) metode Student learning

(Pembelajaran Tim Siswa [PTS]) adalah tehnik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan diteliti oleh John Hopkins University. Tiga konsep penting bagi semua metode PTS: penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

15  

   

Tanggung jawab individual maksudnya adalah bahwa kesuksesan tim tergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Kesempatan sukses yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya. Sedangkan menurut Sugiyanto (2009:37) yaitu:

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Adapun elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2009: 40) adalah:

a. Saling ketergantugan positif b. Interaksi tatap muka

c. Akuntabilitas individu

d. Keterampilan menjalin hubungan antar individu

Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2009:43-44) diantaranya adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

 

   

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial d. Memungkinkan siswa melakukan penyesuaian sosial e. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai

sosial dan komitmen

f. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

g. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa

h. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan

i. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

j. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif

k. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

l. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemmapuan, jenis kelamin, normal dan cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

Lima metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2008:11-17) adalah:

1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

17  

   

2) Teams Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara

TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT

siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

3)Jigsaw II

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali kedalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw

adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan peningkatan nilai peningkatan nilai individu sama seperti

STAD.

4) Team Accelerated Instruction (TAI)

Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

 

   

yang teakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa.

5) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Mereka mungkin menggunakan atau tidak menggunakan kelompok membaca, seperti dalam kelas membaca tradisional. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lian, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosakata. Para siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Selama periode seni berbahasa, siswa terlibat dalam pelatihan penulisan, konsep penulisan, saling merevisi dan menyunting karya yang satu dengan yang alinnya, dan mempersiapkan pemuatan hasil kerja tim atau buku-buku kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam Slavin (2008:143-146) STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar memberi perhatian penuh pada unit STAD sehingga dapat membantu siswa dalam mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

19  

   

anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak dipebolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara inividual untuk memahami materinya.

d. Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan konstribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor ”awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20% dari peringkat mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

 

   

3. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001: 17), yaitu :

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.

5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html)

Di dalam STAD terdapat poin penting yaitu bahwa model ini mengukur skor ”perkembangan individu” jadi tidak hanya sekedar menilai siswa dari seberapa banyak soal yang diselesaikan pada saat itu saja, melainkan mengukur seberapa peningkatan yang terjadi dalam diri seorang siswa, sehingga siswa akan terpacu untuk belajar dengan giat dan berusaha semaksimal mungkin sehingga diyakini metode STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu, dalam STAD peningkatan siswa anggota kelompok juga berpengaruh terhadap kesuksesan kelompok, maka saling membantu untuk meningkatkan kualitas masing-masing kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

21  

   

b. Kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: 1) Membutuhkan waktu yang lama

2) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 72).

3) Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html)

C. Pemahaman Siswa

1. Pengertian Pemahaman

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) pemahaman adalah hal, cara, hasil kerja memahami.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995:115) pemahaman (comprehension)

adalah siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. (W.S. Winkel, 1989:150). W.S. Winkel mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

 

   

Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hierarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tinggi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh David A. Jacob, Paul Eggen, dan Donald Kauchak dalam Method For Teaching Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA bahwa ”memahami adalah tingkatan selanjutnya dalam ranah kognitif yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan pemahamannya dengan mengubah atau memanipulasi informasi.”

Sedangkan H. Daryanto (2007:106-107) menjabarkan kemampuan pemahaman menjadi tiga, yaitu:

a. Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b. Mengintrepetasi (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi.

c. Mengekstrapolasi (extrapolation)

Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

23  

   

2. Definisi Akuntansi

Definisi Akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA) yaitu:

Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran menurut cara-cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikit-dikitnya bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan artinya.

Sedangkan American Accounting Association menyatakan bahwa ”akuntansi sebagai ’proses pengumpulan’, pengidentifikasian dan pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan serta melaporkannya kepada pihak yang menggunakannya, kemudian menafsirkan guna pengambilan keputusan ekonomi”.

Dari definisi diatas diatas dapat ditarik kesimpulan Akuntansi merupakan:

a. Suatu proses, artinya dari data mentah menjadi informasi yang siap dipakai.

b. Didalamnya terdapat berbagai kegiatan yaitu pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, serta pengikhtisaran dari data keuangan.

c. Data keuangan yang telah diikhtisarkan merupakan informasi keuangan yang disampaikan kepada para pemakai yang kemudian akan ditafsirkan untuk kepentingan pengambilan keputusan ekonomi (http://id.shvoong.com/business-management/1999517-pengertian-akuntansi/)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

 

   

3. Pengukuran Tingkat pemahaman

Suwardjono (1991) menyatakan ukuran pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Menurut Arikunto (1995) ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

a. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.

b. Skala 1-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10 adalah angka tertinggi. c. Skala 1-100 adalh skala penilaian yang lebih halus

dibanding skala 1-10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

d. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C dan D

Tabel 2.1 Skala Penilaian

Angka 10 Angka 100 Huruf Keterangan

8.0-10 80-100 A Sangat Baik

6.6-7.9 66-79 B Baik

5.6-6.5 56-65 C Cukup

4.0-5.5 40-55 D Kurang

3.0-3.9 30-39 E Gagal

Sumber:Suharsimi Arikunto (1995)

D. Kerangka Berpikir

Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

25  

   

timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk mempelajari materinya dan bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh mendiskusikan dari pendekatan penyelesaian masalah, atau mereka juga boleh saling memberikan kuis mengenai objek yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

Meski para siswa bekerjasama dalam kelompok, mereka tidak boleh saling bekerjasama dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus memahami materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain agar bersama-sama memahami materi, merupakan satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya, semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang-bintang tim” dalam minggu tersebut.

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti merujuk pada penelitian Lucia Rini Hapsari yang berjudul ” Peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

 

   

Pemahaman Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bulan maret sampai April 2009. Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan setelah diterapkan model pembelajaran sebesar 100% baik siklus pertama maupun siklus kedua. Selain itu juga jika dilihat kognitif, afektif dan psikomotorik siswa juga terdapat peningkatan yaitu untuk kognitif siswa 72,41 % untuk siklus pertama sedangkan 91,79% untuk siklus kedua. Untuk ranah psikomotorik 62,5 % untuk siklus pertama dan 100% untuk siklus kedua. Ranah afektif menunjukkan bahwa 100%s siswa berminat untuk mengikuti model pembelajaran Tipe STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru dan oleh guru bersama dengan peserta didik sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Penelitian ini bermaksud untuk mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data tersebut dianalisis untuk dicari kesimpulannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Jalan Jenderal Sudirman No.87 Yogyakarta. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memberi inspirasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011-2012, yaitu bulan Agustus-September 2011.

C. Subjek dan Objek Penelitian.

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI1 IPS 2 semester 1. Sedangkan objek penelitian adalah peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam penelitian tindakan ini yaitu pre test dibandingkan post test dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan tipe II. Dari perbandingan nilai tersebut dilihat apakah ada peningkatan pemahaman secara signifikan. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut:

Tabel 3.1

Penilaian Acuan Patokan II Skor Frekuensi Persentase

*)

Kategori kecenderungan Variabel

81-100 0 0% Sangat baik

66-80,99 4 23,529% Baik

56-65,99 3 17,647% Cukup Baik

46-55,99 2 11,764% Tidak baik

<46 8 47,058% Sangat tidak baik

Jumlah 17 100%

Cat:*dibulatkan

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan / tatap muka di kelas. Kegiatan tersebut meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

29

a. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu meliputi:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa. Dasar untuk memetakan para siswa adalah daftar nilai sebelumnya. Setelah mengetahui hasil siswa, peneliti dan guru merangking siswa dari siswa yang mempunyai nilai tertinggi sampai dengan siswa yang mempunyai nilai terendah kemudian membagi siswa secara heterogen berdasarkan tingkat prestasi dan jenis kelamin, menjadi kelompok kecil yang masing-masing kelompok beranggotakan empat siswa. Selain itu, perangkat lain yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, format daftar nilai siswa kelas XII IPS 2, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, Lembar refleksi, lembar skor kelompok, dan lembar kerja kelompok.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: a) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas b) Lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerjasama c) Lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis

individu yang dilakukan pada akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami tiap siswa selama pelaksanaan pembelaaran koopertif tipe STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

b. Tindakan

Pada tahap ini, penerapan pembelajaran kooperatif Tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat ada saat perencanaan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.

2) Peneliti memberikan pre test sebelum diterapkan metode STAD. Tujuan dilakukan pre test ini adalah untuk mengukur pemahaman siswa pada awal penelitian.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan empat orang dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut.

4) Guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama.

5) Guru memberi soal kuis dan siswa mengerjakan secara individu. c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

31

bantuan instrumen observasi dan dilengkapi perekaman dengan

Camera digital.

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam permasalahan dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan/atau instrumen yang perlu disempurnakan).

2. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama. Disamping itu, pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpuan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. 2. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

guru selama proses pembelajaran, partisipasi siswa dalam Proses Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

Mengajar (PBM) dan implementasi STAD serta kondisi kelas pada saat pembelajaran.

3. Wawancara terhadap guru untuk mendapatkan data tentang metode pembelajaran, proses pembelajaran, hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran serta minat belajar siswa.

4. Dokumentasi untuk mendapatkan data tentang proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa sebelum STAD dan saat diterapkannya metode STAD.

G. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Format daftar nilai siswa kelas XII.

2. Rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang direncanakan.

3. Lembar kerja siswa individu (untuk kuis) 4. Lembar observasi guru

5. Lembar observasi siswa

Untuk lembar observasi siswa terdiri dari lembar partisipasi siswa saat berdiskusi.

6. Lembar observasi kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

33

7. Lembar kerja kelompok. 8. Lembar skor kelompok. 9. Lembar refleksi siswa

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe STAD sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan pemahaman siswa sebelum dan sesudah STAD, kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam penelitian tindakan ini yaitu

pre test dibandingkan post test dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan tipe II. Dari perbandingan nilai tersebut dilihat apakah ada peningkatan pemahaman secara signifikan. Sedangkan untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dapat dilihat dari nilai pre test dibandingkan dengan nilai post test dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

ditentukan oleh SMA BOPKRI 2 yaitu 72. Target dari keberhasilan yaitu 65% siswa mengalami ketuntasan belajar.

Skor perkembangan diperoleh jika hasil tes/ulangan siswa berhasil melewati nilai dasar yang mereka miliki. Tujuan dari skor perkembangan adalah agar siswa dapat memberikan point yang maksimal bagi kelompoknya. Contoh panduan di dalam memberikan skor perkembangan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Contoh Panduan Skor Perkembangan

Nilai Kuis Nilai

Tambahan Lebih dari 10 point dibawah skor dasar 5 10 point dibawah sampai 1 point dibawah skor

dasar

10 Skor dasar sampai 10 point diatas nilai dasar 20 Lebih dari 10 point di atas skor dasar 30

Pekerjaan sempurna 30

Sumber:Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik, 2008

Contoh penilaian STAD secara keseluruhan tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Contoh Penilaian Model STAD Nama

Siswa

Tanggal:

Pokok Bahasan: Nilai

Dasar

Nilai Kuis Nilai Tambahan

Sari 90 100 30

Koko 90 100 30

Guntur 90 82 10

Ria 85 74 5

Puji 85 98 30

Sumber:Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik, 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

35

Skor perkembangan siswa kenudian dimasukkan ke dalam lembar penilaian setiap anggota kelompok yang telah dibagi oleh guru.

Contohnya sebagai berikut: Tabel 3.4

Contoh Lembar Nilai Kelompok Nama Tim:

Anggota Tim Total

Rata-rata Tim = Total Skor Tim+Jumlah anggota Tim

Sumber:Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik, 2008

Rata-rata tim: 15 :Tim Baik 16 :Tim sangat Baik 17 :Tim Super

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sejarah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta.

BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi , cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta lahir pada 18 Desember 1945.

Sejarah Yayasan BOPKRI dapat dibagi menjadi 4 tahap: 1. Pada Masa Penjajahan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu :Sekolah-sekolah Zending yang diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.

Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu HIS, ELS, HCS dan MCS.Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

37  

   

mendapat penilaian lebih tinggai dibandingkan sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya : a. HIS Bintaran Wetan,

b. HIS Bintaran Kulon, c. KWS Gondolayu,

d. Christelijke Mulo Schol di Kotabaru (sekarang SMU BOPKRI), e. Christelijke Huishound Schol di Jalan Jenderal Sudirman 57

(sekarang SMU BOPKRI 2). 2. Pada Masa Pendudukan Jepang

Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat untuk bernaung di bawah panji PERKUMPULAN PERSEKOLAHAN MASEHI (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi. 3. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan

Dalam masa Perang Kemerdekaan, umat Kristen tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) didirikan pada tanggal 11 Mei 1945. Dalam kongres yang pertama di Surakarta, diputuskan mendirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan ketua umum, IP Simanjuntak dan Penulis, Pujo Suseno.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

 

   

Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris RM Wiranto, 11 Mei 1946. Asas dan tujuan BOPKRI adalah :

a. Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan.

b. Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan.

c. Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan.

Dalam clash II 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada Februari 1948, sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di Balai Pertemuan Kristen (BPK) sekarang Galeria Mall, membicarakan nasib sekolah-sekolah BOPKRI yang menghasilkan kebulatan pendapat : “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI

harus dilanjutkan kehadirannya”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

39  

   

4. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949

Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah dibuka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias . Diadakan pembentukan BOPKRI baru, dengan ketua, Drs. Sudarmono dan penulis, merangkap Bendahara, S. Subanu.

Sekolah-sekolah BOPKRI yang dibuka kembali antara lain SMU BOPKRI 2 Yogyakarta di Jalan Jenderal Sudirman 57 Yogyakarta 5. SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada 1977 SMU BOPKRI 2 memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak delapan kali, mereka adalah :

a. Margono Paulus (1949-1957), b. Nathanael Daljoeni (1957-1963), c. Echbert Daniel Yohanes (1963-1969), d. Drs. Widiatmoko Br. (1970-1971), e. Purwanto B.A. (1971-1974),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(62)

 

   

f. Widiarso (1975-1977),

g. Drs. Tukidjo WS (1977-1995),

h. Drs. S. Supadiyono Paulus (1995-2003). i. Drs.Priyanto (2003-2008)

j. Sri Rahayuningsih, S.Pd (2008-sekarang)

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

1. Mandat

Menyelenggarakan pendidikan menengah secara professional untuk membangun manusia Indonesia yang cerdas dan berkarakter Kristiani. 2. Visi

Menjadi sekolah menengah atas yang berkualitas di bidang pengetahuan, ketrampilan, sikap serta mampu berkompetisi secara global berdasarkan kasih.

Indikasi Visi:

a. Berkualiatas dalam kelulusan

b. Trampil dalam kegiatan yang mendukung bakat. c. Memiliki sikap yang santun

d. Mampu berkompetisi dalam lomba – lomba Iptek e. Dapat menjalankan ajaran kasih dalam kehidupannya. 3. Misi

Menyelenggarakan pendidikan menengah atas dengan menumbuh kembangkan budi pekerti, meningkatkan kompetensi di bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(63)

41  

   

akademik maupun non akademik serta mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah.

4. Nilai a. Kasih b. Integritas

c. Pelayanan yang tulus 5. Motto

“BERSEMANGAT UNTUK SELALU BERPRESTASI” 6. Tujuan Sekolah

a. Menjadi sekolah yang unggul dalam pengetahuan dan teknologi. b. Menghasilkan lulusan yang cerdas, intelektual, dan budi pekerti

luhur.

c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kebangsaan, kepekaan social dan mampu berkompetisi secara global.

d. Menghasilakn lulusan yang memiliki ketrampilan dan kemandirian.

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 tahun 1990, lama pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu : semester ganjil dan semester genap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

157  

LAMPIRAN 22

PERNYATAAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya telah melakukan penelitian

untuk keperluan penyusunan skripsi di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan

Agustus sampai September 2011.

Yogyakarta, 8 September 2011

Mimilia Sulastri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

   

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

   

     

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK MURNI 2 SURAKARTA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 6 281

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Godean.

0 2 279

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta SKRIPSI

0 5 184