pengeringan di bawah kain berwarna gelap dan sinar matahari. Tujuan dari pengeringan ini adalah melindungi daun dari kerusakan paparan matahari secara
langsung. Selain itu, kain berwana gelap menjadikan proses pemanasan berlangsung konstan karena kain berwarna gelap akan menyerap panas dan juga
melindungi daun terpapar kotoran di udara. Pengeringan dilanjutkan menggunakan oven pada suhu 50° C selama 24 jam. Setelah kering daun dibuat
serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 supaya kandungan fitokimia yang terkandung dalam daun M. tanarius lebih mudah terekstrak karena luas
permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar.
4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius
Berdasarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia 1989, penetapan kadar air secara sederhana menggunakan
alat moisture balance. Sebanyak 5 g serbuk daun M. tanarius dimasukkan ke dalam alat moisture balance, kemudian diratakan. Serbuk ditimbang dihitung
sebagai bobot sebelum pemanasan. Serbuk dipanaskan pada suhu 110 C selama
15 menit. Kemudian serbuk ditimbang ulang dihitung sebagai bobot sesudah pemanasan. Selisih bobot sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan merupakan
kadar air dari sampel yang diteliti.
5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius
Sebanyak 10 g serbuk kering daun M. tanarius diekstraksi secara maserasi dengan melarutkan serbuk dalam 100 ml pelarut metanol 50 pada suhu
kamar selama 3x24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Tujuan dilarutkan dalam pelarut metanol agar senyawa kimia yang terkandung dalam daun M. tanarius
dapat larut dalam pelarut. Setelah dilakukan perendaman, hasil maserasi disaring menggunakan corong Buchner dilapisi kertas saring. Larutan hasil saringan
dipindahkan dalam labu alas bulat untuk dievaporasi. Tujuan proses evaporasi adalah menguapkan cairan penyari pada proses maserasi. Prinsip alat vaccum
evaporator adalah menguapkan pelarut dengan suhu rendah dan berputar dan
menggunakan tekanan tinggi untuk membantu proses penguapan. Hasil evaporasi dituangkan dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar
mempermudah perhitungan randemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan porselen yang berisi larutan hasil maserasi dimasukkan dalam oven untuk
diuapkan selama 24 jam dengan suhu 50° C untuk mendapatkan ekstrak metanol- air daun M. tanarius yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap.
Menghitung rata-rata rendemen enam replikasi ekstrak metanol-air daun M. tanarius
kental yang telah dibuat. Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental
– berat cawan kosong
Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 63 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 3,77 g
ekstrak kental. Pada pembuatan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 237,51 g ekstrak kental, dengan rendemen 23,75.
6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak
Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta
dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak
per cawannya, yaitu 1,92 g dalam labu ukur terkecil dengan pelarut yang sesuai CMC Na 1. Labu ukur terkecil yang tersedia adalah labu ukur 5 ml sehingga
konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 0,384 gml atau 384 mgml atau 38,4 bv Kurniawati, dkk., 2011.
7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius