30
Gambar I.
The Interpretive Reasearch Process
Sumber: Rahman and Goddard, 1998: 186 Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab permasalahan
”Bagaimana pola pertanggungjawaban program kampung KB di BKKBN DIY?” antara lain:
1. Peneliti mencari inti masalah tentang topik penelitian dengan cara
melakukan perkenalan dan wawancara menggunakan
unstructured interview
hingga
semi-structured interview
sehingga peneliti memperoleh gambaran.
2. Peneliti selanjutnya menyeleksi hasil wawancara dan mencari titik kata
kunci yang dapat digunakan untuk interpretasikan menjadi suatu data. 3.
Peneliti memperdalam titik temu hasil dari perolehan wawancara sebelumnya dan mencari informasi yang lebih kompleks sehingga peneliti
kembali ke lokasi untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 belum diketahui secara mendetail dengan menggunakan
semi-structured interview
. 4.
Selanjutnya tahap proses pengolahan, jika hasil data dari wawancara telah mencukupi dari keadaan yang sebenarnya. Pada tahap ini, peneliti
memeriksa jawaban narasumber dan dokumen pendukung, setelah itu membuat transkripsi dari hasil perolehan melalui wawancara yang telah
dilakukan. 5.
Peneliti mengklasifikasikan jawaban dan data sesuai dengan bagiannya yaitu
proses perencanaan,
pelaksanaan, dan
pelaporan serta
pertanggungjawaban program. 6.
Langkah selanjutnya yaitu tahap penafsiran yang dituangkan ke bentuk narasi dan diinterpretasikan sehingga dapat mengambil kesimpulan.
32
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY
1. Latar Belakang BKKBN Provinsi DIY
Pada Pelita I sekitar tahun 1969-1974 dibentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN, salah satunya BKKBN
Provinsi DIY sebagai perwakilan dari pusat untuk wilayah DIY sesuai dengan ketetapan pemerintah. Selain dari DIY pembentukan dari BKKBN
meliputi beberapa provinsi di Pulau Jawa dan Bali, daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar sehingga
menjadi pelopor dari program BKKBN, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, serta Bali.
Pembentukan BKKBN berdasarkan dari Keputusan Presiden No . 8 Tahun 1970 yang memiliki tugas untuk mengkoordinasikan, perencanaan,
pengawasan, dan penilaian pelaksanaan program keluarga berencana serta bertanggungjawab kepada presiden.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN merupakan suatu Lembaga Pemerintah Non-Kementerian LPNK yang berada
dibawah Presiden sehingga secara langsung bertanggung jawab kepada Presiden, atas kesanggupan dari pemerintah untuk membantu dalam
melaksanakan program KB hingga seluruh lapisan masyarakat. BKKBN
mulai mengelola dibidang kependudukan yang saling mendukung dengan KB sehingga tidak hanya mengelola dibidang KB.
33 Peran dan fungsi baru BKKBN diperkuat dengan adanya Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Peraturan Kepala BKKBN Nomor
82PERB52011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 92PERB52011 tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.
BKKBN mulai menerapkan strategi dengan meningkatkan kerjasama lintas sektor dan antar instansi untuk mengefisienkan dalam rangka
pelaksanaan program mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi.
2. Lokasi BKKBN Provinsi DIY
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi DIY terletak di Jalan Kenari No. 58 Muja Muju, Umbulharjo,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165, Telp 0274 549225.
3. Visi dan Misi BKKBN Provinsi DIY
a. Visi
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
34
34 b.
Misi a.
Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan. b.
Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
c. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
d. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. e.
Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
4. Filosofi dan Strategi BKKBN Provinsi DIY
1. Filosofi
“Menggerakkan Peran Serta Masyarakat Dalam Keluarga Berencana” 2.
Grand Strategi a.
Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB
b. Menata kembali pengelolaan program KB
c. Memperkuat SDM operasional program KB
d. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui
pelayanan KB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI